Blokir Pemerintah Malaysia Terhadap Steam Akhirnya Diangkat, Begini Kronologisnya

Pada bulan Januari 2017, jumlah produk digital di Steam melampaui angka 15.600. Dan sudah lama, Valve berupaya memastikan isinya tetap relevan. Belakangan, Valve mempertegas kebijakannya terkait konten dewasa, meminta developer mengimplementasikan sensor di sejumlah game. Tentu saja, Steam juga berusaha untuk mengikuti peraturan di negara tempat mereka berbisnis.

Minggu lalu, mungkin Anda sudah mendengar berita soal pemblokiran yang dilakukan pemerintah Malaysia pada platform distribusi software dan game digital terbesar di dunia itu. Langkah ini merupakan respons atas keterlambatan Valve menjawab permintaan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia Malaysia) untuk menutup akses pembelian satu judul permainan.

Game yang dimaksud adalah Fight of Gods, permainan independen ber-genre fighting yang mengadu dewa, figur mitos, hingga beberapa sosok penting dalam agama. Fight of Gods dikembangkan oleh developer Digital Crafter asal Taiwan dengan mengedepankan unsur humor, namun kehadiran Yesus dan Buddha pada daftar pilihan karakter (bersama Zeus dan Odin) mendorong pemerintah Malaysia mengambil tindakan tegas.

Menteri Komunikasi dan Multimedia Datuk Seri Salleh Said Keruak menjelaskan bahwa aksi tersebut dilakukan demi mencegah insiden yang tidak diinginkan; serta untuk menjaga solidaritas, harmoni dan kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari banyak ras serta menganut kepercayaan berbeda. Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia mendesak Valve buat menghapus fungsi pembelian Fight of Gods di Steam dalam waktu 24 jam. Karena belum mendapat tanggapan, pemerintah Malaysia akhirnya memblokir akses ke Steam.

Ditutupnya akses ke Steam segera membuat gamer Malaysia panik, selanjutnya, mereka menumpahkan rasa frustasi itu di sosial media. Menyadari hal tersebut, Valve tidak tinggal diam. Developer segera menghilangkan opsi pembelian Fight of Gods di Steam Store khusus Malaysia. Tiga jam setelahnya, pemblokiran terhadap Steam akhirnya diangkat.

Via NextShark, publisher PQube mempertahankan keputusannya dalam memasarkan Fight of Gods. Mereka memberikan komentar, “Fight of Gods adalah game yang menitikberatkan unsur humor dalam agama, seperti yang digunakan dalam medium hiburan lain – termasuk televisi, film, buku dan teater. Permainan ini tidak mempropagandakan agenda agama tertentu serta tidak didesain untuk menyinggung kepercayaan Anda.”

“Deskripsi permainan ini di Steam dengan jelas mengungkap tema dan konten dari game, sehingga konsumen bisa memilih untuk membelinya atau tidak,” tutur PQube. “Kami menghargai keputusan mereka yang tak ingin memainkannya.”

Fight of Gods masih bisa dinikmati gamer Indonesia. Di Steam, versi early access-nya dijajakan seharga Rp 42 ribu saja.

Sumber: The Malay Online, Strait Times, VG 24/7.