Mengoptimalkan Performa Tim Pengembang di Startup

Setiap perusahaan rintisan berbasis teknologi atau yang dikenal sebagai startup sangat tergantung perangkat lunak. Baik perangkat lunak sebagai produk atau perangkat lunak sebagai platform. Keduanya memegang peranan penting dalam bisnis. Untuk memaksimalkan penggunaannya, kemampuan merancang jadwal pengembangan dan perbaikannya menjadi kemampuan yang wajib dimiliki startup untuk tetap menjaga kestabilan bisnis dan layanannya, termasuk juga perbaikan atau penambahan yang dibutuhkan. Berikut beberapa tips yang bisa digunakan untuk membuat pengembangan perangkat lunak lebih efektif.

Siapkan pengaturan sprint pengembangan

Untuk memulai menata dan membuat pengembangan menjadi lebih efektif, proses-proses ringan seperti mengidentifikasi fungsi dan keperluan membangun sebuah fitur wajib untuk tidak tertinggal, termasuk prioritasnya. Sprint dimulai dengan melakukan perencanaan untuk apa membangun fitur tersebut. Dilanjutkan dengan membagi menjadi dua bagian berdasarkan prioritas. Apa yang bisa dikerjakan dalam sprint periode ini dan fitur apa yang bisa dikerjakan dalam sprint selanjutnya.

Setelah menentukan fitur mana yang menjadi prioritas, pilihan tersebut harus dikunci dan secara konsekuen akan dikerjakan. Tidak ada yang boleh menambahkan fitur-fitur lain selain disepakati, karena hal tersebut bisa mengganggu timeline kerja. Selain dua daftar fitur yang dipisahkan berdasarkan prioritas, wajib juga memiliki dua buah daftar untuk bug yang juga dipisah berdasarkan prioritas.

Prioritas dan penanganan darurat.

Seperti dijelaskan di poin pertama baik fitur maupun bug harus dipisah dengan menentukan prioritas. Tapi perlu diingat ada pengecualian khusus untuk kasus-kasus yang menyebabkan kestabilan bisnis terganggu. Untuk bug semacam ini mau tidak mau tim harus sesegera mungkin menyelesaikan bug yang ada, karena ini berkaitan dengan pelanggan dan juga tanggal rilis. Pengerjaannya bisa dengan membagi tim atau semacamnya.

Pair programming dan testing

Pair programming dan testing merupakan bagian dari metode agile development yang bisa menghasilkan kualitas kode yang tinggi. Banyak yang melihat pair programming sebagai salah satu metode yang buang-buang waktu dan efektif. Padahal pair programming bisa meningkatkan kualitas kode yang ditulis sekaligus membangun kebersamaan tim yang tinggi. Termasuk juga proses testing, diperlukan untuk menjaga bug yang ada keluar dari zona produksi.

Melakukan refactor

Diakui atau tidak perangkat lunak lama kelamaan akan mengalami penurunan performa. Untuk itu untuk membuat kode menjadi optimal dan kualitas perangkat lunak tetap terjaga melakukan refactor secara berkala perlu dilakukan, bahkan kalau perlu dijadwalkan. Refactor adalah proses memperbaiki struktur internal sebuah sistem perangkat lunak tanpa mengubah fungsionalitas dari sistem. Dalam proses refactor, dilakukan modifikasi perangkat lunak untuk memperbaiki struktur, mengurangi kompleksitas atau untuk membuatnya lebih mudah dimengerti. Tanpa refactor, sebuah program akan semakin rumit dan memerlukan biaya yang mahal jika dilakukan perubahan di tengah jalan.

Membangun tim yang bersemangat dan produktif

Selain masalah teknis masalah psikologis juga berpengaruh. Tim yang akan bersama-sama melakukan sprint pengembangan harus dalam suasana yang kondusif, yang bahagia. Dengan demikian hambatan-hambatan yang ditemui bisa dikerjakan dengan mudah dan tepat waktu karena pikiran anggota tim semua berfokus pada sprint. Diakui atau tidak kondisi dalam tim bisa berpengaruh pada tingkat produktivitas.