Masih dari liputan acara #XL4GReady yang diselenggarakan di Bali beberapa hari yang lalu. Setelah sebelumnya TRL menuliskan tentang pengalaman menjajal jaringan 4G LTE (Long Term Evolution) dari XL yang sedang dalam tahap uji di Bali, maka tulisan kali ini akan membahas salah satu diskusi yang dilakukan pada hari kedua.
Dalam diskusi santai sebelum santap siang hari selasa tanggal 24 September di Bali kemarin ini dihadiri oleh beberapa perwakilan, baik dari sisi industri, XL sendiri, praktisi serta perwakilan dari pabrikan perangkat. Diskusi membahas seputar kesiapan XL untuk menggelar layanan 4G, bagaimana kondisi di lapangan apakah konsumen sudah siap untuk jaringan generasi selanjutnya ini serta beberapa hal terkait lain.
Diskusi ini dihadiri oleh Rachmadi Mulyo – GM BSS Development information dari XL, Johar Alam, dari IDC, Heru Sutadi – Pemerhati ICT, serta Andreas Djiwandono dari Samsung.
Sebelum acara diskusi sempat pula didemokan penggunaan sehari-hari dari jaringan cepat dengan perangkat yang mendukung. Demo ini dilakukan oleh Sony, unjuk kebolehan kecepatan ini dimulai dari memutar streaming video tanpa kendala, share ke social media yang cepat, serta demo streaming lagu. Saya sendiri sempat melakukan uji kecepatan 4G LTE dari XL menggunakan speedtest yang hasilnya bisa dilihat di gambar bagian bawah.
Sebelum demo sebenarnya ada presentasi dari Rachmadi Mulyo – XL yang memaparkan seperti apa kondisi koneksi yang ada sekarang serta apa yang bisa didapatan dengan layanan 4G. Seperti yang sudah beberapa kali disebutkan, selain streaming, koneksi ini menjadikan pengguna bisa terkoneksi terus menerus dengan kecepatan tinggi. Sejalan dengan pertumbuhan internet, kini pengguna di Indonesia telah fasih untuk menjadikan internet sebagai sarana meningkatkan perekonomian. Belum lagi perangkat yang dihadirkan para pabrikan juga telah banyak yang mendukung jaringan ini.
Presentasi juga memasukkan beberapa informasi tentang kesiapan dari XL untuk menghadirkan layanan 4G LTE. Termasuk dari sini pengembangan bisnis secara vertikal di XL sendiri.
Masuk ke acara diskusi, Johar Alam dalam presentasinya menjelaskan tentang perkembangan pengguna internet serta aksesnya di Indonesia. Pertumbuhan yang sangat cepat menjadikan Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang dari sisi yang berkaitan dengan teknologi. Dalam kesimpulan dari presentasinya, Johar mengilustrasikan bahwa dengan penetrasi internet yang baru sekitar 22%, Indonesia yang GDP-nya beradar di posisi 5 di Asia, telah menjadi pengguna media sosial yang termasuk terbesar di dunia. Dengan kondisi ini, Indonesia akan semakin berkembang di kemudian hari.
Dari presentasi ini, tentunya bisa dihubungkan dengan kondisi jika kecepatan internet kita lebih cepat, dimana akan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, termasuk oleh pengusaha lokal – startup di Indonesia. Hal ini juga sempat disebutkan dalam diskusi hari sebelumnya dimana perwakilan XL pun menyebutkan bahwa jika penerapan 4G ini telah dilaksanakan maka tidak menutup kemungkinan jika XL akan memberikan dukungan yang lebih untuk para startup. Saat ini XL pun telah memiliki divisi khusus untuk mendukung para pengembang aplikasi lokal.
Dukungan atas para perusahaan atau pengembang lokal juga senada dikatakan Samsung. Mereka kini telah memiliki sarana Riset and Development di Indonesia yang memiliki program untuk mengembangkan teknologi bersama dengan putra lokal. Misalnya menggelar acara ke kampus, mempersiapkan ekosistem yang selain buat Samsung tetapi juga buat konten lokal, serta mendukung pengembangan aplikasi bagi pasar lokal, termasuk juga untuk cloud-nya.
Dari dua bahasan di atas tentunya sudah bisa terlihat apa yang bisa didapatkan atau dikembangkan dari adanya jaringan internet yang cepat alias 4G LTE jika nantinya diresmikan dan tersedia untuk publik.
Selain optimasi dari penggunaan dan akses akan aplikasi, kaitannya dengan streaming juga menjadi sorotoan. Dalam diskusi mencuat sebuah kesimpulan bahwa streaming akan memiliki peran penting di Indonesia. Maka koneksi yang cepat akan mendukung hal ini.
Pengamat ICT Heru Sutadi, dalam diskusi kemarin kemudian menyoroti tentang kesiapan dari masyarakat Indonesia sendiri akan ketersediaan 4G LTE. Ia berpendapat bahwa secara keseluruhan belum siap tetapi pada masa depan akan menuju ke sana. Beliau menambahkan bahwa tren penggunaan akses internet cepat akan beranjak dari konsumen yang ada diperkotaan lalu ke desa, perkembangannya hampir mirip dengan akses internet yang lain atau kondisi yang ada sekarang. Misalnya askes media sosial yang tren di perkotaan kemudian ke area rural.
Selain itu Heru juga menyoroti tentang spesifikasi dan standarisasi yang nanti harus disiapkan jika 4G LTE ini diterapkan, kemudahan seperti ketika berpindah negara serta tidak menyulitkan karena berbeda untuk internasional dan lokal, harus diperhatikan.
Hampir senada dengan Heru Sutadi, Andreas dari Samsung justru menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia kini bukan hanya sudah siap tetapi sudah dalam tahap menuntut untuk akses internet yang lebih cepat alias yang 4G serta diperluas dukungan jaringannya. Dari sisi perangkat, Samsung sendiri telah menyediakan berbagai perangkat yang mendukung 4G.
Samsung juga menambahkan bahwa pengembangan aplikasi yang dilakukan juga sudah memaksimalkan LTE. Dari sisi peluang bisnis di industri, salah satu yang juga akan menjadi tren adalah tentang big data.
Dalam diskusi juga membahas tentang kesenjangan yang ada di penetrasi internet kita. Seperti yang kita tau bahwa jaringan yang maksimal kini masih ada di perkotaaan sedangkan di area lain masih kurang maksimal. Hal ini tentunya terkait dengan regulasi yang mengatur gelombang yang bisa digunakan untuk layanan operator. Rachmadi dari XL berharap para perkembangannya akan ada gelombang yang ada dari televisi – 700 MHz yang bisa di-share untuk menyiasati hal ini.
Saya sendiri secara garis besar mendukung adanya akses internet cepat, meskti tentunya harus sesuai dengan ketentuan yang diatur pemerintah, yang memang saat ini penyelenggaraan 4G masih menunggu kebijakan pemerintah. Satu hal yang menjadi acuan saya adalah industri ICT lokal. Dengan adanya akses internet cepat maka pasar penggunaan aplikasi lokal tentunya akan juga bertumbuh. Layanan streaming bisa jadi akan bertumbuh lagi diikuti oleh layanan terkait internet lain.
Ada beberapa pemaksimalan dari jaringan cepat yang saya bayangnya, salah satunya adalan edukasi online. Dimana jika jaringan cepat sudah tersedia makan proses belajar mengajar dengan video call, serta kelas virtual akan bisa dimaksimalkan. Industri musik digital juga tentunya bisa memanfaatkan akses internet cepat untuk menjadi peluang.
Namun masalah kesenjangan memang menjadi hal yang penting. Indonesia adalah pangsa pasar yang besar namun kesenjangan akses antara urban dan rural juga masih terlihat jelas kejomplangannya. Jika pemerataan akses internet bisa lebih baik tentunya peluang untuk peningkatan ekonomi bisa lebih ditingkatkan.
Saat ini memang kita masih terus menunggu regulasi akan generasi paling anyar untuk jaringan ini. Dari sisi XL sendiri, tadi siang kita baru mendapatkan informasi bahwa mereka telah masuk dalam persetujuan untuk membeli Axis yang juga akan berdampak para penyediaan layanan 4G LTE nantinya jika disetujui oleh pemerintah.
Operator lokal kini berbenah untuk menyiapkan layanan LTE yang menghadirkan akses internet lebih cepat. Semoga saja jika sudah diterapkan, konsumen tidak dilupakan dan tetap menjadi acuan penting dalam memberikan layanan.
Informasi untuk layanan 4G LTE dari XL bisa dilihat tautan ini. Uji yang dilakukan XL di Bali untuk 4G LTE ini dilakukan di di frekuensi 2.100 MHz dan 1.800 Mhz yang telah mendapat izin dari pemerintah. Berikut beberapa foto yang diambil dari acara hari kedua gelaran uji coba #XL4GReady.
1 thought on “Dari Diskusi #XL4GReady di Bali, Membahas Bagaimana Penerapan 4G LTE dari XL”