Direktur e-Business Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Azhar Hasyim mengumumkan bahwa pihaknya telah sepakat untuk melakukan pemblokiran kepada situs blogging Tumblr di Indonesia. Kebijakan ini diambil setelah dilakukan kajian bersama Panel Pornografi menindaklanjuti laporan masyarakat atas banyaknya konten pornografi di platform Tumblr.
Bersamaan dengan pemblokiran Tumblr, sebanyak 447 situs lain yang terindikasi mengandung konten pornografi juga akan diblokir. Per hari ini pihak Kemenkominfo sudah melayangkan surat ke para ISP (Internet Service Provider) untuk pemblokiran tersebut. Dan diperkirakan antara dua sampai tiga hari ke depan Tumblr tidak dapat diakses lagi dengan ISP lokal.
Sebelumnya, sejak kepemimpinan Menkominfo Tifatul Sembiring, beberapa blog Tumblr secara selektif sudah ada yang diblokir, yang mengandung konten pornografi. Namun kali ini justru Kemenkomifo melakukan pemblokiran secara keseluruhan.
Apakah langkah Kominfo dengan pemblokiran Tumblr sudah tepat?
Secara fitur, apa yang ditawarkan oleh Tumblr tak jauh berbeda dengan portal blog lain, misalnya WordPress atau Blogger. Di Tumblr pun penggunaan cukup beragam, ada yang digunakan untuk melakukan creative blogging seperti yang dilakukan blogger pada umumnya. Namun beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab ada juga yang mengunggah konten yang tak semestinya.
Namun jika melakukan riset sederhana dengan melakukan pencarian konten pornografi di search engine, hampir di setiap kanal blog engine seperti Tumblr, WordPress, Blogger, Blog dan lainnya ada saja yang mengunggah dan menggunakannya untuk konten pornografi. Lantas apakah berarti platform lain hanya tinggal menunggu waktu eksekusi pemblokiran?
Menghajar pemain over the top dengan isu LGBT dan Pornografi
Sebelumnya bersamaan dengan mencuat isu LGBT di Indonesia, beberapa layanan OTT sempat digertak juga oleh pihak Kemenkominfo, di antaranya LINE dengan adanya Sticker berbau LGBT di dalamnya. WhatsApp pun mendapatkan teguran oleh Kemenkominfo, tak terkecuali Twitter.
Satu hal yang menjadi sanggahan mendasar, bahwa layanan OTT global sekelas LINE, Tumblr, dan beberapa lainnya diisi oleh orang dari seluruh dunia, dengan latar belakang dan kepribadian yang beragam. Di sisi lain keragaman tersebut berisiko adanya konten yang tak terbendung, di sisi lain luasnya jangkauan menjadikan banyak pihak diuntungkan untuk mendapatkan insight atau sekedar melakukan pemasaran bisnis.
Menghadapi isu tersebut, Twitter memilih menggandeng mitra lokal untuk penguatan Trust & Safety Council Twitter. Sebagai upaya preventif tersebarnya konten negatif. Mungkin model yang sama dengan yang dilakukan Twitter bisa menjadi sebuah prasyarat baik bagi para pemain OTT yang dinilai pemerintah berpotensi menyebarkan konten tidak baik, sembari melakukan edukasi pemanfaatan konten secara baik di masyarakat.
Pada dasarnya setiap layanan akan memiliki sisi baik dan buruk. Tapi, bukankah guru SD kita sering mengatakan sebuah peribahasa:
Ketika ada tikus menyusup ke lumbung padi bukan berarti kita harus membakar lumbungnya?
Update: Informasi terakhir Kemenkominfo telah membatalkan rencana untuk melakukan pemblokiran Tumblr secara keseluruhan.