Sebuah perusahaan social media mengakuisisi perusahaan sejenis. HootSuite yang berbasis di Vancouver, Kanada, mengkonfirmasi pihaknya mengakuisisi Seesmic. CEO HootSuite, Ryan Holmes, mengamini berita ini seperti diberitakan oleh TechCrunch. Lalu mengapa akhirnya Seesmic yang didirikan oleh Loic Le Meur dijual?
Ryan Holmes mengatakan bahwa pihaknya mengakuisisi Seesmic bukan karena teknologinya, melainkan karena penggunanya. Ungkapan “If you are an SME we are happy to help you out” yang keluar dari Holmes jelas menyiratkan permasalahan keuangan yang dihadapi oleh Seesmic dan akuisisi ini adalah penyelamatnya.
Holmes menyebutkan Seesmic menarik karena kebanyakan penggunanya adalah berasal dari enterprise, meskipun tidak ada angka pasti soal berapa pengguna Seesmic yang membayar tiap bulannya. HootSuite sendiri disebutkan memiliki 4-5 juta pengguna bisnis dan Holmes menegaskan bahwa perusahaannya selalu fokus untuk pengguna enterprise.
Seesmic memang mengalami pasang surut. Di masa jayanya, Seesmic sempat tersedia di hampir semua platform smartphone dan mendukung aktivitas social media di Twitter dan Facebook. Seesmic bahkan pernah diberitakan hampir membeli TweetDeck — yang akhirnya dibeli oleh Twitter. Lambat laun Seesmic menutup (atau menelantarkan) beberapa layanan mobile client-nya dan fokus untuk layanan berbayar Seesmic Ping. Agaknya ini merupakan langkah terakhir bagi Seesmic yang tak mampu mengangkatnya dari permasalahan pelik. Seesmic akhirnya dijual.
Le Meur sendiri disebutkan akan tetap berada di dalam perusahaan untuk membantu transisi dan menjadi penasehat (advisory work).
HootSuite baru-baru ini mengeluarkan versi bahasa Indonesia untuk menjangkau pengguna Twitter di Indonesia yang jumlah totalnya mencapai sekitar 20 juta orang. Pengguna HootSuite di Indonesia disebutkan mencapai 160 ribu orang.