Porsche Kembangkan Sistem Charger Mobil Elektrik yang Lebih Cepat 2x Lipat dari Tesla Supercharger

Pengembangan mobil elektrik harus dibarengi oleh infrastruktur yang lengkap. Contoh yang paling gampang adalah bagaimana mobil-mobil buatan Tesla sejauh ini baru tersedia di beberapa negara saja. Hal ini dikarenakan Tesla baru memiliki jaringan Supercharger di negara-negara tersebut, dan Supercharger ini juga yang menjadi salah satu nilai jual utama Tesla.

Tesla menamainya Supercharger karena memang sistem tersebut dapat mengisi ulang baterai mobil-mobil elektriknya lebih cepat dari biasanya. Secara teknis, Tesla Supercharger memiliki kapasitas 145 kW – 450 volt pada 335 A – sedangkan mobil-mobil buatan Tesla sendiri bisa menerima output daya hingga 120 kW.

Sederhananya, selain irit, mobil elektrik Tesla juga bisa di-charge dengan cepat. Faktor ini sepertinya menjadi perhatian khusus buat Porsche. Selagi menggarap mobil sport elektrik Mission E, Porsche juga sedang sibuk mengembangkan sistem charger mobil elektrik yang lebih cepat hampir 2x lipat dari Tesla Supercharger.

Menurut Porsche, sistem charger 800 volt buatannya tersebut sanggup mengisi 80 persen kapasitas baterai Mission E dalam waktu 15 menit saja. Hal ini berarti dalam kurun waktu sesingkat itu, Mission E sudah siap diajak menempuh jarak sekitar 400 km sebelum akhirnya perlu di-charge lagi. 15 menit charging untuk jarak tempuh 400 km? Fenomenal.

Lebih menarik lagi adalah bagaimana Porsche mendesain infrastrukturnya supaya juga bisa digunakan oleh mobil elektrik merek lain, bahkan oleh para pemilik Tesla dengan bantuan sebuah adapter. Secara default, sistem charging ini dipersiapkan untuk lini mobil elektrik dari brandbrand yang tergabung dalam grup Volkswagen, termasuk halnya mobil konsep VW I.D. yang baru saja menjalani debutnya.

Di luar itu, brand seperti Mercedes-Benz juga telah mengonfirmasi bahwa mereka telah berdiskusi dengan perwakilan Porsche mengenai teknologi charging ini. Seandainya mayoritas produsen mobil asal Eropa mau ikut berpartisipasi, sistem ini bisa menjadi standar untuk industri otomotif ke depannya.

Sumber: Electrek.