NZTE

Melihat Peran NZTE sebagai Penghubung Kolaborasi Inovasi Teknologi Selandia Baru dan Indonesia

Dalam memanfaatkan inovasi teknologi, terkadang kolaborasi strategis dibutuhkan untuk menghadirkan kerja sama yang saling menguntungkan. Kerja sama ini dapat memecahkan masalah sekaligus mengatasi kekurangan sumber daya secara efektif dan efisien.

Kolaborasi seperti ini, juga telah dilakukan oleh Selandia Baru dan Indonesia dengan dijembatani oleh New Zealand Trade and Enterprise (NZTE). Dengan bantuan NZTE, perusahaan dari Selandia Baru dapat memperluas jangkauan bisnisnya melalui implementasi inovasi di negara-negara lain yang membutuhkan, termasuk Indonesia.

Pertemukan Kebutuhan dan Solusi dari Kedua Negara

Selandia baru merupakan negara yang cukup dikenal dengan karakteristiknya sebagai creative idea-makers dan gemar menciptakan inovasi-inovasi baru terkait teknologi. Hal ini juga didukung dengan data dari Martin Prosperity Index yang memperlihatkan negara ini mendapatkan peringkat ketiga dalam hal kreativitas secara global. Selain itu, menurut data INSEAD Business School, Selandia Baru juga menempati peringkat kelima dalam hal inovasi di kawasan Asia Pasific. Tentu bukan hal yang mengherankan bila banyak ide-ide kreatif nan inovatif hadir dari negara ini.

“Selandia Baru terkenal sebagai creative ideas maker, kita juga terkenal dengan karakteristik exploration, adventure, and creativity. We turn ideas into reality and solve what others do not.” tambah Diana Permana, Trade Commissioner dari NZTE kepada DailySocial.

Hal tersebut juga dilihat oleh NZTE sebagai peluang dalam tugasnya membantu perusahaan-perusahaan Selandia Baru menghadirkan kolaborasi strategis di Indonesia. Namun selain membantu perusahaan-perusahaan tersebut berkembang, NZTE juga tetap fokus untuk mengeksplorasi kebutuhan Indonesia seperti apa, lalu mempertemukan solusi yang tepat untuk kebutuhan tersebut.

Melihat Fintech sebagai Sektor yang Menjanjikan

NZTE sendiri sebenarnya sudah menyasar beberapa sektor bisnis di Indonesia. Mulai dari food and agriculture, renewable energy, aviation, hingga specialized manufacturing. Sektor baru yang akan mereka eksplorasi selanjutnya adalah sektor teknologi, khususnya fintech. Hal ini didasari oleh beberapa hal, seperti adanya revolusi 4.0 yang turut mendorong transformasi digital di Indonesia serta mulai munculnya startup-startup fintech beberapa tahun belakangan. Di sisi lain, transformasi digital tersebut juga menyebabkan adanya perilaku baru dimana konsumen memiliki preferensi untuk melakukan berbagai transaksi keuangan secara digital. Selain itu, potensi pengembangan sektor keuangan ini juga dilihat dari angka unbanked dan underserved di Indonesia yang masih cukup tinggi, baik individu maupun dalam bentuk usaha kecil.

Untuk itu, tahun ini NZTE mulai memperkenalkan beberapa startup asal Selandia Baru yang dapat membantu mengembangkan ekosistem fintech dan layanan finansial lainnya di Indonesia. Sejauh ini, NZTE telah memperkenalkan tiga startup tahun melalui rangkaian webinar yaitu Eightwire, Maxava, dan Sussed.

Ketiga startup tersebut memiliki inovasi tersendiri yang dapat membantu institusi finansial di Indonesia. Melalui fitur-fiturnya, Eightwire dapat membantu institusi formal seperti pemerintah dan bank untuk melakukan data exchange dan data sharing dengan aman dan efektif. Selanjutnya, Maxava dapat membantu bank dan juga perusahaan asuransi untuk memiliki sistem monitoring dan disaster recovery, sehingga data penting milik konsumen tetap aman bila sewaktu-waktu terjadi downtime. Terakhir, Sussed melalui inovasi smart credit dan paperless dapat membantu bank dan penyedia layanan keuangan lainnya untuk memberikan kemudahan pengajuan kredit bagi UKM secara efektif dan efisien.

Turut Aktif Membantu Ciptakan Awareness

Peran NZTE dalam membantu mewujudkan kolaborasi inovasi teknologi Selandia Baru dan Indonesia tidak berhenti sampai ke memperkenalkan para startup potensial, namun juga tetap membantu proses mereka dalam mengembangkan bisnisnya, termasuk menciptakan awareness kepada para calon konsumen.

Kita juga tetap mendukung ongoing process, how to develop, how to maintain the business, starting from building awareness.” tambah Diana

Masa pandemi juga tidak menghalangi NZTE dalam melakukan hal-hal tersebut, kini semua kegiatan yang mereka lakukan telah dialihkan ke aktivitas digital. Selain webinar, mereka juga turut membuat mini workshop dan turut aktif di media sosial. Hal ini dilakukan karena tuntutan untuk dapat agile dalam menghadapi situasi sulit ini, serta tetap dapat membantu perusahaan Selandia Baru menjangkau calon konsumennya.

“Semua activation sector kita pasti berjalan seperti biasa hanya saja di-pivoting ke digital.” terang Diana.

Selanjutnya, NZTE berencana untuk melebarkan ruang kolaborasi strategisnya ke sektor lain. Sektor-sektor yang akan disasar ke depannya adalah government, banking, manufacturing, energy, serta sektor agritech. Tentunya, kolaborasi-kolaborasi yang akan dilakukan tersebut tetap melibatkan inovasi teknologi yang dapat membantu ekosistem teknologi dua negara yang terlibat dapat terus berkembang.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh NZTE