Startup Pitching – Pelajaran Dari Rock Show

Guest post kali ini ditulis oleh Robin Malau, seorang veteran Industri Musik Indonesia yang juga Blogger, Creative Entrepreneurship Mentor dan Digital Consultant. Sehari-hari dia bisa ditemui di Cerahati New Media Communication, sebuah perusahaan produksi multimedia di Jakarta, berkedudukan sebagai Digital Media Producer. Follow Robin Malau di @lowrobb.

Suatu hari ketika mengajar kelas Entrepreneurship, mahasiswa saya bertanya, “Pak Robin, kenapa ngga main band lagi, apa ngga rindu jadi pemain band?”

Jawaban saya, “Tentu saya rindu. Tapi saya bisa tetap merasa jadi pemain band, and this (mengajar di kelas) is my own show.”

Setelah berhenti jadi musisi aktif hampir 10 tahun yang lalu, saya mulai mengerti bahwa pelajaran-pelajaran penting yang saya dapat dari bermain band belasan tahun dapat diimplementasikan di luar bidang musik. Kenyataannya, setiap proses menjadi musisi profesional dapat menjadi pelajaran hidup.

Salah satu dari pelajaran-pelajaran tersebut, adalah proses melakukan show. Langkah-langkah dari mulai persiapan hingga show usai dapat diimplementasikan tidak hanya di bidang musik, tetapi juga di internet startups. Dalam hal ini, padanan show adalah proses pitching.

Setting Goals

Menentukan tujuan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Langkah ini adalah langkah paling krusial yang tidak boleh dilewatkan. Mengapa? Karena semua strategi yang disusun ke depan harus selalu mengacu pada tujuan.

Menentukan tujuan dapat dimulai dengan self-assessment: – Apakah bisnis saya butuh modal lagi? – Apakah bisnis saya membutuhkan investor baru? – Apakah mengikuti startup pitching events adalah langkah terbaik saat ini? – Dan lain sebagainya.

Selain menentukan tujuan, juga siapkan ekspektasi Anda pribadi. Berbeda dengan visi (bisnis), ekspektasi (pribadi) sebaiknya tidak setinggi langit.

Logikanya, jika ekspektasi Anda biasa-biasa saja, dan mendapat hasil yang lebih, maka anggap itu sebagai bonus. Sebaliknya, jika harapan Anda setinggi langit dan tidak tercapai, Anda bisa merasa underachieved. Siapkan ekspektasi yang masuk akal, sesuai dengan kemampuan serta keadaan tim Anda.

Getting a Gig

Show adalah urat nadi dari sebuah kelompok musik. Segala strategi dan upaya harus dilakukan untuk mendapatkan kontrak show. Show disini adalah pitching itu sendiri.

Untuk internet startups, sebuah pitching yang berhasil dapat merubah nasib perusahaan Anda.

Disini startups bisa mencari pitching gig lewat medium apa saja. Yang paling mudah, cari informasi dari teman di social media, atau mem-follow orang-orang penting di Twitter. Event dengan promosi yang baik akan selalu menjangkau target pasar mereka (startups). Maka, dengan bergaul di komunitas yang tepat, internet startups akan selalu mendapat informasi ini.

Tips:

  • Seperti halnya rock show, kenali pitching event itu sendiri sebelum memutuskan untuk mendaftar. Siapa panitianya, siapa jurinya, apa hadiahnya, siapa audience-nya, bagaimana reputasi event-nya dan lain sebagainya.
  • Jika sudah tahu siapa jurinya, coba juga cari tahu latar belakang pekerjaan atau pendidikannya. Misalnya, jika beliau seorang pemasar, usahakan memberikan presentasi yang mengandung aspek pemasaran.
  • Jika bisa, cari tahu juga siapa startups lain yang berpartisipasi. Ini juga bisa menentukan strategi pitching itu sendiri.
  • Usahakan cari mentor sebelum presentasi. Bisa teman, kakak, saudara, om, atau tante yang sudah pernah menjalankan bisnis.
  • Praktek persiapan ini tidak harus di pitching events, tapi bisa juga jika menghadapi angel investor, pemodal perorangan, dan lain sebagainya.

Rehearsals

Setelah mendapat show, maka saatnya berlatih. Band berlatih untuk persiapan show di studio. Di sini band mengingat kembali lagu lama atau berlatih lagu baru. Masing-masing anggota band melatih instrumen yang menjadi tanggung jawabnya.

Seperti band, startups yang ideal memiliki tim, yang memiliki keahlian masing-masing. Meski, tidak setiap fungsi harus selalu dipegang oleh 1 orang. Misalnya, gitaris juga bisa merangkap backing vokal; back-end programmer juga bisa membantu front-end developer.

Yang harus dipastikan:

  • Durasi show (untuk band) dan durasi presentasi (untuk startups).
  • Siapkan jumlah lagu yang cukup untuk durasi tersebut (untuk band) dan jumlah slide presentasi (untuk startups), termasuk urutannya.
  • Semua team member HARUS menyelesaikan tugasnya masing- masing, sesuai dengan persiapan materi. – Pastikan juga tim berlatih presentasi dan menyiapkan Plan B (jika perlu).
  • Ini sederhana, tapi penting. Pastikan berapa resolusi projektor presentasi (16:9? atau 4:3?), kemudian gunakan template disain Keynote/PowerPoint yang sesuai ukuran.

Pre-show Preparation

Setelah cukup berlatih, maka saatnya band melakukan persiapan terakhir sebelum show. Di sini band memeriksa kembali dengan menggunakan checklist. Baterai untuk efek gitar? Check! Pick untuk bass? Check! Stick drum? Check! Hotel untuk menginap? Check! Dan seterusnya. Sebelum show, penanggung jawab di band perlu pula memastikan alat apa saja yang disediakan panitia di panggung. Band perlu mencari cara untuk menyiapkan alat-alat yang tidak tersedia.

Bagi startups, pastikan baterai laptop di-charge sebelum presentasi, pastikan tim tidur cukup sehari menjelang sebelum hari H, dan berlatih untuk skenario presentasi.

Tips:

  • Tidur cukup lebih penting daripada yang orang kebanyakan kira. Dengan tidur cukup, maka tim akan fit. Tidak ada cerita startups sukses yang memiliki tim tidak fit.
  • Pastikan jalur perjalanan menuju venue. Usahakan datang 15-30 menit sebelum acara dimulai. JANGAN DATANG TERLAMBAT!

Backstage Networking

Selain melakukan show itu sendiri, networking di acara-acara show sangat penting. Dengan berkenalan atau bertemu dengan orang-orang di industri musik, musisi juga bisa membuka peluang untuk mendapat gig yang lain. Biasanya, panitia lain, artis lain, dan segala jenis orang di industri ada di backstage. Liar berkeliaran menunggu ditangkap.

Untuk startups, siapa yang tahu jika tiba-tiba bertemu dengan eksekutif dari perusahaan pemodal ventura di toilet, misalnya? Jangan lupa untuk selalu menyiapkan kartu nama.

The Show

Show itu sendiri adalah pengulangan dari apa yang sudah dilakukan di studio latihan. Bedanya, ada yang nonton. Memainkan lagu ke lagu hingga show usai seharusnya tidak sulit untuk dijalankan. Tentunya, jam terbang juga merupakan faktor kritis, terutama untuk mampu mengontrol audience serta kemampuan kepemimpinan pribadi.

Mengutip Seth Godin: “Tujuan dan esensi dari membuat presentasi bukanlah ʻto blow peopleʼs mindʼ, tetapi ʻto change peopleʼs mindʼ”.

Tips:

  • Pernah melihat orang sedang presentasi? Biasa aja. Seperti itu pula lah orang melihat Anda. Biasa saja. Tidak usah grogi.
  • Hindari terlalu banyak penggunaan bahasa teknis. Startups menjual produk, bukan hanya kemampuan teknis.
  • Jika terjadi kesalahan teknis yang diluar kemampuan (misalnya acara terlambat, mati lampu dan sebagainya), usahakan untuk tetap saling menyemangati tim. Salah satunya adalah saling mengingatkan bahwa tim sudah memiliki tujuan. Fokus pada upaya untuk mencapai tujuan dan kurangi aktifitas yang menambah resiko menurunkan mood.
  • Enjoy the show.

Sex After Show

Bagi strategist, paska show adalah momen yang tak kalah orgasmic dengan show itu sendiri. Setelah show, band berkumpul untuk briefing. Kesalahan diidentifikasi agar tak terulang, dan bersama membuat komitmen agar show berikutnya menjadi lebih baik.

Tim sebaiknya membahas kembali apa saja yang terjadi saat presentasi. Jangan lupa untuk mengulas apakah tim mencapai tujuan presentasi atau tidak. Jika ya, bagus. Silahkan menentukan tujuan selanjutnya. Jika tidak, cari tahu mengapa. Perbaiki kesalahan.

Banyak orang berhasil tanpa melewati pendidikan tinggi. Yang mereka lakukan hanyalah memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi. Logikanya sederhana. Dengan melalui proses tersebut secara konsisten, disertai komitmen (berjanji untuk melakukan dengan sungguh-sungguh), kemampuan orang akan menjadi semakin baik.

Setelah semua selesai, jangan lupa melakukan perayaan. Pesta tidak selalu harus mahal.

Points taken:

  1. Startup pitching tidak melulu pitching events.
  2. Anda bisa memperlakukan pitching events sebagai rock show.
  3. Cari gig yang pas untuk perusahaan Anda, yang sesuai dengan tujuan bisnis dan ekspektasi Anda.
  4. Persiapan adalah faktor kunci sukses.
  5. Setelah presentasi, lakukan ulasan bersama.
  6. Jangan pernah mengulang kesalahan.
  7. Meski kecil, rayakan setiap pencapaian.
  8. Nikmati setiap langkah Anda.

Internet entrepreneurs, letʼs rock and roll! \m/

4 thoughts on “Startup Pitching – Pelajaran Dari Rock Show

  1. Thanks. Currently have 2 book projects on the fridge. Not sure if i can ever finish those! 😐

Leave a Reply

Your email address will not be published.