Perangkat Wearable Ctrl-Kit Memungkinkan Kita Mengendalikan Komputer Dengan Pikiran

Sejumlah film fiksi ilmiah seperti Back to the Future, Minority Report, hingga Avatar mendemonstrasikan mudahnya berinteraksi dengan konten menggunakan teknologi hologram interaktif. Namun sebelum sampai di sana, para inventor harus lebih dulu mengembangkan sistem input yang bisa merespons tindakan pengguna secara tanggap dan intuitif.

Ctrl-Labs, yaitu sebuah startup asal New York, saat ini tengah sibuk menggarap sistem kendali eksperimental yang berpeluang merombak industri aksesori PC. Perangkat bernama Ctrl-Kit ini punya kemampuan untuk menerjemahkan gelombang listrik di otot menjadi sinyal digital, yang kemudian dimanfaatkan buat menggerakkan dan memanipulasi objek digital. Proyek pengerjaannya masih berlangsung, dan dalam waktu dekat, Ctrl-Labs akan melepas versi development kit-nya.

Penampilan versi developer Ctrl-Kit cukup berbeda dari model purwarupa yang Ctrl-Labs sempat perlihatkan tahun lalu. Perangkat tidak lagi terpasang ke unit Raspberry Pi. Di inkarnasi terkininya, Ctrl-Kit terbagi jadi dua komponen: bagian radio dengan wujud dan pemakaian mirip arloji berukuran raksasa, disambung ke unit elektroda di dekatnya – diposisikan di lengan mendekati siku.

Dalam presentasi acara Slush 2018 di kota Helsinki, Finlandia, CEO Thomas Reardon menyampaikan bahwa Ctrl-Kit didesain untuk mentransformasi pengguna menjadi controller, karena perangkat mampu menafsirkan langsung gerakan Anda. Lewat cara ini, manusia dapat mendominasi ‘sel saraf yang ada di alat komputasi’ dengan neuron mereka sendiri. Kapabilitas ini dipercaya berpotensi mendorong pengembangan ranah machine learning.

Ctrl-Kit bekerja dengan basis teknologi electromyography. EMG bertugas untuk mengubah keinginan mental menjadi aksi. Lebih spesifiknya, ia mampu mengukur pontesi arus listrik yang diperoleh dari aliran gelombang otak ke otot tangan. Perangkat ini dibekali tidak kurang dari 16 elektroda buat memonitor sinyal neuron, yang kemudian diperkuat dan diukur oleh ‘unit motor’. Proses pembacaan tersebut dibantu oleh algoritma Google TensorFlow, sehingga perangkat bisa membedakan denyutan individu di masing-masing saraf.

Berdasarkan pengakuan Ctrl-Labs, metode electromyography lebih detail dan efektif menangkap gelombang otak dibanding perangkat-perangkat wearable berbasis electroencephalography. EGG baru dapat membaca aktivitas elektrik otak dengan sensor yang ditempelkan di kulit kepala. EMG sendiri sanggup mendeteksi sinyal motorik sel saraf secara lebih jernih. Hal yang perlu produsen perhatian adalah memastikan software-nya bisa mengukur secara akurat.

Lewat versi developer ini, pertama-tama Ctrl-Labs berkeinginan untuk mengembangkan Ctrl-Kit sebagai alat pendukung gaming – terutama permainan-permainan berbasis virtual reality. Teknologi EMG dapat mempermudah dan menyederhanakan pengendalian. Bayangkan, Anda hanya perlu menggerakkan tangan buat mengambil objek digital atau bahkan mengendalikan pesawat jet hanya dengan pikiran.

Sumber: VentureBeat.