Kurangi Konsumsi Bandwith, YouTube Batasi Resolusi Default Video

Di masa-masa seperti ini, sebagian besar dari kita pasti menghabiskan lebih banyak waktu di YouTube. Kenapa YouTube? Karena selain sebagai sumber hiburan, YouTube juga kerap diperlakukan sebagai sumber informasi.

Berdasarkan laporan terbaru lembaga riset Sandvine, YouTube disebut menghasilkan volume traffic dua kali lebih besar ketimbang Netflix selama pandemi. Jadi tidak berlebihan apabila kita menganggap YouTube sebagai konsumen bandwith internet terbesar di dunia saat ini.

YouTube tidak mau tinggal diam dalam menghadapi situasi yang tidak umum seperti ini. Mereka memutuskan bahwa selama sebulan ke depan, semua video secara default akan diputar dalam resolusi standard definition (SD). Sebelum ini, resolusi default (Auto) ditentukan oleh koneksi internet masing-masing pengguna.

Kita tetap bisa menonton video dalam resolusi HD atau bahkan 4K (kalau memang tersedia pada videonya), akan tetapi kita harus menetapkan resolusinya secara manual. Jadi jangan kaget kalau tiba-tiba video dari vlogger favorit Anda tiba-tiba jelek resolusinya. Tidak ada yang salah dari mereka, hanya saja Anda tidak bisa menikmatinya dalam resolusi HD secara otomatis.

Tujuan akhirnya adalah untuk mengurangi konsumsi bandwith yang melonjak drastis belakangan ini seiring populasi Bumi dihimbau untuk mendekam di kediamannya masing-masing. YouTube sebelumnya sudah memberlakukan perubahan peraturan yang sama di Eropa, dan sekarang mereka memperluas cakupannya ke seluruh dunia demi semakin menghemat bandwith.

Lebih baik bisa terus menikmati konten YouTube meski dalam resolusi rendah ketimbang tidak bisa mengaksesnya sama sekali karena operator kehabisan bandwith, kira-kira begitu premis di balik upaya semacam ini.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Szabo Viktor via Unsplash.