potato play

Publisher Singapura, Potato Play Dapat Kucuran Dana Rp25,7 Miliar

Potato Play mengumumkan bahwa mereka baru saja mendapatkan pendanaan sebesar US$1,75 juta (sekitar Rp25,7 miliar). Mereka akan menggunakan dana tersebut untuk kegiatan marketing dan operasional. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk investasi di bidang teknologi.

Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh Beenext. Play Ventures, yang telah menanamkan investasi sebesar US$500 ribu (sekitar Rp7,3 miliar) di Potato Play pada Januari 2020, serta Atlas Ventures juga ikut serta dalam ronde investasi sekarang.

Potato Play adalah publisher mobile game asal Singapura. Sebagai publisher, tujuan mereka adalah untuk merilis mobile game buatan developer Asia di pasar internasional. Sejauh ini, mereka telah merilis lebih dari 20 game, termasuk Merge Quest, Merge Rush Z, Crossing Gaps, dan Pocket Racing. Mereka mengklaim, game-game yang mereka rilis telah diunduh sebanyak 15 juta kali.

Potato Play
Potato Play ingin membantu developer Asia memasarkan game mereka ke pasar dunia.

“Tren mobile game hyper-casual kini telah sampai di titik jenuh. Tren berikutnya adalah game hybrid-casual, yang menggabungkan mekanisme permainan super sederhana dari game hyper-casual dengan sistem monetisasi dan retensi pemain yang lebih dalam dari game hardcore,” ujar CEO Potato Play, Vincent Low, seperti dikutip dari e27.

“Para developer game Asia punya pengalaman tentang hardcore game selama berpuluh-puluh tahun. Mereka juga punya kemampuan untuk membuat dan mengubah game dengan cepat sesuai tren. Dua hal ini menjadikan developer Asia sebagai pemain ideal dalam industri game hybrid-casual,” tambah Low. “Kami menggunakan metrik yang telah terbukti untuk menemukan game berpotensi besar di awal dan menawarkan developer untuk merilis serta mengembangkan game mereka.”

Pada tahun ini, Newzoo memperkirakan industri gaming akan bernilai US$159,3 miliar (sekitar Rp2.337,7 triliun). Dibandingkan dengan segmen PC dan konsol, bisnis mobile game mengalami pertumbuhan tertinggi, sebesar 13,3 persen. Sementara itu, pada semester pertama 2020, industri mobile game diperkirakan bernilai US$36,8 miliar (sekitar Rp540 triliun). Tak hanya itu, selama beberapa tahun belakangan, tren industri mobile game juga terus naik.