Awalnya dimulai sebagai proyek militer, para inventor akhirnya berhasil mengaplikasikan teknologi drone ke bidang yang lebih ‘produktif’. Kini semua produsen mencoba menyuguhkan kecanggihan dan fitur, tapi dibungkus di harga murah agar dapat diadopsi oleh lebih banyak khalayak. Namun apapun jenisnya, musuh mereka tetaplah sama: gravitasi.
Berpengalaman dalam menciptakan mainan-mainan terbang saat ia bekerja untuk Spinmaster, desainer Bret Gould mendapatkan sebuah ide radikal di pertengahan tahun lalu. Untuk sebuah perangkat canggih, Gould mengusung bentuk mainan terbang paling sederhana, yaitu pesawat kertas. Bersama timnya, ia akhirnya berhasil merampungkan proyek Carbon Flyer.
Memanfaatkan desain pesawat lipat dari kertas, Carbon Flyer bisa dibilang merupakan personal drone pertama dengan tubuh dari serat karbon. Bahan ini memungkinkan drone mampu menahan segala macam benturan yang cepat atau lambat akan dihadapi oleh sebuah objek terbang. Kemudian bentuk sayap delta a la pesawat kertas juga ternyata memberikan keunggulan tersendiri.
Info menarik: Berbagai Artikel tentang drone di Trenologi
Melalui tenaga dari sepasang baling-baling, Carbon Flyer mampu melesat cepat tetapi mudah dikendalikan. Semua komponen yang ada di sana disajikan secara modular serta tahan benturan. Drone ini bisa dikendalikan langsung dari smartphone via sambungan Bluetooth 4.0. Hebatnya lagi, Carbon Flyer direncanakan untuk menyertakan kamera onboard untuk merekam ketika berada di udara.
Serat karbon biasanya digunakan untuk bahan dasar mobil-mobil eksotis hingga pesawat terbang. Frame Carbon Flyer dirakit dengan epoksi nanotube karbon; berdasarkan perbandingan bobot, karbon 100 kali lebih kuat dari baja, dan 1.000 kali lebih tangguh dari pesawat radio control biasa. Ia mungkin ialah satu dari produk mainstream yang mengadopsi metode ini.
Anda tidak butuh latihan khusus untuk menerbangkannya karena Carbon Flyer sangat mudah digunakan. Koneksi Bluetooth 4.0 memastikannya dapat terbang hingga 70 meter lebih (setidaknya untuk jangkauan pandang Anda). Pergerakannya akan mengikuti sudut kemiringan smartphone, kemudian tuas kecepatan bisa langsung diubah dari handset. App sendiri diracik agar kompatibel dengan device Android dan iOS.
Untuk fitur kamera, setelah pertimbangan matang memperhitungkan berat dan pasokan tenaga hasil foto dan video nantinya tidak di-stream langsung ke smartphone, namun disimpan ke kartu micro SD. Jika target stretch mencapai US$ 250 ribu, kamera 640×480-nya bisa dioperasikan dari jauh.
Dibanding drone lain, termasuk jenis portable seperti Zano, Carbon Flyer dikembangkan dan ditawarkan dengan harga yang lumayan ‘murah’ lewat program crowdfunding. Untuk harga perk yang paling murah: mulai US$ 89 (yang versi $79 sudah sold out) di situs crowdfunding IndieGogo.
Drone diatas apa sudah dilengkapi kamera ya…terus klau pengoperadian nya menggunakan smartphone apa sudah ada aplikasi yg compatible dan bagaimana ya cara belinya…tks