Geliat pertumbuhan industri peer to peer lending (P2P) di Indonesia mengalami petumbuhan cepat. Selain mulai matangnya sistem masing-masing penyedia layanan, pengetahuan masyarakat mengenai layanan ini dan peran aktif pemerintah memberikan dampak positif. Salah satu yang mengklaim mendapatkan pertumbuhan adalah Akseleran. Selama delapan bulan perusahaan beroperasi, Akseleran telah berhasil menyalurkan dana lebih Rp50 miliar.
“Tersalurkannya Rp50 miliar dan pinjaman usaha ke UKM-UKM Indonesia hanya dalam waktu delapan bulan menunjukkan bahwa memang kebutuhan untuk pinjaman usaha yang lebih fleksibel. Dengan skema pinjaman usaha kami yang sangat fleksibel, kami yakin akan lebih banyak UKM yang bisa kami bantu ke depannya. Kami pun ingin lebih banyak masyarakat yang berinvestasi di P2P Lending, karena selain bisa mendapat imbal hasil rata-rata 18% per tahun, mereka pun dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia,” terang CEO Akseleran Ivan Tambunan.
Pertumbuhan signifikan Akseleran juga disampaikan Chief Marketing Officer Akseleran Andri Madian. Kepada DailySocial, Andri menyebutkan bahwa mereka sekarang sudah mendapatkan 14.381 pengguna yang tersebar di wilayah Indonesia. Termasuk untuk para investor yang kebanyakan berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Makassar dan Surabaya.
Andri lebih jauh juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang mengembangkan aplikasi mobile untuk mengakselerasi akuisisi pengguna baru dan juga memudahkan transaksi yang ada. Pembaruan lain yang disiapkan adalah pembaruan situs untuk menyesuaikan dengan tone aplikasi mobile yang sedang dibangun. Pembaruan ini rencananya akan rampung pada akhir Juni mendatang.
“Fitur baru yang akan diluncurkan bersamaan dengan mobile app adalah Auto-Investment yang berguna bagi investor yang punya dana tetapi tidak punya waktu. Investor tinggal menentukan kriteria yang diinginkan dan sistem akan otomatis mengalokasikan investasi,” imbuh Andri.
Hibernasi dari equity crowdfunding
Di awal kemunculannya Akseleran mengusung konsep equity crowdfunding, namun seiring berjalannya waktu konsep P2P lebih berkembang di Akseleran. Menanggapi hal ini Andri menjelaskan bahwa mereka saat ini sedang menghentikan sementara konsep equity crowdfunding. Hal tersebut akibat belum ada regulasi dan pasar yang jelas.
“Untuk equity crowdfunding, saat ini masih kami hibernasikan. Faktor belum adanya regulasi serta pasar yang belum siap dengan konsep equity crowdfunding membuat kami harus ‘menidurkan’ layanan ini. Apabila situasinya berubah, bisa kami aktifkan kembali. Kami saat ini fokus membesarkan P2P lending yang market dan regulasinya sudah lebih siap,” jelas Andri.
Di sisa tahun 2018 ini pihak Akseleran cukup optimis dengan capaian dan pertumbuhan mereka. Andri menegaskan pihaknya menargetkan mendapatkan 45.000 pengguna dan mampu menyalurkan dana hingga Rp200 miliar di akhir tahun 2018 ini.