Saat ini investasi ekuitas dan pembiayaan utang sudah banyak beredar di lingkungan startup dan investor. Kedua pilihan tersebut dilakukan oleh startup baru hingga startup yang sudah memasuki tahap penggalangan dana mulai dari seed sampai seri A. Tapi sebelum Anda memilih untuk mendapatkan pendanaan dalam bentuk ekuitas atau pembiayaan utang, ada baiknya untuk mengetahui pro dan kontra masing-masing investasi tersebut seperti yang ditulis oleh Shweta Saxena Singh.
Investasi Ekuitas
Pendanaan dalam bentuk investasi ekuitas biasanya banyak dipilih oleh startup baru. Kemudahan yang ditawarkan oleh ekuitas tentunya menjadi alasan utama mengapa pada akhirnya investasi ini menjadi pilihan, berbeda dengan pembiayaan utang yang cenderung lebih rumit dan membutuhkan kriteria tertentu. Masih terbatasnya akses startup baru terhadap investasi pembiayaan utang juga menjadi salah satu alasan mengapa investasi ekuitas menjadi pilihan.
Berikut ini adalah pro dan kontra jika startup mendapatkan investasi ekuitas:
Pro:
- Tidak perlu khawatir untuk pengembalian uang. Ketika startup memutuskan untuk menerima investasi dalam bentuk ekuitas secara otomatis posisi founder dengan investor berada pada posisi yang sama atau setara. Masing-masing pihak akan mencari nilai tertinggi untuk melancarkan exit strategy. Rencana exit strategy ini bisa berupa penggalangan dana selanjutnya dengan valuasi yang lebih tinggi, akuisisi, atau IPO.
- Pendanaan pada waktu yang dibutuhkan. Investor ekuitas biasanya akan memberikan kucuran dana ketika startup baru saja memulai perjalannya danbuth pendanaan untuk mengembangkan produk, menambah jumlah pengguna, memperluas jangkauan operasional, dan sebagainya.
Kontra:
- Pendanaan beresiko kehilangan kontrol perusahaan. Biasanya kerugian yang akan dialami oleh startup jika mengambil investasi ekuitas adalah kehilangan 10-20 persen kepemilikan atas perusahaan terutama dalam tahap seed funding. Kemudian ketika akan mendapatkan pendanaan seri A, perusahaan kembali akan kehilangan kepemilikan sejumlah 15-25 persen.
- Startup wajib memberikan laporan kepada investor. Hal kontra lainnya adalah kewajiban startup untuk menyampaikan laporan berkala kepada investor. Ini termasuk semua laporan finansial untuk uji coba produk hingga kegiatan kampanye di startup. Hal ini bukan hal mudah yang bisa dilakukan oleh pendiri pemula di tahap awal perjalanannya di dunia startup.
Pembiayaan utang
Ketika startup telah cukup matang menjalankan bisnisnya dan telah memiliki nilai valuasi yang cukup tinggi, pinjaman uang dari Venture Debt Capital Market secara otomatis bisa aktif. Biasanya startup yang bisa mendapatkan pembiayaan utang adalah startup yang berusia 2 – 4 tahun dan telah menerima pendanaan seri A dari private equity.
Terlepas dari dua kondisi yang disebutkan di atas, perusahaan bisa meningkatkan utang usaha ketika mereka memiliki beberapa kejelasan dalam cashflow dan proyeksi keuangan ke depannya. Perusahaan juga harus membayar kembali jumlah utang dalam masa waktu tertentu bersama dengan bunga.
Berikut ini adalah pro dan kontra yang bakal dialami startup ketika menerima investasi dalam bentuk pembiayaan utang:
Pro:
- Tidak ada pencairan ekuitas. Perusahaan tidak perlu mencairkan saham ekuitas mereka untuk meningkatkan utang meskipun terdapat ekuitas surat perintah klausul dalam utang usaha yang memungkinkan pilihan dana utang usaha untuk berpartisipasi hingga 1-5 persen dari jumlah pinjaman dalam kasus putaran lain dari pendanaan atau akuisisi startup.
- Pihak Venture Debt akan memberikan waktu kepada perusahaan untuk menaikan putaran pendaan berikutnya dari private equity investor (PE). Dengan demikian masing-masing pihak bisa melakukan negosiasi terkait dengan valuasi serta ketentuan yang terbaik ketika waktunya telah habis.
Kontra:
- Perusahaan harus berjalan dengan stabil. Ketika startup tengah menjalani bisnis dengan pembiayaan utang, pastikan agar perusahaan bisa mendapatkan profit margin dan cash flow yang meningkat. Tapi, masa depan bisnis yang dijalankan tidak dapat diprediksi. Di sisi lain, utang harus terus dibayar berikut dengan bunga setiap bulannya. Jika startup gagal memenuhi tanggung jawab, bangkrut dan litigasi merupakan kenyataan yang harus dihadapi.
- Meningkatkan tekanan pekerjaan. Menaikkan utang dapat memberikan tekanan ekstra pada perusahaan dalam hal beban bunga yang wajib dibayarkan di kisaran 15-30 persen. Namun, pilihan ini merupakan efek dari kepuasaan atas kepemilikian penuh perusahaan Anda.
Pada akhirnya seorang founder bertanggung jawab untuk melakukan persiapan dan siap menerima semua resiko ketika pendanaan dalam bentuk investasi ekuitas atau pembiayaan utang menjadi pilihan, tentunya berdasarkan pro dan kontra masing-masing yang telah diuraikan diatas.