Pihak pengembang aplikasi agregasi informasi berita Baca akhirnya buka suara. Setelah sempat diramaikan oleh polemik kehadiran iklan-iklan tak pantas Baca di beberapa jaringan iklan digital dan disusul ketaktersediaan aplikasinya di Google Play, kini konsumen sudah bisa mengunduhnya kembali. PT Digital Baca Nusantara, sebagai pengembang Baca memohon maaf dan berjanji untuk berbuat lebih baik untuk dunia digital Indonesia yang lebih aman dan bermanfaat.
Akhir bulan lalu kami mengangkat soal Baca yang memasang iklan digital dengan konten yang dianggap “kurang pantas” di platform iklan Facebook dan Google. Ternyata polemik ini berujung panjang. Aplikasi Baca, yang baru saja memperoleh pendanaan tahap lanjut dari sejumlah investor Tiongkok, disuspensi sementara dari Google Play. Padahal sejauh ini Baca hanya tersedia untuk platform Android.
Menurut keterangan resmi yang disampaikan perwakilan Baca, mereka menyebutkan selama ini iklan digital yang dilancarkan pihaknya tidak dilakukan sendiri tetapi atas kerja sama dengan lebih dari 30 agensi pemasaran digital. Meskipun seharusnya setiap iklan yang ditayangkan harus melalui persetujuan pemilik, pihak Baca mengklaim iklan-iklan kontroversial yang muncul tersebut hadir di luar persetujuan. Baca sendiri mengatakan pihaknya sudah memutuskan kerja sama dengan pihak yang terlibat dan menjanjikan kontrol yang lebih ketat terhadap agensi yang dipercayakan untuk memegang iklan digital produknya.
Sementara untuk suspensi sementara dari Google Play, pihak Baca mengatakan Google telah memberikan saran terhadap pelanggaran teknis yang dilakukan dan atas perbaikan yang dilakukan akhirnya aplikasi tersebut kembali bisa diakses di Google Play. Baca memiliki jumlah unduhan antara 1-5 juta dan angka tersebut cukup besar untuk sebuah aplikasi lokal yang tidak beriklan secara offline.