Pendapat Pengembang Aplikasi Windows Phone Lokal tentang Publikasi di Windows Phone Marketplace

Tiga hari yang lalu, dailylicious sempat mengangkat topik tentang Windows Phone Marketplace. Seorang pengembang asal Slovenia, Matic Bitenc, mengungkapkan pengalamannya saat kesulitan mempublikasi aplikasi Toshl di Windows Phone Marketplace. Bitenc menuding kurangnya akses untuk pengembang Slovenia, meskipun Marketplace telah hadir secara resmi di negara pecahan Yugoslavia itu. Walhasil, mereka terpaksa mendaftarkan aplikasinya menggunakan akun yang dimiliki oleh Microsoft Slovenia.

Kami mencoba mencari tahu apakah hal serupa juga terjadi di Indonesia. Indonesia sendiri telah secara resmi memiliki Marketplace bertepatan dengan hadirnya jajaran Nokia Lumia. Puja Pramudya merupakan narasumber kami untuk hal ini. Pengembang Radya Labs yang berbasis di Bandung ini merupakan salah satu pengembang yang berdedikasi terhadap platform Windows Phone. Mungkin tim pengembang Radya Labs ini adalah satu salah satu pengembang Indonesia yang paling banyak mempublikasikan karyanya (baik karya sendiri maupun pesanan dari pihak ketiga) untuk platform ini. Berikut adalah opini dan pengalaman Puja soal permasalahan yang dihadapi di Windows Phone Marketplace:

No Developer Account for Indonesian Developer. Not Yet

Sejak Windows Phone diluncurkan Oktober 2010 hingga saat ini, developer lokal Indonesia memang belum dapat mempublikasi aplikasi melalui akun sendiri. Microsoft membuka developer account untuk berbagai negara secara bertahap tapi selama dua tahun ini pengembang Indonesia tampaknya belum mendapatkan kesempatan tersebut. Kami tidak tahu pasti alasannya namun dugaan kami Microsoft membuka developer account secara bertahap sesuai dengan track record negara tersebut, apakah negara tersebut memiliki basis developer di platform Microsoft yang cukup besar. Kami juga berpikir tentang masalah hukum (serta perpajakan dan hal administratif lainnya) yang belum ditemukan win-win solution-nya jika pihak Microsoft membuka developer account di Indonesia.

Tanpa developer account, pengembang tidak bisa mempublikasikan aplikasinya dan juga tidak bisa meng-unlock device Windows Phone. Device yang belum di-unlock menggunakan developer account tidak bisa digunakan untuk keperluan testing. Developer tidak bisa melakukan sideloading aplikasi terhadap device yang belum di-unlock. Emulator memang memberikan kemudahan untuk melakukan pemeriksaan fungsionalitas, tapi bagi kami emulator benar-benar berguna hanya untuk memeriksa fungsionalitas aplikasi bukan performa aplikasi. Berdasarkan pengalaman pribadi, testing di device tetap sangat diperlukan terutama jika kita membutuhkan fungsi-fungsi yang tidak terdapat di emulator seperti mengirim email, sharing, seluruh hal yang terkait sensor, kamera dan beberapa keperluan lain.

Puja Pramudya

Microsoft Indonesia sudah berusaha menjembatani masalah ini. Pengembang Indonesia yang benar-benar ingin melakukan proses pendaftaran aplikasi bisa menghubungi mereka dan aplikasi dapat dipublikasikan di bawah akun yang dibuka Microsoft melalui layanan pihak ketiga yaitu App Gateway. Microsoft akan menanggung biaya pendaftaran. Jika pengembang berminat untuk lebih serius lagi di platform Windows Phone ini, mereka bisa membuka akun sendiri di app gateway atau layanan lain seperti YallaApps. Dengan memiliki akun sendiri, kita dapat memperoleh statistik tentang aplikasi kita.

Meskipun demikian kekurangan utama dari menggunakan akun pihak ketiga adalah masalah Visibility, pengakuan dan pengenalan terhadap pengembang. Dan ini masalah besar bagi kami dan seluruh pengembang aplikasi professional di Indonesia. Aplikasi yang kita submit akan berada di bawah akun pihak ketiga, artinya pengguna yang mengunduh akan diarahkan ke akun tersebut, bukan akun developer. Kredit kepada developer dapat dituliskan di bagian deskripsi di halaman aplikasi atau di dalam aplikasi itu sendiri. Namun solusi ini tidak terlalu “seksi”.

Yang kami lakukan adalah,kami memiliki rekan di negara yang sudah tersedia developer account-nya dan membuka account menggunakan informasi miliknya. Dengan demikian kami tetap dapat menjalankan bisnis ini, mendapatkan pembayaran (jumlah pembayaran yang diterima itu hal lain)  dan mendapatkan berbagai kemudahan seperti informasi download, informasi crash dan informasi terbaru mengenai ekosistem tersebut.

Developer account memang sangat penting sekali dan saat ini developer lokal Indonesia belum bisa memilikinya jika menggunakan informasi alamat dan rekening bank di Indonesia. Pilihan yang tersedia adalah antara menunggu atau mengambil jalan memutar (dan orang Indonesia sangat pandai melakukan itu) dengan membuka akun dari negara lain. Bagi kami yang memulai studio ini diawal 2011, menunggu tidaklah menjadi opsi. Kabar baiknya adalah begitu Windows Phone 8 hadir, Indonesia sudah terkonfirmasi sehingga developer Indonesia dapat membuka akunnya sendiri.

Perpindahan Aplikasi di antara Akun

Dengan akan dibukanya developer account di Indonesia, kami sudah memikirkan untuk memindahkan aplikasi yang sudah pernah di-submit. Meskipun belum pernah melakukannya, tapi informasi yang kami dengar memang hal tersebut tidak bisa dilakukan. Memindahkan yang dimaksud adalah menghapus aplikasi lama dari akun yang lama dan mengunggahnya kembali menggunakan akun yang baru. Masalah ini sudah pernah kami dengar dan serupa dengan permasalahan akun windows live ID yang kita gunakan untuk login di Windows Phone. Akun Live ID yang sudah digunakan terkait dengan satu marketplace tidak bisa dipindahkan ke region Marketplace yang lain. Solusinya (terpaksa) sama, yaitu membuat akun baru untuk digunakan di Marketplace.

Dalam kasus kami, hal ini kemungkinan besar tidak akan jadi masalah. Setiap aplikasi kami memang sudah memiliki stastik jumlah unduhan. Meski tidak terlalu signifikan, kemudahakn jik menggunakan akun yang dibuka di Indonesia akan lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan terus menerus menggunakan akun di negara lain.

Masalah memang muncul bagi aplikasi yang sudah memiliki jumlah unduhan yang luar biasa (di atas ratusan ribu) serta telah memiliki review dan rating yang baik. Tapi, hanya sebagian kecil pengembang lokal saat ini yang memiliki akun sendiri dan hanya sedikit sekali berarti yang terkena imbas masalah ini. Sebagian besar pengembang lokal memang menunggu dan memilih untuk tidak membuka akun terlebih dahulu.

Kami sendiri tidak terlalu mengerti kesulitan tentang prosedur ini. Mungkin hal ini terkait dengan masalah teknis dan birokrasi di internal AppHub-nya sendiri. Tapi melihat permasalahan serupa di platform lain,  bisa jadi ini merupakan “best practice”.

Proses Sertifikasi di Marketplace

Sertifikasi di Marketplace membutuhkan 3-7 hari kerja. Ini bukan merupakan hambatan. Menurut kami lamanya sertifikasi ini sudah harus diperhitungkan ketika merencanakan sebuah produk. Jangan terlalu optimis untuk mendaftarkan aplikasinya ke Marketplace jika waktu launching sudah terlalu dekat. Perhatikan betul timing-nya. Yang kami lakukan adalah melakukan buffer hingga 3 minggu sebelum tanggal launching, sehingga jika ada hal-hal yang tidak lolos dapat diperbaiki sesegera mungkin. Selain itu, proses pengembangan juga sedari awal sudah diperhatikan untuk comply dengan berbagai kewajiban yang disyaratkan. Microsoft memberikan dokumentasi mengenai hal apa saja yang perlu ditangani dengan lengkap termasuk poin apa saja yang akan diperiksa.

Dokumentasi ini menjadi panduan bagi tester internal kami sebelum melakukan submission ke Marketplace untuk menghindari kemungkinan sertifikasi yang gagal. Selain itu, di IDE Visual Studio terdapat fitur Marketplace Test Kit yang sangat membantu kami untuk melakukan testing di ekosistem lokal, serupa dengan teknik testing yang digunakan tester Marketplace. Dengan perencanaan yang baik dan proses pengembangan yang dapat dipantau harusnya sertifikasi bukan menjadi proses yang sulit.

Dari limabelas (15) aplikasi kami yang saat ini tersedia di Marketplace, hanya ada dua aplikasi yang pernah mengalami kendala. Satu berhubungan dengan masalah bahasa dan yang kedua berkaitan dengan masalah konten. Untuk beberapa negara tertentu, konten SARA dan pornografi tidak akan ditolerir. Lagi-lagi hal ini sebenarnya sudah didokumentasikan dan seharusnya bisa diantisipasi dari awal.

Kami sendiri pernah mengalami deadline yang cukup ketat. Sementara proses sertifikasi 3-7 hari sudah menjadi pakem, “akselerasi” bisa didapatkan jika bisa bekerja sama secara langsung dengan beberapa pihak, salah satunya Nokia Indonesia.

Publishing Tools (Alat Publikasi) di App Hub

Publishing tools di App Hub dibangun menggunakan Silverlight. Karena seluruh development machine yang kami gunakan menggunakan Windows , tidak pernah ada masalah mengenai kompatibilitas browser (seperti yg dimaksud di artikel). Problem justru terjadi di masalah koneksi internet Indonesia yang memang sudah lama harus kita tolerir bersama. Silverlight sebagai sistem plug-in based memerlukan waktu loading yang lebih lama. Tidak ada yang bisa kami lakukan soal ini selain bekerja dengan menggunakan koneksi Internet yang mumpuni.

Promosi

Membuat aplikasi adalah satu hal, sementara mempromosikannya adalah hal yang lain. Sejauh ini kami belum pernah mengetahui secara transparan program promosi Microsoft untuk pengembang lokal di Marketplace. Yang kami ketahui adalah mereka memiliki dedicated person untuk mengelola Marketplace berbahasa Indonesia. Kami sendiri belum pernah secara resmi menghubungi Microsoft untuk informasi ini.

Dengan kerja sama Nokia-Microsoft, dimana kehadiran Nokia di Indonesia sangat besar, dukungan mengenai promosi aplikasi datang lebih besar dari Nokia. Berkali-kali aplikasi kami memperoleh highlight di website Nokia dan menjadi featured app di Windows Phone Marketplace. Apakah ini memang sudah menjadi strategi antara kedua perusahaan ini saya tidak bisa mengkonfirmasinya. Salah satu dukungan luar biasa lagi dari Nokia adalah kemungkinan aplikasi untuk pre-loaded di device yang Nokia luncurkan. Meski sedikit out-of-context dari Marketplace, skema preloaded ini merupakan suatu hal yang luar biasa bagi pengembang lokal.


Puja berharap Microsoft ke depannya bisa berbuat lebih baik lagi. Mengenai rencana Microsoft dengan Windows Phone 8, Puja mengajak para pengembang di Indonesia untuk menantikan sepak terjang pihak Microsoft tersebut dan program-program apa saja yang akan dijalankan. Tentu saja sekedar menunggu bukanlah menjadi satu-satu opsi. Pengembang lokal tidak mau kehilangan momentum ini sehingga “langkah memutar” (untuk bisa mempublikasikan aplikasinya) siap dilakukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.