PicMix Fokuskan Inovasi Social Commerce Tahun Ini

Sejak tahun 2012 berdiri, startup pengembang aplikasi mobile PicMix masih menunjukkan eksistensinya sampai saat ini. Tak tanggung-tanggung, statistik menunjukkan sampai saat ini pengguna PicMix masih terus mengalami pertumbuhan secara organik, dan saat ini total unduhan aplikasi sudah mencapai lebih dari 100 juta unduhan dari pengguna di seluruh dunia, lintas platform dengan pengguna mayoritas di platform Android.

Dalam sebuah kesempatan, DailySocial berbincang dengan Calvin Kizana selakuĀ  CEO PicMix tentang rahasia bertahannya PicMix dan apa yang sedang dikerjakan saat ini oleh tim PicMix untuk mengimprovisasi layanan.

Mengawali perbincangan Calvin menyampaikan bahwa bertahannya PicMix sampai saat ini, di tengah persaingan global dan aplikasi sejenis yang kian ketat, dilandasi oleh faktor inovasi dan pendekatan berbasis pengguna. Selain terus mengembangkan produk, aktivitas pengguna menjadi bahan analisis yang terus diamati.

PicMix masih akan berfokus pada akuisisi pengguna

Lebih dari 4 tahun lahir dan mematenkan diri sebagai platform media sosial, membuat fokus utama PicMix adalah akuisisi pengguna (user acquisition). Hal ini dikatakan Calvin akan tetap menjadi fokus di tahun ini, bahkan sampai beberapa tahun mendatang. Kendati demikian turut disampaikan bahwa melalui kanal bisnisnya PicMix telah berhasil melakukan monetisasi, baik dari B2C ataupun B2B.

Kontribusi terbesar monetisasi PicMix sampai saat ini juga berasal dari B2B. PicMix telah bekerja sama degan lebih dari 60 brand untuk menjalankan kampanye digital di platform miliknya. Iklan digital via Google AdMob juga menjadi salah satu revenue stream yang sampai sekarang masih dipertahankan. Dengan sistem bisnis yang ada sampai saat ini, mengoptimalkan sektor B2B, pertumbuhan year-on-year tercatat sekitar 15-20 persen per tahun.

Berinovasi menjadi kunci bertahannya PicMix

Ketika ditanya apa yang menjadikan PicMix masih bertahan dan bertumbuh sampai sekarang, secara spontan dan tegas Calvin menjawab “keep in innovation”. Produk apa pun menurut Calvin agar pengguna betah menggunakan maka perlu dilakukan inovasi. Inovasi adalah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan.

Dan dalam melakukan inovasi startup sangat perlu untuk melibatkan pengguna. Contoh inovasi yang dilakukan PicMix adalah menambahkan kapabilitas untuk konten video. Ini bukan inovasi baru untuk produk sejenis, tapi inovasi ini digalakkan karena kebutuhan pengguna.

Selain itu pengembang produk juga harus piawai dalam mengamati tren di pasaran. PicMix berhasil melakukan pengamatan tersebut dengan mudah, karena sejak awal dibentuk PicMix begitu aware akan pentingnya komunitas pengguna.

Tahun 2016 PicMix targetkan penuhi tren social commerece

Berawal dari pengamatan pada komunitas pengguna, media sosial banyak dimanfaatkan sebagai alat perantara jual beli online. Hal tersebut terjadi di berbagai media sosial, termasuk di PicMix sendiri. Demi memberikan kenyamanan kepada pengguna, baik pengguna yang menggunakan PicMix untuk kebutuhan personal dan untuk membuka lapak jualan, maka tahun ini PicMix menggalakkan inovasi pada fitur social commerce.

Sebuah halaman khusus disiapkan di aplikasi PicMix, dengan fitur yang memungkinkan pengguna untuk melakukan kegiatan jual beli. Saat ini fitur tersebut sudah siap, dan terus diuji coba. Sebagai platform lokal pertama yang mengusung layanan social commerce pada sebuah aplikasi, PicMix meyakini bahwa ini akan menjadi pendongkrak akuisisi pengguna seperti yang telah ditargetkan.

Untuk mematangkan fitur social commerce bahkan sejak tahun lalu PicMix sudah menggandeng lebih dari 15 e-commerce unggulan di Indonesia, termasuk Blibli dan Rakuten untuk mengisi item di menu PicMix Mall. Layanan yang mrip dengan LINE Shopping ini ke depan akan ditargetkan untuk pengguna UKM.

Pemisahan kebutuhan pengguna agar tidak terjadi conflict of interest

Inovasi social commerce di PicMix juga berawal dari kegelisahan Calvin yang dinilai juga menjadi kegelisahan banyak orang. Ketika kita menggunakan sebuah layanan media sosial, Instagram misalnya, seringkali hadir di kolom komentar orang-orang yang mempromosikan produk dagangannya. Untuk banyak orang hal ini dianggap menjengkelkan.

Dari pengalaman itu, PicMix menilai bahwa adanya pemisahan, dalam bentuk section tersendiri, menjadi penting, untuk tetap memanjakan pengguna di platform PicMix dengan layanan foto dan video yang ada, sembari memberikan kanal untuk melakukan jual beli online. Dengan demikian dinilai akan memberikan kenyamanan bagi kedua belah pihak, dengan dua kepentingan yang berbeda, namun ingin ditempatkan di satu platform yang dicintainya.

Tahapan membuat produk menjadi kunci kesuburan startup ke depan

Langgengnya PicMix di kancah startup lokal menjadi pelajaran berarti yang dapat menjadi salah satu pedoman bagi pelaku startup atau pengembang produk. Ketika ditanya bumbu rahasia PicMix sang CEO menceritakan bahwa tahapan dalam pembuatan produk menjadi hal yang sangat diperhatikan. Meskipun tak mudah, sebuah bisnis harus mampu menciptakan yang namanya Most Valuable Product (MVP).

Untuk menciptakan MVP tak harus mahal, bahkan bisa jadi tanpa biaya. Seperti layaknya PicMix sebagai sebuah startup yang mulai dari nol, awalnya Calvin dan rekan membuat sebuah desain produk, dalam sebuah mockup berbahan kertas kanvas. Bermodalkan mockup tersebut Calvin melakukan survei ke lingkungan terdekat dan menanyakan “jika ada aplikasi seperti itu apa mau menggunakan?”

Proses mockup bahkan dimulai saat belum sama sekali melakukan coding, prototipe pun belum dibuat. Jadi benar-benar perancangan desain untuk mengetahui kebutuhan pengguna. Setelah mockup tersebut mendapatkan tanggapan baik (setelah melalui beberapa revisi), baru prototipe dikembangkan, proses coding dilakukan. Dan terbukti, ketika PicMix pertama kali dirilis beta di platform BlackBerry, dalam waktu dua bulan 1 juta pengguna berhasil diraih. Tidak hanya dari Indonesia, bahkan sampai pasar dunia. Sesuatu yang sebelumnya tidak ditargetkan.

Calvin Kizana

“Untuk pendiri startup, selalu percaya dengan produk yang diusung, dengan menemukan komposisi untuk menciptakan MVP. Kadang kita memang akan menemui kegagalan dan harus menyesuaikan ulang desain yang dibuat, namun kegagal bahkan bagi saya menarik, menarik untuk dilihat gagalnya di mana, dari situ kita akan belajar banyak untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa,” pungkas Calvin.