Telkom Segera Realisasikan Bangun 20 Digital Valley di Indonesia

Setelah memiliki dua digital valley di Bandung dan Yogyakarta, Telkom berencana untuk menggelar hal yang serupa di berbagai kota di Indonesia. Rencananya, Telkom akan membangun 20 digital valley guna mempercepat pertumbuhan industri ekonomi kreatif berbasis IT.

Digital valley sendiri adalah sebuah  co-working space dan inkubator untuk startup teknologi yang dibesut oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jakarta sebagai ibukota Indonesia dikabarkan akan segera menjadi kota selanjutnya tempat digital valley didirikan. Dengan luas kurang lebih 1.200 meter persegi,Detik memberitakan sekiranya akan ada sekitar 20 startup yang siap ditampung oleh Telkom.

“Kami sudah memiliki digital valley di dua kota. Kita akan jadikan kehadirandigital valley yang didukung Telkom itu hadir di 20 kota tahun ini,” papar Chief Innovation & Strategy Officer Telkom Group Indra Utoyo seperti yang dikutip dari Detik.

Tidak hanya fokus di pulau Jawa, Telkom turut berencana mendirikan digital valley di kota Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Batam, Balikpapan, Makassar, dan Bali. Kemudian akan kembali disusul oleh Semarang, Solo, Malang, dan Surabaya.

Pemerataan industri kreatif di Indonesia sangatlah penting. Selain membuka lapangan-lapangan pekerjaan baru, digital valley di kota-kota besar tentu saja memberikan kesempatan komunitas untuk melakukan networking sehingga memperkaya insight para sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya seperti yang dijalankan oleh Jogja Digital Valley.

Jogja Digital Valley yang berdiri pada Agustus 2013 menempati area seluas 1.200 meter persegi yang menampung 10 startup. Di Bandung, ada Bandung Digital Valley yang didirikan pada Desember 2011 silam dan menampung sekitar 20 startup.

Startup binaan Telkom di digital valley akan melalui beberapa tahap sepertitalent scouting yang akan merangsang kreativitas dan perumusan konsep monetisasi. Berikutnya ada tahapan creative center yang melingkupi seputar proses validasi dari produk, pelanggan, dan model bisnis yang akan dijalankan.

Tahap terakhir merupakan creative capital yang akan menilai validasi modal dan value sebuah startup. Indra Sutoyo turut menambahkan, pihaknya mengklim telah menyiapkan dana sebesar Rp 90 miliar demi membangun ekosistem di digital valley binaan mereka. Angka ini meningkat dari sebelumnya yang sekitar Rp 60 miliar.

Ibarat menaruh tambang emas di banyak wilayah, 20 digital valley yang ditargetkan akan dibangun oleh Telkom pada tahun ini jelas merupakan sumber pendapatan Telkom yang tak bisa dipandang sebelah mata. Selain harapannya memajukan insan startup lokal dengan berbagai dukungan yang ditawarkan, potensi mendulang uang yang melimpah ruah jelas terbuka lebar.

Contoh singkatnya, jika startup binaan Telkom berhasil exit (IPO atau diakuisisi oleh perusahaan lain) Telkom jelas akan menerima untung yang besar dari hal tersebut. Karena pihak Telkom sendiri konon menguasai sekitar 10% saham dari startup yang mereka kembangkan. Anggaran tersebut dialirkan secara bertahap setiap tahunnya dengan nilai Rp 250 juta hingga Rp 5 miliar. Masih menurut Detik, Telkom saat ini telah mengalirkan dana ke 12 startup dengan total sekitar $156 ribu selama masa inkubasi.

Sebelumnya Telkom juga diberitakan berinvestasi di startup-startup asal Silicon Valley melalui Fenox Fund demi merealisasikan industri ekonomi kreatif Indonesia dengan pola pikir Silicon Valley.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.