Google Kucurkan Dana Lebih Dari $200 Juta Untuk Tiga Data Center Baru di Asia

Menurut laporan yang dikeluarkan hari ini oleh Dow Jones, Google sedang mempersiapkan untuk membangun tiga data center di Asia dan berinvestasi lebih dari $200 juta dalam rangka meningkatkan kecepatan akses dan pelayanan internet di wilayah tersebut. Data center ini diharapkan akan mulai beroperasi dalam waktu 12 sampai 24 bulan.

Menurut pernyataan dari Google, raksasa internet ini telah melihat beberapa lokasi di Singapura, Hong Kong dan Taiwan serta telah membeli lahan di setiap negara tersebut. Saat ini Google memiliki pusat data di AS dan Eropa.

Laporan dari Akamai pada bulan Juli lalu menemukan bahwa sebenarnya Asia memimpin kecepatan internet di dunia dengan Jepang, Korea dan Hong Kong menempatkan sebanyak 67 dari 100 kota dengan koneksi internet tercepat di dunia. Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan mengenai negara di Asia Selatan dan Tenggara, dimana konektivitas mobile yang mendominasi.

Menurut hasil terbaru dari speedtest.net, sementara sepuluh negara di Asia dan Timur Tengah menikmati kecepatan rata-rata melebihi 3 Mbit/s, sepuluh negara berikutnya menikmati rata-rata kurang dari 2 Mbit/s, dan dua puluh negara berikutnya rata-rata 650 kbit/s, dengan kecepatan download di wilayah Asia rata-rata 1,14 Mbit/s.

“The number of users and the amount of Internet use in Asia is growing faster than anywhere else in the world. We’re seeing massive numbers of new users come online. We want to better serve them,” kata Taj Meadows, manajer kebijakan komunikasi untuk Asia.

Mike Orgill, pejabat Google untuk hubungan pemerintah di Asia Tenggara mengatakan kepada DailySocial baru-baru ini bahwa pada saat ini, Google bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengguna internet di Indonesia, dan salah satu caranya adalah dengan mempromosikan Google Chrome melalui iklan televisi dan media tradisional lainnya.

Kampanye Chrome yang baru saja diluncurkan ini menyoroti kemanusiaan dan lingkungan, seperti kegiatan Blood for Life dan Indonesia Berkebun. Kampanye ini bertujuan dalam mendidik masyarakat tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai melalui penggunaan internet.

Dengan sekitar 40 juta pengguna internet di Indonesia, hanya sebagian kecil yang akrab dengan email, blogging, e-commerce, dan mereka bahkan kurang akrab dengan kolaborasi online. Mayoritas dari pengguna internet masih terbatas untuk menggunakan jaringan sosial, dan banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa jaringan sosial adalah bagian dari internet.

Pada acara Social Media Festival pekan lalu, Andrew McGlinchey, Product Manager Google untuk Asia Tenggara menegaskan bahwa kampanye Chrome adalah upaya pertama Google di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang internet dan mengajak mereka untuk mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan dengan menggunakan alat dan layanan online dan terhubung melalui jaringan sosial.

‘Kericuhan’ yang dihadapi perusahaan seperti Research in Motion serta kurangnya kepatuhan atas tuntutan pemerintah Indonesia untuk data center lokal dan akses kedalamnya pasti telah memberikan tanda peringatan kuat bagi perusahaan internet lain yang sangat bergantung pada pengolahan data cloud.

Akan menjadi kejutan jika tidak ada reaksi oleh media Indonesia serta pemerintah atas perkembangan terbaru dari Google ini, mengingat berbagai berita yang muncul beberapa waktu lalu tentang niat Google untuk membuka kantor lokal dan spekulasi atas harapan pemerintah terhadap Google untuk membuka sebuah data center lokal. Setelah memetakan tiga pusat data di wilayah ini (Asia), sepertinya tidak ada alasan teknis atau kebutuhan bagi Google, untuk saat ini, dalam berinvestasi dengan membuat data center baru di Indonesia.

1 thought on “Google Kucurkan Dana Lebih Dari $200 Juta Untuk Tiga Data Center Baru di Asia

  1. Mengutip berita serupa dari sgentrepreneurs, alasan gugel memilih tempat-tempat itu (terutama Singapura) adalah -> “proximity to users, solid infrastructure, and friendly business regulations”, jadi sebelum ada pejabat kita yang mencak-mencak kenapa tidak memilih berinvestasi di Indonesia, mending perbaiki dulu aspek-aspek tadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.