Raksasa elektronik seperti LG dan Samsung telah memamerkan lampu pintar mereka masing-masing. Tapi jujur saja, istilah ‘pintar’ masih terasa berlebihan. Memang mereka bisa dikustomisasi, namun di era moden ini, seharusnya smart lamp memiliki kemampuan yang lebih canggih. Dan Luma akan menunjukkan kita seperti apa lampu pintar yang sesungguhnya.
Dibuat oleh dua orang talenta asal Utah bernama Wesley LaPorte dan Dan Barnes, Luma diklaim sebagai lampu pintar abad ke-21. Perangkat ini bisa dibilang merupakan sistem lampu pintar sejati karena memungkinkan Anda memanfaatkan Luma untuk berbagai kegunaan. Lampu ini memiliki tiga buah fungsi utama dalam kategori berbeda: sumber cahaya, output suara, serta penyedia tenaga.
Info menarik: Philips Kembangkan ‘Bohlam Pintar’ Untuk Bantu Proses Belanja
Dengan begitu lampu pintar ini bisa dimanfaatkan bukan hanya sebagai penerang, tapi juga untuk mendengarkan musik, mengisi ulang smartphone, melakukan panggilan telepon hingga menciptakan mood yang tepat dalam momen tertentu – seperti saat ingin tidur ataupun menghabiskan waktu dengan pasangan.
Dengan menggunakan smartphone, pengguna bisa mengaktifkan Luma dari jauh, menggunakannya sebagai speaker Bluetooth, memilih satu dari 16 juta warna sebagai penerang, memanfaatkannya sebagai alarm hingga fungsi notifikasi smartphone.
Menurut sang pengembang, membeli seluruh perangkat ini akan menghabiskan lebih dari US$ 300, bahkan rata-rata dock smartphone disajikan seharga US$ 100. Luma ditawarkan dengan harga yang jauh lebih rendah.
Primadona utama pada device ini adalah sistem pencahayaannya. Seperti yang sedikit dibahas sebelumnya, Luma menyajikan 16 juta warna yang ditenagai teknologi LED (light-emitting diode).
Cahaya yang dihasilkan lampu pintar ini cukup cerah, dengan 800 Lumen. Luma 20 kali lebih sedikit mengkonsumsi listrik dibandingkan lampu sejenis dan dapat bertahan selama 40.000 jam, atau sekitar 20 tahun lebih dalam penggunaan standar.
Dengan konektivitas Bluetooth, Anda bisa mengontrol warna menggunakan smartphone. Warna putih standar setara dengan bohlam incandescent 60 watt – Luma hanya menggunakan 6 Watt. Bukan hanya memilih warna dan mood, Anda juga dapat meredupkan cahaya sesuai keinginan. Tanpa smartphone, Anda bisa menonaktifkannya dengan menyentuh bagian kayu di bawah.
Info menarik: Twitter Resmi Umumkan Tampilan Baru Profil Pengguna untuk Versi Web
Fitur suara yang dimilikinya juga tidak kalah canggih. Luma memiliki port audio standar berukuran 3,5 milimeter, berfrekuensi 130 Hz hingga 20 kHz, tingkat suara 86dBC. Jika menginginkan output suara surround, Anda bisa memasangkan dua buah Luma.
Mengkombinasikan fungsi cahaya dan suara, Luma memiliki Music Mode. Saat diaktifkan, cahaya lampu akan berdansa mengikuti musik dan berubah sesuai ritme lagu. Dengan menggunakan aplikasinya, Anda bisa memanfaatkan beberapa unit Luma sekaligus.
Fungsi notifikasi hampir sama dengan apa yang dimiliki smart bulb lain. Namun bukan hanya cahaya, Luma akan mengingatkan Anda dengan bunyi jika ada email masuk di Gmail, notifikasi di Facebook, Instagram dan lain-lain. Fitur ini tidak terlalu berbeda dari fungsi Alarm yang Luma miliki.
Bohlam pintar juga seharusnya mengetahui keberadaan sang pemilik. Dengan mode Proximity, lampu akan menyala secara otomatis jika Anda masuk ke ruangan, dan mati jika pengguna meninggalkannya. Aplikasi Luma tersedia baik untuk smartphone dengan platform iOS maupun Android.
Saat ini Luma dikembangkan lewat layanan crowdfunding Kickstarter dan Luma ditawarkan dengan dua buah ukuran (10,25 dan 18,5-inci dengan diameter 4,75-inci) dan dua model penutup: desain melengkung atau silinder. Untuk mendapatkan lampu pintar serba guna ini Anda cukup mendukung program pendanaan dengan mengeluarkan dana mulai dari US$ 79.
1 thought on “Luma, Seperti Inilah Seharusnya Lampu Pintar Dibuat”