Penjualan PS3, PS4 dan Vita Melewati 100 Juta Unit, Sony Akan Terapkan Program Early Access

Bahkan jika dijumlahkan, penjualan PlayStation 3 ditambah Vita masih jauh dari rekor yang pernah dicetak oleh PlayStation 2. Tapi berkat larisnya PlayStation 4, Sony optimis dengan masa depan home console next-gen itu. Mereka merilis sebuah video promosi yang menginformasikan bahwa PS3, PS4 dan Vita hingga kini telah terjual lebih dari 100 juta unit.

Menariknya, video tersebut tidak ditujukan untuk end-user, tapi lebih diarahkan ke para produsen dan perusahaan manufaktur periferal third-party. Dengan data dan angka, Sony memperlihatkan bagaimana PlayStation memiliki ekosistem yang sehat, dan membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan lain untuk berpartisipasi di dalamnya.

Berdasarkan data terakhir di bulan November 2013, PlayStation 3 telah laku 80 juta unit. Angka tersebut memang terlihat banyak, tapi nyatanya dalam jangka waktu tujuh tahun, ia masih belum bisa mengalahkan PlayStation 2 yang terjual lebih dari 155 juta unit (bahkan peningkatan user Steam jauh lebih cepat dan signifikan dibanding penjualan PS3). Sony berharap bahwa dengan momentum yang baik di awal kelahiran PS4, console next-gen ini mempu mewariskan kesuksesan pendahulunya itu.

 

Info menarik: Luncurkan Unity for PlayStation Mobile, Sony Perluas Dukungannya ke Developer Game di Indonesia

 

Lalu apa maksudnya saya membandingkan penjualan PlayStation dengan layanan distribusi digital dari Valve tersebut? Kita tahu Valve merupakan kekuatan yang paling berpengaruh di industri gaming. Mereka mampu menginspirasi baik gamer maupun sesama pelaku industri, dan Sony rencananya akan mengadopsi salah satu terobosan yang Valve pernah perkenalkan.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan vice presiden Sony Computer Entertainment America, Adam Boyes, bersama Gamasutra, Sony kini sedang berupaya agar developer berkenan merilis versi ‘in-progress‘ permainan mereka – seperti yang ditawarkan oleh Steam Early Access. Dengan begini, bukan hanya gamer yang bisa berpartisipasi dalam pengembangannya, tapi developer juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan respon langsung dari mereka.

Bowes mengomentari, “Hal ini telah kami perbincangkan cukup mendalam secara internal. Kami bertanya, batasan apa yang menandakan bahwa pengembangan game telah rampung? Di satu sisi, kami berupaya menjelaskan hal tersebut pada para konsumen. Kami tidak mau mereka membeli akses karena mengharapkan produk jadi, tapi malah mendapatkan pengalaman yang buruk.”

 

Info menarik: Sony Tidak Menganggap Steam Machines Sebagai Ancaman dalam Waktu Dekat

 

Pada saat yang bersamaan, Sony juga ingin membantu developer dalam melaksanakan proses pengembangan game dengan menyediakan medium dan target market yang potensial. Beberapa bulan lalu Sony juga sudah berkomitmen untuk mendukung studio-studio independen melalui berbagai program hasil kolaborasinya dengan berbagai perusahaan third-party.

Penyajian early access sendiri sudah ada jauh sebelum Valve menawarkannya via Steam. Beberapa permainan pertama yang mengadopsi metode ini adalah Minecraft dan Mount & Blade. Namun developer akhirnya memilih Steamworks karena ekosistem yang sehat, keleluasaan, dukungan jutaan pemain, dan distribusi yang mudah.

Jika Sony kurang lebih mampu menawarkan apa yang Valve berhasil berikan dalam Steam Early Access, tidak menutup kemungkinan bagi PlayStation untuk menjadi platform subur tempat berkembangnya developer-developer indie. Dan siapa tahu, akhirnya Valve mendapatkan perlawanan yang berarti…

Via GameSpot. Gambar header: PlayStation.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published.