Inilah 13 Game Xbox Series X Beserta Trailer-nya

Tahun ini memang tidak ada E3, namun itu bukan berarti industri gaming jadi kurang menarik. Pandemi boleh melanda, tapi 2020 tetap diprediksi bakal mengawali era baru pertempuran console next-gen.

Di antara PlayStation 5 dan Xbox Series X, kubu Microsoft terkesan jauh lebih siap. Mereka tak segan menyingkap detail mengenai console baru mereka jauh sebelum peluncuran resminya, dan itu pada akhirnya memaksa Sony untuk mengambil langkah yang serupa.

Info mengenai hardware-nya sudah, kini giliran info terkait konten Xbox Series X yang Microsoft beberkan. Tidak tanggung-tanggung, mereka memamerkan trailer dari 13 judul game yang akan hadir di Xbox Series X, yang semuanya dioptimalkan untuk berjalan di resolusi maksimum 4K 120 fps.

9 di antaranya juga telah menerapkan fitur Smart Delivery seperti Cyberpunk 2077, yang berarti konsumen hanya perlu membayar satu kali untuk memainkannya di Xbox One terlebih dulu, sebelum lanjut memainkannya di Xbox Series X saat perangkatnya sudah bisa dibeli.

Assassin’s Creed Valhalla

Hanya selang beberapa hari setelah Ubisoft mengungkap trailer sinematiknya, Microsoft langsung menyusul dengan trailer gameplay-nya. Ada banyak yang bisa kita pelajari dari video singkat di atas, terutama terkait kemampuan-kemampuan yang dimiliki sang lakon, Eivor.

Yang paling menarik menurut saya adalah bagaimana ia mampu melemparkan kapaknya ke musuh, dan ini merupakan aspek baru dalam sistem combat seri Assassin’s Creed. Valhalla juga masih akan mengandalkan navigasi berbasis seekor burung; kali ini seekor gagak yang terinspirasi oleh Huginn dan Muninn, sepasang gagak peliharaan dewa Odin dari mitologi Norse.

Bright Memory: Infinite

Impresif dan penuh adrenalin, trailer game berjudul Bright Memory: Infinite ini menunjukkan permainan first-person shooter (FPS) dengan penyajian yang kreatif. Tidak cuma mengandalkan senjata api saja, lakonnya juga jago soal pertarungan jarak dekat, dan ia turut dibekali semacam grapple hook yang langsung mengingatkan saya pada seri Just Cause.

Bright Memory: Infinite terdengar semakin mengesankan setelah mengetahui bahwa developer-nya, FYQD-Studio, sebenarnya cuma beranggotakan satu orang. Demo game ini sempat muncul di Steam tahun lalu, dan siapa yang menyangka versi penuhnya bakal menjadi salah satu game unggulan Xbox Series X?

Call of the Sea

Firewatch merupakan salah satu game favorit saya, dan karakter kesukaan saya dalam game petulangan tersebut adalah Delilah. Lucunya, Delilah sama sekali tidak muncul dari awal sampai akhir permainan. Ia cuma menyumbangkan suaranya dengan berperan sebagai pemandu karakter utamanya via walkie-talkie.

Voice actress-nya, Cissy Jones, telah dipilih memerankan karakter utama dalam game berjudul Call of the Sea ini. Game ini juga banyak mengingatkan saya pada Firewatch berkat elemen petualangan dan puzzle yang disajikan melalui sudut pandang orang pertama, dan setting lokasinya juga kelihatan luar biasa indah.

Chorus

Tidak selamanya pertempuran pesawat luar angkasa harus berasal dari franchise Star Wars atau Star Trek. Dalam Chorus, pesawat tempur yang ditunggangi juga unik karena ia sebenarnya merupakan makhluk sentient dengan berbagai macam manuver akrobatiknya.

Di samping aksi tembak-menembak pesawat yang menegangkan, Chorus juga menjanjikan eksplorasi antariksa berskala besar. Lokasi-lokasi yang bakal ditemui amat beragam, mulai dari planet yang sudah mati, sabuk asteroid, sampai sisa ledakan sebuah bintang. Saya yakin grafiknya bakal sangat memukau berkat ray tracing.

Dirt 5

Reputasi game balapan ini sebenarnya sudah tidak perlu dijelaskan lagi. Setiap serinya selalu membawa pemain ke sirkuit off-road yang amat memacu adrenalin, dan Dirt 5 bermaksud membawanya ke level yang lebih tinggi lagi, salah satunya lewat Career Mode dengan aspek narasi yang berbobot dan banyak bergantung pada keputusan-keputusan pemain.

Grafiknya tidak perlu ditanya, trailer-nya menunjukkan grafik yang sangat realistis. Spesifikasi gahar Xbox Series X sejatinya memungkinkan developer untuk meningkatkan kualitas grafiknya jauh di atas versi sebelumnya.

Madden NFL 21

Tidak banyak yang bisa dipelajari dari trailer super-singkat di atas, namun yang pasti inkarnasi terbaru Madden NFL ini bakal jadi simulasi permainan football profesional yang paling realistis, apalagi didukung oleh kapabilitas grafik Xbox Series X. Seperti memainkan cutscene demi cutscene, kira-kira seperti itu kesan yang saya dapatkan.

Scarlet Nexus

RPG baru dari tim pengembang seri Tales? Penggemar berat JRPG pastinya tidak sabar menanti karya terbaru Bandai Namco ini, terutama mereka yang juga menyukai tema sci-fi yang futuristis. Setting yang diangkat Scarlet Nexus cukup unik: di masa depan, manusia berhasil menemukan hormon psionic di dalam otak yang memungkinkan manusia untuk memiliki kekuatan psycho-kinesis.

Sayangnya penemuan itu juga mengundang berbagai makhluk asing untuk berburu otak manusia. Makhluk-makhluk ini juga tak bisa dibasmi menggunakan senjata konvensional, hingga pada akhirnya Bumi membentuk pasukan Other Suppresion Force yang berisikan para psychic itu tadi, salah satunya Yuito Sumeragi yang akan dijalankan oleh pemain.

Scorn

Horor dan penuh intrik, itulah kesan yang didapat setelah menonton trailer di atas. Scorn mungkin tidak cocok buat semua orang, dan saya yakin sebagian akan langsung merasa jijik meski trailer-nya belum habis. Namun buat para penggemar genre horor, Scorn adalah game FPS yang layak ditunggu.

Developer menjanjikan penyajian cerita yang non-linear, dengan cerita dan puzzle yang harus dipecahkan di setiap lokasi. Gaya visual biomekanik di Scorn terinspirasi langsung oleh karya-karya pelukis H.R. Giger, dan buat saya ini memberikan atmosfer yang misterius sekaligus mencekam.

Second Extinction

Co-op shooter dengan misi membasmi ratusan zombie sudah terkesan biasa. Bagaimana jadinya kalau zombie itu kita ganti dengan dinosaurus mutan? Itulah tema yang bakal kita jumpai di game ini, di mana Bumi telah dikuasai oleh koloni dinosaurus dengan tingkat kecerdasan di atas normal, dan pemain ditugaskan untuk merebutnya kembali selagi menguak misteri yang terkait.

Second Extinction digarap oleh Systemic Reaction, tim developer kecil di bawah naungan Avalanche Studios. Avalanche sendiri merupakan pengembang Rage 2, dan saya tidak akan terkejut apabila Second Extinction menawarkan feel menembak yang sama memuaskannya seperti di Rage 2.

The Ascent

Apa jadinya kalau developer memadukan formula action RPG ala Diablo dengan setting cyberpunk yang futuristis? The Ascent ini jawabannya. The Ascent sendiri merupakan nama dari korporasi yang memegang kontrol penuh atas kota metropolitan yang menjadi lokasi permainan. Sayangnya kontrol tersebut sirna saat The Ascent kolaps secara misterius, dan kekacauan pun langsung terjadi di mana-mana.

Satu elemen visual yang sangat menarik dari The Ascent adalah lingkungan yang destruktif, yang berarti setiap pertempuran akan meninggalkan bekas di medannya. Game ini dikerjakan oleh developer indie bernama Neon Giant, yang portofolio sejumlah anggotanya mencakup judul-judul AAA macam Wolfenstein maupun Gears of War.

The Medium

Sulit mengabaikan popularitas seri Silent Hill dari genre horor, dan nuansa mencekam yang selalu kita dapatkan dari game itu akan kembali kita jumpai di The Medium. Karakter utamanya, Marianne, harus menjalani kisahnya dari dua perspektif secara konstan; satu dari perspektif dunia nyata, dan satu lagi dari perspektif supranatural.

Duality, demikian tema yang hendak diangkat developer-nya, Bloober Team. Guna semakin mematangkan tema tersebut, Bloober Team menandemkan komposer musiknya dengan Akira Yamaoka, sang jenius di balik musik mencekam seri Silent Hill, dengan tujuan menyuguhkan atmosfer yang berbeda setiap kali Marianne mengunjungi masing-masing dunia.

Vampire: The Masquerade – Bloodlines 2

Penantian panjang fans salah satu RPG terbaik ciptaan Troika Games akhirnya terbayarkan, dan di sekuelnya ini, pemain akan berhadapan dengan tema yang lebih kelam dari game sebelumnya. Sekuelnya ini juga akan kembali mengangkat konflik antar beberapa clan vampir yang ada, dan lagi-lagi keputusan pemain memegang peran yang sangat penting terhadap jalan cerita permainan.

Vampire: The Masquerade – Bloodlines dipuji karena begitu bervariasinya pilihan yang diberikan kepada pemain, dan hal itu semestinya juga akan kembali tersaji di sekuelnya ini meski developer yang mengerjakannya berbeda.

Yakuza: Like a Dragon

Dikenal juga sebagai Yakuza 7, game ini adalah yang paling berbeda dari franchise Yakuza secara keseluruhan. Bukan cuma karena karakter yang menjadi tokoh utamanya berbeda, tapi juga karena mekanisme gameplay-nya yang berubah drastis menjadi turn-based.

Juga unik adalah bagaimana elemen class diperlakukan di Yakuza. Total ada 19 class yang dapat dipilih, dan pilihannya jauh berbeda dari RPG tradisional. Bukan Warrior atau Mage, melainkan Bodyguard, Musician, atau bahkan Chef, masing-masing dengan kelebihan dan skill uniknya tersendiri.

Sumber: Xbox.