Apa Kabar Operasional Creative HotHouse di Indonesia?

Perusahaan startup rentan terkena kabar tak sedap, apabila tidak ada kabar terbaru dalam kurun beberapa waktu tertentu. Alasannya, entah terkena gosip bangkrut atau memang sengaja memilih untuk menutup diri dari publikasi karena sedang develop produk baru. Seperti yang terjadi di Creative HotHouse (CHH), perusahaan pengembang aplikasi yang berbasis di Singapura. Sempat tidak banyak terdengar sepanjang 2016, CHH menyebutkan mereka sedang mempersiapkan produk baru yang akan dipasarkan ke Indonesia.

CHH didirikan pada 2013 di Singapura, kemudian membuka kantor perwakilan di Jakarta (Indonesia), Manila (Filipina), dan Barcelona (Spanyol). Sejauh ini ada 12 aplikasi smartphone yang sudah diciptakan oleh CHH, beberapa di antaranya adalah Fotoku, Clipster, Pletoon, LegaTalk, KungFood, Radyo, dan lainnya.

Mengenai kabar bisnis CHH di Indonesia, Victor Zabrockis, Founder dan CEO CHH, melalui surel yang diterima DailySocial, mengungkapkan sejak setahun belakangan traksi bisnis CHH di luar Indonesia sedang berkembang pesat, salah satunya di Filipina. Akibatnya, banyak tim pemasaran di Indonesia yang dialihkan ke sana, sementara di dalam negeri tinggal tersisa tim developer untuk meneruskan pekerjaan utamanya membangun aplikasi.

CHH memastikan pasar Indonesia adalah salah satu terbesar dan terpenting bagi perusahaan di Asia Tenggara, sehingga kesempatan emas tersebut tidak mungkin akan ditinggal. Ia melanjutkan, CHH sedang mempersiapkan platform terbaru untuk dipasarkan ke Tanah Air, yakni Jet8 dan Jets.

Market kami adalah Asia Tenggara dan sudah hadir di Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Singapura. Bisnis kami sangat aktif di Indonesia dan kami tidak melakukan pergeseran fokus bisnis ke tempat lain. Yang berubah hanya relokasi staf demi memenuhi tuntutan pasar,” terangnya.

Dia juga mengungkapkan seluruh aplikasi yang sudah dikembangkan perusahaan masih aktif menjaring pengguna baru. Yang paling aktif adalah aplikasi Fotoku, aplikasi selfie yang mengajak penggunanya untuk posting dan memenangkan hadiah gratis. Jumlah pengunduhnya sudah menyentuh kisaran angka 100 ribu sampai 500 ribu user.

Siap meluncurkan platform baru di Indonesia akhir tahun ini

Pengguna Jet8 dari seluruh Asia Tenggara telah menyentuh angka 280 juta orang
Pengguna Jet8 dari seluruh Asia Tenggara telah menyentuh angka 280 juta orang

Zabrockis melanjutkan selama tiga tahun belakangan 45 orang tim CHH yang tersebar di empat negara fokus mengembangkan Jet8 agar makin sempurna. Rencananya CHH akan meluncurkan Jet8 di Indonesia akhir tahun ini.

“Jet8 saat ini sangat berkembang pesat di Asia Tenggara. Pertama kali kami mulai memasarkannya di Filipina dan Vietnam. Sebagai langkah persiapan di Indonesia, kami juga sudah merekrut talenta pemasaran baru di Jakarta.”

Pihaknya juga memastikan pencarian pendanaan seri A akan segera berlangsung pada enam bulan mendatang. Sejauh ini CHH sudah menggalang pendanaan hingga $7,5 juta. Terakhir, CHH mendapat pendanaan sebesar $2,7 juta dalam bentuk private equity pada Oktober 2015.

Sekadar informasi, Jet8 adalah platform untuk branding dan bisa bekerja sama untuk semua aplikasi dari berbagai perusahaan. Pengguna bisa mendapat reward setiap kali mereka mengunggah konten foto yang berisi merek tertentu, di-like oleh pengguna lain, di-share, atau mendapat komentar baru. Pengguna yang aktif akan mendapatkan uang sebesar $1 Jets (mata uang virtual) per harinya sebagai imbalan dan dapat di-redeem untuk pengambilan hadiah fisik.

Di Filipina, animo pengguna untuk mendapatkan hadiah dari aplikasi ini cukup baik. Saat ini pengguna bisa mengumpulkan mata uang virtual Jets lewat salah satu dari enam aplikasi yang dikembangkan CHH.

Hadiah yang bisa mereka dapatkan misalnya mesin pembuat kopi Nescafe Dulce Gusto yang bisa ditukarkan seharga 996.820 Jets. Ke depannya, Jet8 akan dikembangkan menjadi mobile engagement platform untuk kegiatan branding dari suatu perusahaan. Ada tiga perusahaan di Filipina yang sudah memanfaatkan Jet8, yakni Global Telecom, Mister Donut, dan Avos.

“Orang-orang Asia Tenggara, terutama yang berada di terbawah piramida keuangan, pertama kali menggunakan ponsel, sangat terbuka untuk mengunggah konten baru apabila mereka mendapat sesuatu dari kegiatannya tersebut,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here