Netflix bisa picu perang konten berkualitas / Shutterstock

Netflix dan Layanan Serupa Bawa Kesempatan Edukasi Masyarakat Soal Konten Legal

Netflix baru-baru ini mengumumkan hadir di banyak negara di dunia termasuk di Indonesia. Komentar pro dan kontra pun banyak bermunculan. Mulai yang menyambut dengan suka cita hingga ada yang merekomendasikan untuk memblokir Netflix. Alasannya tak jauh-jauh soal regulasi dan sensor.

Sama halnya dengan inovasi dan bisnis berbasis teknologi lainnya hadirnya Netflix di Indonesia juga termasuk dalam kategori disruptive innovation. Akan banyak bisnis yang terganggu dengan layanan yang dibawa Netflix, termasuk bisnis TV kabel dan TV terrestrial yang secara umum akan ditinggalkan penontonnya.

Mungkin terdengar agak prematur mengingat Netflix membutuhkan konektivitas internet yang cukup baik dan penggunaan kartu kredit untuk registrasi. Dua buah syarat yang masih jarang dimiliki masyarakat Indonesia kebanyakan. Tapi saya yakin layanan seperti Netflix akan menjadi primadona di Indonesia. Selain legal, mudah dan tentu memiliki kualitas dalam konten yang disajikan.

Kepedulian tentang konten legal

Ada beberapa dampak positif yang mungkin hadir seiring masuknya layanan Netflix di Indonesia, salah satunya adalah kepedulian masyarakat tentang konten legal. Hal ini juga disampaikan CEO Nonton Nucky P. Djatmiko.

Nucky yang dimintai tanggapan mengenai hadirnya Netflix di Indonesia mengungkapkan bahwa hadirnya Netflix bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang bosan dengan konten yang disajikan penyedia siaran televisi di Indonesia. Selain itu Netflix juga bisa menjadi cara yang bagus untuk masyarakat membiasakan mengkonsumsi konten legal dengan cara streaming.

Mengenai wacana permintaan LSF memblokir NetFlix Nucky berkomentar bahwa jika harusnya tidak hanya Netflix yang harus disensor, layanan serupa lainnya juga, termasuk dengan Youtube.

“Saya rasa melakukan sensor di internet itu merupakan masalah yang rumit dan tidak pernah akan habisnya. Banyak cara untuk bypass sensor di Internet. Dan juga apabila pemerintah atau pihak2 tertentu ingin melakukan sensor, harus adil ke semua layanan video on demand termasuk ke top streaming provider seperti YouTube,” ujar Nucky.

Padahal di Netflix sudah ada fitur parental control yang berfungsi mencegah anak-anak di bawah umur menonton film / video yang ditujukan untuk usia seumuran mereka. Sehingga para orang tua tidak usah khawatir tentang apa yang ditonton anak mereka.

Keuntungan lain yang bisa didapat pengguna dari hadirnya Netflix adalah persaingan konten. Industri penyiaran dan layanan video-on-demand dalam negeri harus bersaing dengan menambah kualitas konten mereka. Dengan demikian pengguna semakin dimanjakan dengan “perang” konten yang positif.

Satu yang patut diapresiasi dari pemerintah soal kasus ini adalah keputusan Menkominfo Rudiantara untuk tidak tergesa-gesa memblokir Netflix. Netflix diizinkan mengudara Indonesia asalkan mampu mematuhi regulasi yang ada seperti kewajiban membentuk badan usaha atau setidaknya bekerja sama dengan provider telekomunikasi.

Jika nantinya Netflix tidak mampu memenuhi syarat untuk masuk ke Indonesia mungkin pemerintah perlu mendorong layanan lokal serupa, seperti Nonton, Vidio, dan Genflix untuk menjadi alternatif. Peluang untuk mengedukasi masyarakat terkait konsumsi konten legal jangan sampai tergantung pada Netflix. Penyedia konten sudah ada, tinggal bagaimana ketiganya bersaing dari segi konten.