Republic of Gamers Zephyrus GX501 ialah salah satu perangkat yang dihadirkan Asus ke Indonesia melalui acara The Edge of Beyond kemarin. Berkat konsep uniknya, ultrabook gaming ini segera mencuri perhatian orang: sebuah perangkat berketebalan kurang dari 1,8-sentimeter yang menyimpan salah satu kartu grafis terkuat racikan Nvidia, GeForce GTX 1080.
Sejak pertama kali diperkenalkan, Zephyrus terus menjadi produk kebanggaan Asus dan bahkan secara tak resmi ditunjuk sebagai ‘duta’ dari gagasan desain Nvidia Max-Q. Kini, pertanyaan yang boleh jadi banyak diajukan orang adalah, bagaimana cara Asus menyematkan GPU monster itu dalam tubuh ramping Zephyrus, dan bagaimana efektivitas dari sistem pendinginnya?
Dengan maksud mejelaskan aspek-aspek tersebut lebih jauh, Asus mengundang sejumlah media untuk membedah ROG Zephyrus GX501 lebih dalam – secara harfiah. Sesi seminar teknis singkat itu dipandu oleh global senior technical marketing manager Sascha Florian Krohn.
Sebelum ‘operasi’ dilakukan, Sascha menjawab pertanyaan saya sekaligus menekankan bahwa memang benar Zephyrus merupakan laptop ROG yang tidak dibekali kapabilitas overclocking. Hal ini tentu saja terkait konsep dasar Max-Q, dengan sasaran utama pada optimalisasi kinerja hardware dan efisiensi dalam penggunaan daya, sembari memastikan device bekerja dengan hening.
Untuk memberikan gambaran mengenai pencapaian Asus di sisi desain, Sascha membandingkan wujud Zephyrus dengan unit kartu grafis discreet GeForce GTX 1080. Ultrabook Asus itu mempunyai bobot 2,24kg dan tebal 1,7cm ketika ditutup, sedangkan GeForce GTX 1080 sendiri memiliki berat 1,8kg dan berketebalan 4cm.
Satu terobosan besar bisa kita temukan di sistem pendingin Zephyrus. Di laptop gaming ‘normal’, umumnya lubang ventilasi udara masuk dan keluar diposisikan sisi berbeda. Intake dan outtake udara di Zephyrus diimplementasikan di sisi belakang. Uniknya, hal tersebut tidak menyebabkan berkurangnya efektivitas sistem pendingin. Dan demi memastikannya bekerja maksimal, Asus memanfaatkan rangkaian heat pipe berkualitas tinggi dengan lapisan khusus serta kipas tipis yang memiliki 71 bilah.
Kipas tersebut terbuat dari plastik super-keras. Alasan Asus tidak menggunakan logam adalah karena bilah fan punya kriteria desain yang kompleks. Teknik CNC milling mungkin dapat digunakan, tapi prosesnya akan sangat menghabiskan sumber daya dan waktu.
Hasilnya luar biasa. Bahkan dalam keadaan full load sekalipun, suhu di keyboard Zephyrus tetap terjaga di 34,5 derajat Celcius dan temperatur bagian bawahnya tidak melewati 42,3 derajat Celcius. Berkat rancangan tersebut, Zephyrus juga tidak mengeluarkan suara bising sewaktu dipakai bermain game, maksimal hanya sekeras 38dbA.
Asus kabarnya memiliki rencana untuk menyediakan versi alternatif dari Zephyrus. Nantinya, mereka akan mengganti GTX 1070 dengan GeForce GTX 1070 demi membuka peluang buat mencantumkan fitur overclock di sana.