Tahun 2017 Bisnis E-Commerce di Indonesia Semakin Matang

Tahun 2017 menjadi tahun yang cukup penting bagi industri e-commerce tanah air. Semakin matang dan semakin akrab dengan inovasi. Keputusan-keputusan penting banyak diambil para pemain e-commerce di tahun ini. Selain mereka yang sudah lama berkecimpung menunjukkan eksistensi sambil menerapkan beberapa inovasi terkini para pemain baru pun tak segan hadir dengan niche dan ide-ide masing-masing. Ada yang penantang pemain lama ada juga yang berjuang menghidupkan niche di sektor tertentu.

Untuk teknologi dan inovasi banyak hadir dari pemain lama. Tidak hanya mengimplementasikan teknologi terkini inovasi juga hadir dalam bentuk integrasi atau kerja sama strategis. Bukalapak misalnya, sebagai salah satu layanan e-commerce yang banyak dikenal masyarakat tahun ini Bukalapak hadir dengan tiga inovasi penting yang menandai perjalanan Bukalapak, yakni dihadirkannya layanan untuk jual beli reksadana BukaReksa, layanan jual beli emas BukaEmas dan layanan B2B BukaPengadaan. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Orori dengan meluncurkan aplikasi e-mas untuk memudahkan jual beli emas.

Di tahun ini persaingan sudah memasuki tahap lanjut. Tidak hanya soal pelayanan, persaingan merambah ke kelengkapan yang dihadirkan di platform yang ada. Hal ini memaksa bara pemain berinovasi. Selain Bukalapak dengan beberapa inovasi barunya. Seperti Tokopedia yang mulai menambah banyak layanan pembayaran di situsnya, bahkan di penghujung tahun ini Tokopedia sudah digunakan untuk membeli voucher Google Play. Atau Blibli sebagai salah satu layanan e-commerce yang coba mengembangkan sayap dengan mengakuisisi layanan OTA Tiket dan Indonesia Flight.

Sementara itu tahun 2017 ini juga menjadi tahun yang cukup penting bagi OLX. Selain transformasi tampilan yang digadang-gadang bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan di tahun ini OLX Indonesia juga ditinggal CEO mereka Daniel Tumiwa karena memutuskan untuk mengundurkan diri, dan selang beberapa bulan OLX mendapuk Olaf Van Schagen sebagai CEO OLX Indonesia. Dari segi kerja sama OLX tahun ini juga menjalin kemitraan strategis dengan Futuready untuk memudahkan akses asuransi kepada pembeli mobil.

Selain OLX yang mengubah tampilannya situs Blanja juga melakukan rebranding dengan tujuan yang serupa. Layanan e-commerce besutan Telkom tersebut berbenah untuk tetap bisa bersaing dengan layanan e-commerce lainnya. Sementara itu Bhinneka masih tetap mendorong pendapatan dari sektor B2B.

Tahun ini juga menjadi pendanda babak baru bagi perjalanan Elevenia. Setelah sahamnya secara bergilir dilepas oleh SK Planet dan XL Axiata kini Elevenia berada di bawah naungan Salim Group. Menarik menanti apa yang akan dilakukan Elevenia tahun depan.

Pendanaan juga berhasil didapatkan oleh mereka yang bermain di industri e-commerce. Nama-nama seperti MuslimMarket, Tinkerlust, GogoBli, SaleStock dan Tokopedia masuk menjadi jajaran pemain e-commerce yang berhasil mengantongi uang dari investor tahun ini. Yang cukup menarik perhatian adalah pendanaan senilai 14 Triliyun yang diperoleh Tokopedia dari Alibaba. Selain menjadi “bahan bakar” baru untuk Tokopedia uang tersebut diprediksi bakal memberikan warna baru dalam persaingan industri e-commerce, utamanya marketplace. Dan tentu menarik apa yang akan dilakukan Tokopedia selanjutnya.

Selain berita dari pemain-pemain lama di tahun 2017 ini juga banyak pemain baru yang bermunculan. Kebanyakan mengusung niche yang berbeda, seperti halnya Lemonilo yang hadir di niche makanan dan minuman sehat, Derrma yang mengusung konsep marketplace dan donasi, Iruna di sektor e-logistik, upaya Geraiku digitalkan toko kelontong, jual beli barang Second yang diusung Banananina dan BelanjaBekas, layanan fulfillment yang diusung PAKDE, layanan jual beli barang di industri pertanian yang coba disuguhkan oleh AgroMart dan beberapa lainnya.