Bincang-Bincang dengan Talenta di Belakang Game Celestian Tales: The Old North

Di artikel kali ini TRL berbincang dengan salah satu co-founder Ekuator Games, pengembang game Celestian Tales: The Old North. Seperti apa cerita pengembang game asal Bandung ini, mari kita simak.

Jujur saja, perspektif gamer akan industri game mulai berubah seiring berjalannya waktu. Dahulu, videogame bukanlah sebuah hal yang mudah tersentuh. Anda bermimpi jadi developer game, Anda harus siap untuk melewati jalan panjang yang penuh halangan. Ada banyak hal yang harus disiapkan.

Menjadi developer game bukan hanya membutuhkan kesungguhan dan motivasi, tim developer juga harus mempersiapkan modal infrastuktur yang tidak sedikit: programer, desainer concept-art, tim 3D artist, writer hingga menentukan engine apa yang digunakan adalah sedikit hal yang harus mereka pikirkan.

Dalam beberapa tahun ini, attitude gamer kian berubah dewasa. Game yang patut diapresiasi bukanlah game yang hanya memiliki grafis terbaik atau menghadirkan momen-momen sinematik. Game yang baik adalah game yang membiarkan pemainnya ‘bermain’.

Jika Anda hanya menginginkan momen sinematik, nonton film di teater atau Blu-ray player adalah alternatif terbaik yang lebih murah. Munculnya gamegame independen seperti Minecraft, Hotline Miami dan Terraria membuktikan bahwa game yang menyenangkan adalah permainan yang menantang player secara intelektual.

Tetapi hal di atas tidak mungkin terjadi jika di enam tujuh tahun lalu. Satu hal yang memudahkan developer indie dalam meracik game mereka adalah tersedianya SDK-SDK dan engine-engine open-source yang ada saat ini. Dekade ini mengingatkan kita akan awal tahun 90-an, dimana game dapat dibuat oleh tim yang hanya berisi dua tiga orang. Masalah pengumpulan dana dan modal juga semakin mudah berkat metode crowdfunding paling dicintai di planet Bumi: Kickstarter. Itu mengapa Kickstarter sangat erat terikat pada proses pengembangan game independen.

Beberapa saat lalu saya berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan salah satu co-founder developer game asal Bandung, Ekuator Games. Ekuator Games – dipimpin oleh seorang sarjana Biologi asal ITB yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-23, Cipto Adiguno – sedang mengembangkan game perdana mereka, Celestian Tales: The Old North.

TRL: Saya akan memulai bincang-bincang ini dengan pertanyaan paling umum dari rekan sesama gamer: apa saja sih game favorit Anda?

CA: Game favorit saya.. macem-macem banget sih, dari casual sampe yang serius. Kalau casual, saya suka Triple Town dan Cytus, dua-duanya saya main di Android. Game modern yang cukup serius, saya suka Mass Effect, XCOM: Enemy Unknown, sama Dota 2. Tapi kalo all-time favorite masih Chrono Trigger sama Suikoden 2. Mereka inspirasional banget, khususnya Luca Blight. Seumur hidup saya sepertinya tak bakal lupa bahwa di dunia ini ada antagonis kaya dia.

TRL: Bisakah diperkenalkan anggota tim Ekuator Games satu-per-satu… dan apa saja peran mereka?

CA: Tugas saya sendiri itu menyatukan semua orang jadi satu tim. Kadang antara satu anggota dan yang lain, karena berpikir melalui spesialisasi atau pengalaman masing-masing, sulit mencapai persetujuan. Jadi perlu seseorang untuk menengahi supaya dicapai keputusan akhir.

Wisnu Arbani tugasnya adalah menentukan arah cerita, kepribadian setiap karakter baik yang utama maupun NPC, dan feeling keseluruhan dari Celestian Tales: Old North. Kemudian Denny Eka Saputro bertanggung jawab dalam programming, fokus ke combat system, termasuk aplikasi perhitungan ini-itu. Sama seperti Denny, Ray Suryadipta, dia juga mengurusi programming, tapi fokus ke eksplorasi, quest, dialog, dan hal-hal di luar combat system.

Kami juga punya tim artist sendiri: Nathalia Noor mengerjakan animasi karakter baik di dalam ataupun di luar combat, dan mengarahkan artist-artist lain dalam mengerjakan asset in-game. Terus Rama Indra bertanggung jawab menggarap segala concept-art dan line art untuk karakter, background, asset, serta graphic novel. Last but not least, Yustina Intan Wulandari memiliki tugas untuk mewarnai semua concept art dengan metode watercolor dan digital.

TRL: Apa semua tim Ekuator Games itu gamer tulen yang menghabiskan ratusan jam per minggu untuk main game?

CA: Tidak, itu cuma saya, tapi semua orang di Ekuator Games dari dulu sampai sekarang hobi main game. Walau kesukaan masing-masing berbeda, tapi kita semua pernah merasakan masa keemasan RPG di jaman SNES dan PlayStation. Sebetulnya merupakan impian masa kecil bahwa akhirnya kita sendiri bisa membuat suatu game yang sangat kita cintai.

TRL: Untuk membuat game, apa yang harus pertama kali ditentukan dan kerjakan? Bisa diceritakan bagaimana saja prosesnya dan engine apa yang Anda gunakan?

CA: Sebetulnya semuanya saling berhubungan. Ekuator Games ingin fokus pada game dengan cerita yang berkualitas. Jadi pertama-tama kami menentukan dulu ceritanya, kemudian mencari genre yang bisa menyalurkan cerita tersebut dengan baik. Konsep besarnya lalu dibangun dari dasar tersebut. Gameplay dan fitur detailnya sendiri masih merupakan langkah yang agak jauh ke depan, setelah konsep dasarnya betul-betul disetujui bersama.

Dari konsep besar yang sudah dibangun itulah, baru ditentukan menggunakan engine apa dan bagaimana pipeline pembuatannya. Untuk Celestian Tales: Old North, kami menggunakan Unity karena mudah dijalankan di berbagai platform, mulai dari PC, Mac, Linux, hingga mobile dan console seperti Wii U.

Secara sederhana, programmer akan membangun framework dasar terlebih dahulu seperti cara dan fungsi dialog, jalan dan lari, combat dan lain-lain, di sebuah ‘ruang kosong’. Sementara itu para artist membuat in-game asset. Ketika asset selesai dibuat, mereka dimasukkan ke dalam framework yang sudah dibuat sehingga terlihat bentuknya. Pada kenyataannya sih, tidak sesederhana itu dan cukup sulit dijelaskan dengan tulisan.

Klik next untuk membaca lanjutan wawancara. 

TRL: Pernahkan sebelumnya Ekuator Games – atau salah satu anggota tim EG – menciptakan game?

CA: Ekuator Games sendiri belum pernah memproduksi game apapun – The Old North adalah game perdana kami. Walau demikian, anggota-anggota tim kami sudah berpengalaman dan ikut serta dalam pembuatan permainan dalam berbagai bentuk, baik game fisik maupun digital.

Anggota-anggota tim kami sudah berpengalaman membuat berbagai jenis game, baik untuk web maupun Android dan iOS. Kami merasa siap untuk melangkah lebih lanjut, yaitu membuat jenis game yang kami cintai. Semua anggota tim ini awalnya masuk dunia game development untuk merealisasikan impian tersebut, bukan membuat game casual atau advertising dari klien. Saya tidak bilang bahwa bikin game seperti itu salah lho… membuat game ya tetap membuat game, tapi hal itu bukanlah cita-cita kami.

TRL: Apa pendapat Anda sendiri tentang metode crowdfunding dan mengapa memutuskan untuk berkampanye via Kickstarter?

CA: Menurut saya pribadi, crowdfunding memungkinkan para game developer membuat karya yang kualitasnya dipertanggungjawabkan langsung kepada pemain. Lebih free market mungkin, bisa dibilang. Saya rasa publisher besar tidak usah khawatir – masih banyak orang yang akan bayar demi game yang kualitasnya biasa saja tapi dibawakan oleh perusahaan besar.

Kickstarter intinya adalah meminta dukungan orang untuk merealisasikan ide kita. Tapi tidak bisa cuma ide aja, ide sebagus apapun tidak ada harganya kalau tak ditunjukkan. Sebelum menjalankan Kickstarter, kami membuat concept-art dan prototype dulu supaya setidaknya terlihat bentuk yang mau kami pamerkan.

TRL: Bolehkan saya tahu apa visi Ekuator Games sendiri? Kemudian apa target jangka panjang tim developer yang Anda pimpin?

CA: Ekuator Games bercita-cita membawakan game-game yang bukan hanya menyenangkan untuk dimainkan, tapi memiliki kepribadian tersendiri dalam ceritanya. Kami ingin setelah memainkan game kami, pemain mendapat suatu pengalaman yang lebih. Tipe-tipe cerita anak SMP/SMA menyelamatkan dunia begitu tidak ada deh di game-game Ekuator.

Development cycle kami sepanjang satu setengah tahun. Kalau Celestian Tales: Old North sukses, kami akan membuat game berskala lebih kecil selama setengah tahun (sambil mengumpulkan dana dari penjualan), kemudian membuatnya lagi selama setahun.

Di Ekuator kami percaya bahwa supaya bisa membuat game yang bagus, setiap orang yang ikut membuatnya harus mencintai game buatan mereka itu sendiri. Jadi dalam menentukan game apa yang berikutnya akan dibuat, secara berkala setiap orang akan mengajukan game impian mereka. Pada awal development cycle yang baru, kami akan mendiskusikannya bersama untuk menentukan mana yang dipilih. Dalam hal ini semua orang setara – punya satu suara untuk ikut memilih game yang mereka anggap paling layak dibuat.

TRL: Ini dia pertanyaan yang tidak kalah penting, rencananya Celestian Tales: The Old North akan dirilis di platform mana saja?

CA: Saat ini baru dipastikan untuk dirilis di PC/Mac dan Linux, tapi apabila ada dana lebih, banyak yang meminta game ini dimunculkan di console modern. Main game RPG zaman dulu memang layaknya menggunakan joypad sambil melihat ke TV, agar lebih terasa old-school. Kami sedang menghubungi Sony dan Nintendo mengenai kemungkinan ini.

TRL: Terakhir nih, adakah tips-tips dan masukan-masukan untuk pembaca yang juga ingin berpartisipasi dalam industri game atau membuat game mereka sendiri?

CA: Untuk siapapun yang berminat membuat game, sebaiknya pahami ini dulu: game development itu pekerjaan serius. Dulu mungkin kita berangan-angan bahwa membuat game itu asik, bisa main terus setiap hari. Ini salah total. Seperti halnya semua usaha lain, dalam membuat game akan ada banyak hambatan, halangan, dan hari-hari penuh tekanan. Tapi kalau memang passion Anda di sini, semuanya bisa jadi menyenangkan.

Berhubung saya sendiri bukan programmer atau artist, saya kurang bisa memberi tips di bidang-bidang itu. Menurut saya yang paling penting kalau mau memulai serius adalah membangun tim yang baik dengan visi yang sama. Ini memang tidak mudah, tapi penting. Tim ini akan saling mendorong, saling memacu satu sama lain. Walau mau solo career pun, tapi tetap perlu orang lain – mungkin tidak perlu anggota tim – untuk ikut mendukung dan mendorong. Akan ada saat-saat di mana kita stuck, tidak yakin ini-itu, atau mau menyerah. Untuk mengatasinya perlu adanya orang lain ini.

TRL: Baiklah, terimakasih banyak mas Cipto Adiguno. Oh ya, selamat ulang tahun!

Catatan:

Saat tulisan ini dipublikasikan, masa kampanye penggalangan dana Celestian Tales: The Old North di Kickstarter telah berakhir. Sayangnya game ini tidak berhasil memenuhi target pengumpulan dana di Kickstarter setelah tengat waktu yang ditentukan. 

Situs resmi Celestian Tales: http://ekuatorgames.com/oldnorth. Foto koleksi pribadi Cipto Adiguno, screenshot game dari situs resmi.

1 thought on “Bincang-Bincang dengan Talenta di Belakang Game Celestian Tales: The Old North

Leave a Reply

Your email address will not be published.