Smartphone berponi, alias yang memiliki notch pada bagian layarnya, sudah menjadi pemandangan umum belakangan ini. Kita semua tahu bahwa yang memopulerkan tren ini adalah iPhone X, sebelum akhirnya satu per satu pabrikan smartphone Android mengikuti jejak Apple tersebut.
Namun yang mungkin luput dari pengamatan banyak orang adalah, hingga kini belum ada smartphone Android berponi yang juga tidak memiliki bezel bawah seperti iPhone X. Satu pengecualian adalah smartphone konsep terbaru dari ZTE berikut ini.
Dijuluki ZTE Iceberg, ia tak mempunyai bezel bawah, yang ada malahan adalah notch kedua. Notch bagian atasnya mengemas kamera depan, sensor ambient light dan earpiece untuk menelepon; sedangkan notch bagian bawahnya menjadi rumah atas front-facing speaker.
Anda boleh bilang arahan desain seperti ini hanya bertujuan untuk menciptakan penampilan yang simetris. Bisa jadi, tapi yang lebih menarik untuk dibahas adalah, mengapa baru ZTE yang melakukannya? Mengapa yang lain masih mempertahankan bezel bawah? Padahal kalau boleh jujur, dua notch seperti ini kelihatan jauh lebih menarik ketimbang kombinasi notch dan bezel bawah.
Untuk menjawabnya, kita bisa merujuk pada wawancara bos OnePlus, Carl Pei, dengan The Verge belum lama ini. Menurut penjelasan Pei, ada kompromi cukup besar yang harus diterima ketika mengeliminasi bezel bawah, yakni ponsel akan jadi lebih tebal dan lebih mahal ongkos pembuatannya, yang tentu saja akan berujung pada harga jual yang lebih tinggi.
Penyebabnya adalah struktur dasar sebuah smartphone: di bagian bawah layar, selalu ada sebuah kabel pipih yang menyambungkan layar ke logic board, sehingga mau tidak mau harus ada setidaknya bezel yang cukup tipis, seperti kasusnya pada ponsel bikinan Samsung.
Dalam kasus iPhone X, Apple menggunakan panel layar OLED yang fleksibel, yang kemudian bagian bawahnya ditekuk ke dalam, sehingga pada akhirnya kabel pipih itu jadi berpindah ke belakang dan bezelĀ bawahnya pun sirna. Teori ini setidaknya bisa menjelaskan mengapa bodi iPhone X sedikit lebih tebal dibanding iPhone 8 maupun 8 Plus.
Balik lagi ke ZTE Iceberg, kemungkinan ZTE juga menerapkan solusi desain yang sama seperti Apple, hanya saja mereka memilih untuk menambahkan notch di bawah agar penampilannya tidak aneh (atau malah tambah aneh?) Terlepas dari itu, ponsel ini tampak anggun meski baru sebatas konsep, terutama berkat masing-masing sudut yang timbul, yang memunculkan kesan seakan-akan ponsel berada dalam balutan es (dari sinilah namanya diambil).
Beralih ke belakang, kita bakal disambut oleh sepasang kamera dan sensor sidik jari. Yang unik, ada semacam konektor khusus di bawah logo ZTE. Kemungkinan konektor ini punya fungsi yang sama seperti seri Moto Z, yang menerapkan konsep semi-modular dengan bantuan aksesori Moto Mods.
Kalau mengacu pada situs IF World Design Guide selaku yang pertama menerbitkan gambar render ponsel ini, Iceberg baru akan meluncur ke pasaran tahun depan. Kendati demikian, tidak ada yang bisa menjamin ia bakal terealisasi sampai menjadi produk final.