Meskipun menurut Jana BlackBerry masih populer di Indonesia, namun secara keseluruhan kondisi bisnis BlackBerry justru tak kunjung membaik. Sepanjang tahun 2013 ini sedikit sekali ditemukan berita positif tentang BlackBerry, rumor penjualan perusahaan dan kerugian lebih banyak menghiasai perjalanan BlackBerry.

Saat gencar diisukan akan dijual, Fairfax menjadi perusahaan pertama yang muncul ke permukaan dengan tawaran sebesar $4.5 miliar. Namun entah karena sebab apa tawaran tersebut akhirnya batal dan malah hanya melahirkan kesepakatan surat utang yang membuat BlackBerry mendapat kucuran dana sebesar $1 miliar dari Fairfax.

Kucuran dana sebesar itu merupakan angin segar untuk BlackBerry, seharusnya, tapi Pierre Ferragu, seorang analis Bernstein kepada StreetInsider mengatakan bahwa BlackBerry sudah menghabiskan $800 juta atau 80% dari $1 miliar kucuran dana yang diberikan oleh Fairfax.

Mengejutkan, sayangnya tidak ada rincian apa saja yang dilakukan oleh BlackBerry sehingga menghabiskan dana sebesar itu ‘tanpa ada’ hasil sama sekali. Paling tidak dari kaca mata konsumen, belum ada terobosan hebat yang dirilis oleh BlackBerry. Rumor paling santer yang terdengar berupa kemunculan BlackBerry Z50 yang masih belum pasti kebenarannya. Disebutkan bahwa smartphone terbaru BlackBerry ini akan mengusung layar 1080 x 1920 piksel, jika benar ini jelas jadi terobosan paling mutakhir, apalagi kabarnya Z50 akan mengantongi prosesor quad core, jika benar maka ini akan jadi smartphone quad core pertama milik BlackBerry. Dua komponen ini saja bisa jadi modal berharga bagi BlackBerry guna bersaing dengan Android dan iOS.

Sajian beraroma negatif tentang BlackBerry boleh saja benar adanya, tetapi perusahaan asal Kanada ini masih punya nilai sebesar $6 hingga $13 miliar. Fakta ini menjadi satu-satunya pengobat lara bagi BlackBerry, sebab dengan nilai perusahaan sebesar itu mereka masih jauh dari bangkrut, tapi mau sampai kapan? Jika tak segera berbenah, bukan tak mungkin $13 miliar perlahan akan mengerucut dan habis.

Sumber berita Phonearena. Sumber gambar header BlackBerry via Shutterstock.