Adopsi Media Videotron, Startup “Car Advertising” Adroady Resmi Hadir

Adroady, startup yang bergerak di bidang “car advertising”, meresmikan kehadirannya di Indonesia. Tidak seperti kebanyakan pemain di bidang yang sama, startup ini mengadopsi konsep programmatik dari media videotron, sejumlah perangkat IoT, dan machine learning sebagai terobosannya.

“Kami melihat ada peluang dari bisnis car advertising, media iklan stiker kurang menarik karena statis. Setelah riset hampir dua tahun, kami yakin format dengan video ini bisa diterapkan di Indonesia karena ada pasarnya,” terang CEO dan Founder Adroady Edward Halley kepada DailySocial.

Untuk format bisnisnya, Adroady menyediakan perangkat sendiri, terdiri atas videotron yang dirakit sendiri berukuran 1 m x 0,5 m, dua kamera yang terpasang dalam mobil, single board computer (SBC), dan aplikasi untuk pengemudi.

Pengiklan dapat berkreasi lebih leluasa karena format iklan yang disajikan berbentuk video berdurasi 30 detik. Kamera yang terpasang dalam mobil, satu dipakai untuk menghitung objek di belakang kendaraan dan satu lagi untuk pengamanan pengemudi.

SBC juga di pasang dalam mobil mitra pengemudi untuk dihubungkan ke aplikasi. Setiap kali ada pembaruan dari pengiklan akan tersimpan ke dalam server Adroady, dalam lima menit sekali akan dikirimkan notifikasi ke aplikasi. Nanti aplikasi akan mengirimkan data terbaru ke SBC untuk ditampilkan ke videotron.

Aplikasi dipakai untuk menarik data dari SBC terkait hasil impresi yang dihasilkan pengemudi dan dapat dilihat secara langsung oleh pengiklan. Pengemudi tidak perlu mengatur apapun dari smartphone karena semua perangkat sudah terhubung secara programmatik.

Menurut Edward, konsep ini menjamin koneksi internet tetap terjaga karena sinyal yang dipakai berasal dari smartphone pengemudi.

“Ketika pengiklan upload sesuatu dalam dashboard, bisa langsung tayang di mobil-mobil sesuai dengan cakupan area yang diinginkan. Tentunya bagi pengiklan, cara ini akan lebih menarik karena mereka bisa mengatur sendiri jadwal campaign yang diinginkan.”

Dia mengklaim, bila dibandingkan dengan anggaran yang harus dianggarkan pengiklan untuk satu videotron di pinggir jalan, jauh lebih murah tidak sampai setengah harga dari pasaran. Menurutnya, investasi untuk satu videotron umumnya sekitar Rp20 juta.

Adapun, biaya iklan yang harus dikucurkan pengiklan dihitung berdasarkan views dengan rincian US$15 per 1000 views. Sementara pengemudi akan dibayar Rp17 per view.

Target dan rencana pengembangan fitur

Edward melanjutkan, inovasi Adroady berikutnya adalah mendeteksi kendaraan berdasarkan plat dan merek kendaraan untuk menghasilkan metrik baru, yakni unique view. Dengan demikian pengiklan nantinya dapat lebih spesifik menyasar target konsumen sesuai dengan citra brand.

Untuk sementara, metode penghitungan yang dihasilkan Adroady per satu view adalah mendeteksi objek di belakang kendaraan dengan radius dua meter dan sudut 60 derajat. Itu dianggap melihat iklan. Apabila mobil yang sama terus berada di belakang mobil mitra, view hanya akan dihitung sampai empat kali.

“Kami masih proses pengembangan agar bisa deteksi plat dan merek kendaraan. Itu pengembangan lebih lanjut dari machine learning kami untuk jadi vision machine learning.”

Soal penambahan mitra pengemudi, ke depan Adroady akan menjalin dengan agensi untuk merangkul komunitas pengemudi online. Diharapkan sampai akhir tahun ini dapat mengakuisisi 1.000 unit mobil dan mulai ekspansi daerah. Wilayah cakupan Adroady sementara ini baru sekitar Jabodetabek. Tak hanya itu, pihaknya juga mulai mempersiapkan motor sebagai objek iklan.

Sejauh ini Adroady sudah bermitra dengan lima brand sebagai pengiklan. Mereka adalah Rumah.com, Lazada, Nusatrip, Ralali, dan Panorama Tours. Total tim mencapai tujuh orang, dengan jumlah tersebut mampu memproduksi tiga videotron dalam sehari.

Adroady diungkapkan juga telah menerima investasi tahap awal dari angel investor yang merupakan perusahaan marketplace iklan berbasis di Singapura dengan nilai yang tidak disebutkan.