Pasar aplikasi atau layanan kesehatan tampaknya masih menggiurkan bagi beberapa pihak. Hal ini terlihat dari banyaknya layanan kesehatan namun masih banyak model dan konsep serupa yang bermunculan. Yang paling anyar adalah Go Dok, aplikasi layanan kesehatan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan Go-Jek yang lazim menggunakan nama depan Go untuk setiap perluasan layanannya. Konsep yang diusung Go Dok mirip bahkan bisa dikatakan serupa dengan layanan kesehatan yang lainnya. Konsultasi dengan dokter dan membuat janji dengan klinik atau lab yang terdaftar dalam sistem Go Dok.
Beberapa layanan serupa atau minimal memiliki konsep yang mirip, yakni Alodokter, haiDokter, Pasienia, DokterSehat, Lokadok, dan Konsula tidak membuat Go Dok Gentar. Bahkan pihak GO Dok menilai layanan mereka memiliki kelebihan dari segi layanan gratis konsultasi dengan dokter secara langsung dan privat. Sesuatu yang dinilai tidak ada di pesaing-pesaing mereka.
Sementara untuk dokter, unsur terpenting dalam layanan kesehatan pihak Go Dok menjanjikan dokter profesional dan memiliki kompetensi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan PR Manager Go Dok Patrick kepada DailySocial.
“Kalo untuk dokter kita interview langsung mas di kantor, syaratnya harus sudah punya STR (surat tanda registrasi) berpengalaman minimal 1 tahun, dan kita probation dulu selama 1 bulan. Kita lebih prefer ke dokter yang muda tapi berpengalaman ya, karena pasti ga kaget dengan pertanyaan-pertanyaan user kita yang lebih banyak anak mudanya. Dan yang pasti yang ga gaptek . Kan tiap jawab pegang smartphone terus tuh dokter,” terangnya.
Patrick mengakui saat ini aplikasi mereka masih terus dikembangkan untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Selain transaksi gratis dengan dokter secara privat, Go Dok juga memungkinkan para pengguna membuat janji dengan klinik dan lab dengan mudah. Untuk mengakomodasi hal tersebut pihak Go Dok sudah menjalin kemitraan dengan puluhan klinik di Jakarta dan Bandung. Fitur-fitur lain yang berguna juga terus di janjikan.
“Lebih ke depannya kita bakal jadi kaya one stop service healtcare sih mas, ga stop cuma sampai tanya jawab dengan dokter aja. Kalau butuh diagnosa lebih lanjut tinggal klik appoitment klinik. Butuh lab tinggal klik pesan lab. Butuh obat tinggal pesan lewat aplikasi kita juga,” papar Patrick.
Persaingan layanan kesehatan sejauh ini belum mengerucut ke salah satu layanan. Ini mungkin dikarenakan layanan kesehatan digital masih minim digunakan atau paling tidak membutuhkan kepercayaan yang lebih dibanding dengan layanan lain. Jika menilik potensi masing-masing layanan yang ada bisa dibilang semua masih memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin pasar. Kuncinya ada di kualitas layanan (aplikasi dan sistem) dan kualitas layanan kesehatan yang dibutuhkan.