Minggu-minggu dan hari-hari sebelum digelarnya konser NKOTBSB di Jakarta hari Jumat kemarin, para fans-nya pasti telah menonton video mereka di YouTube, dan para stasiun radio memutarkan lagu-lagu NKOTB dan Backstreet Boys untuk menyambut konser mereka. Tidak mengherankan, pada tanggal 1 Juni malam, waktu Jakarta, linimasa Twitter dibanjiri oleh orang yang tweeting dari konser dan berbagi ke teman-teman mereka. Konser kemarin berjalan sukses, namun apa yang bisa kita pelajari dan eksplorasi dari hal ini?
Satu prinsip dasar dari pemasaran musik adalah untuk meningkatkan awareness dan penjualan, sebuah band atau musisi harus melakukan pertunjukan musik langsung dihadapan penggemar mereka. Hal ini berlaku untuk artis pendatang baru atau yang sudah mapan – mendorong popularitas lagu untuk meningkatkan awareness tidak cukup dilakukan melalui TV, radio dan internet; tetapi sebuah pertunjukan musik langsung (terutama jika ditambahkan dengan acara jumpa fans dan sesi tanda tangan) memberikan sesuatu yang istimewa bagi para fans, menjaga loyalitas, dan mendapatkan awareness serta ketertarikan orang yang sebelumnya tidak pernah mendengar band/musisi terkait. Band akan menggelar tur keliling kota – dan negara – tanpa lelah, sebagai cara untuk mempromosikan diri mereka dan album baru mereka. Label musik yang bertanggung jawab juga akan mengatur waktu bagi band/musisi untuk bertemu dengan media, untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pemberitaan yang cukup.
Indonesia baru-baru ini dihadiri oleh banyak ‘generasi tua’ dari band atau musisi – berbagai artis ini populer di tahuun 1980-an sampai dengan akhir 1990-an, yang mungkin tidak sedang berada di daftar Top 40 (walaupun Indonesia juga dikunjungi artis-artis Top 40 tersebut). Ketika kondisinya pas, konser akan memberikan keuntungan bagi semua orang – artis akan mendapatkan pembayaran yang bagus dari pertunjukkan, promotor akan mendapatkan pemasukan yang bagus juga (meski hal ini tentunya tergantung dari artis dan segmen musiknya), dan penonton bisa melihat artis favorit mereka secara langsung, dan di banyak kasus mereka akan mau membayar uang yang tidak sedikit.
Sebelum masa musik digital, sebuah album dari artis tertentu akan dipromosikan secara gencar baik sebelum maupun sesudah pertunjukkan, untuk menjadi semua orang membeli album dari musisi tersebut. Gaung atas pertunjukkan yang akan dilaksanakan cukup untuk membuat orang memantau pemberian tiket gratis di radio danTV (atau acara jumpa fans), dan akan meningkatkan penjualan CD. Mereka yang hadir ke acara konser tapi mengetahui semua lagu yang dimainkan, menjadi pelanggan potensial baru (jika mereka benar-benar menyukainya).
Sebuah konser musik yang digelar secara langsung biasanya merupakan identitas sesungguhnya dari artis tersebut – pengalaman dari sebuah live concert biasanya bisa mengubah banyak penonton menjadi fans (hal ini tentunya bisa terjadi jika artisnya bagus). Jadi, ada jendela kecil peluang sebelum dan sesudah acara untuk mendorong pembelian musik yang mengikuti efek dari konser tersebut.
Era musik digital tidak mengubah hal ini; bahkan, internet telah memungkinkan berbagai genre dan banyak musisi menjadi dikenal dan bertahan secara bersamaan, dan tidak terlalu tergantung pada media mainstream seperti radio dan TV untuk memelihara awareness mereka diantara para fans-nya.
Media sosial dan kemudahan untuk mendistribusikan musik melalui konten digital – legal atau tidak – telah memungkinkan artis yang sebelumnya telah populer seperti KNOTB dan BSB, yang saat ini mungkin bukan artis paling populer, untuk tetap dekat dengan fans mereka di seluruh dunia. Jadi ketika kondisi pas untuk konser, akan ada peluang yang cukup bagus untuk penjualan tiket dan sebuah konser menjadi sukses. Tetapi ada hal lain yang bisa disediakan oleh ranah digital.
Apa yang akan saya lakukan: pemasaran digital (online atau mobile) pre-event untuk mengarahkan orang pada musik NKOTBSB di internet, baik itu streaming atau unduh. Gunakan media seperti radio, TV dan majalah dari acara konser untuk diarahkan pada peningkatan jumlah penonton di YouTube, stream lagu atau unduhan lagu. Instal sistem location-based service, yang akan memberikan notifikasi para fans yang datang ke konser tentang ketersediaan produk digital, dan ajak mereka untuk mendapatkan setlist, yang berisi daftar judul dan lirik lagu pada saat dimainkan di panggung. Buat sistem dimana fans yang tertarik untuk mendaftar dan menerima informasi tentang ketersediaan unduhan musik dan produk lain. Rekam acara dan jual dalam bentuk DVD setelah konser, dan publikasikan beberapa video secara online langung setelah konser untuk menjaga buzz setelah acara berlangsung. Dan pastikan setiap penggemar bisa mendapatkan reminder atas pengalaman mereka selama acara, dikemas dalam layanan digital.
Singkatnya – jika Anda bisa membuat para fans secara mudah mendapatkan pengalaman atas musik Anda setelah melihat konser, maka kemungkinana Anda akan mendapatkan cara yang bagus untuk mendapatkan pemasukan dari musik digital.
Ario bekerja di industri musik Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010, ia kini bekerja di industri film dan TV di Vietnam. Anda bisa follow akunnya di Twitter – @barijoe atau membaca blog-nya di http://barijoe.wordpress.com.
[Gambar]