Memahami Teknologi di Balik Chatbot

Percakapan dengan robot seolah menjadi tren belakangan ini. Atas nama pengalaman pengguna yang lebih baik banyak perusahaan atau bisnis mulai mengembangkan chatbot untuk berbagai macam keperluannya. Mulai dari pelayanan pengguna hingga memberikan pelayanan mandiri lainnya.

Chatbot menjelma menjadi inovasi paling banyak diminati. Chatbot juga menyimpan banyak potensi dengan berbagai macam teknologi mutakhir di belakangnya, mulai dari AI (Artificial Intelligence), Machine Learning, Deep Learning, dan NLP (Natural Language Processing).

Chatbot bekerja untuk menggantikan peranan manusia dalam melayani pembicaraan melalui aplikasi pesan. Ia menjawab kalimat demi kalimat yang dituliskan orang yang berada di ujung satunya. Tentu jika orang diujung lainnya merasa dirinya dilayani manusia, itu artinya kesuksesan bagi chatbot.

Chatbot memungkinkan komputer atau mesin menggantikan peran manusia dalam membalas percakapan di sisi satunya. Chatbot memahami, belajar, dan berinteraksi layaknya manusia. Semua itu berkat kemampuannya berevolusi dan berkembang.

Fondasi teknologi chatbot

AI atau dikenal juga sebagai kecerdasan buatan merupakan cabang ilmu komputer yang diciptakan sekitar tahun 1960an. Cabang ilmu ini berkaitan dengan pemecahan masalah-masalah seperti layaknya manusia. Seperti berbicara, kreatif, mengenali benda, dan menerjemahkan sesuatu.

Kecerdasan buatan kini tak lagi teori seperti waktu pertama kali dicetuskan. Terus berkembang dan berkembang bahkan hingga saat ini. AI berkembang seperti layaknya manusia belajar. Mengenali, membangun, tumbuh, menemukan cacat, memperbaiki dan begitu seterusnya.

Sementara itu teknologi NLP (Natural Language Processing) yang paling banyak digunakan di dalam chatbot fungsinya memahami percakapan yang dilakukan. NLP secara sederhana memahami setiap kalimat yang dikirimkan oleh pengguna, kemudian mengenalinya sebagai sebuah perintah dengan mengambil makna dari kalimat tersebut. Kemudian melalui teknologi NLP juga chatbot bisa mengirimkan kalimat yang bisa dipahami manusia, layaknya bercakap-cakap dengan manusia.

Teknologi selanjutnya adalah Machine Learning. Sebuah teknologi yang memungkinkan mesin belajar dan memecahkan sendiri permasalahan yang ditemui. Semua dilakukan berkat mempelajari data-data yang ada. Teknologi dengan sengaja memprogram mesin untuk belajar dan memberikan respons. Sedangkan Deep Learning adalah bagian lebih dalam dari Machine Learning. Dengan algoritma yang lebih kompleks sistem bisa lebih dalam mempelajari dan berinovasi lebih jauh lagi sehingga mendekati layaknya manusia.

Bagaimana chatbot menjadi lebih pintar

Dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan dan pesatnya pertumbuhan aplikasi pesan instan, pertumbuhan chatbot menjadi semakin penting di banyak industri. Sebenarnya teknologi bot sendiri sudah ada sejak beberapa dekade, namun dengan kecerdasan buatan yang semakin berkembang bot tumbuh lebih dramatis.

Hadirnya pemahaman bahasa manusia di dalam chatbot membuat komunikasi menjadi lebih intim. Kemudian di dalam sistem terdapat analisis prediktif yang menggunakan statistik, permodelan, data mining dan lainnya untuk menghasilkan informasi yang lebih proaktif.

AI adalah fondasi dari berkembangnya chatbot. Dengan pemahaman bahasa yang terus membaik melalui NLP, chatbot bisa menjadi lebih baik memahami kebutuhan manusia. Machine learning dan Deep Learning adalah modal selanjutnya untuk perkembangan chatbot.

Dua teknologi yang serupa tersebut mampu menjadikan chatbot pembelajar yang baik melalui data. Ia membantu chatbot memperkaya respons atau tanggapan, dengan demikian kedinamisan percakapan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah percakapan yang diperoleh.

Selanjutnya, analisis sentimen menggunakan analisis bahasa untuk menentukan sikap atau keadaan emosional orang-orang di ujung satunya. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi chatbot. Oleh karena itu pengembang menciptakan chatbot yang mengotomatisasi proses yang lebih luas dengan cara yang manusiawi, terus belajar dan berkembang dari waktu ke waktu.