TrueID

TrueID Memilih Optimalkan Iklan, Gratiskan Konten Video di Platformnya

Sengitnya kompetisi layanan video on-demand tak menyurutkan minat TrueID menawarkan layanannya di Indonesia. TrueID hadir ke Indonesia dengan semangat diversifikasi konten yang cukup drastis dari layanan sejenisnya.

TrueID hadir di sini sejak 18 Agustus kemarin, diluncurkan oleh True Digital Group dan berada di bawah naungan True Digital Indonesia. True Digital Group sendiri adalah anak perusahaan dari True Corp, bagian dari Charoen Popkhand konglomerasi raksasa asal Thailand.

TrueID mengandalkan konten asal Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand sebagai senjata utama merebut pasar. Bedanya, mereka berani menawarkan jenis konten yang tergolong tak umum ditemukan di platform lain. Country Head Armand Siahaan memberi contoh, pihaknya turut menawarkan drama berdurasi pendek tiap episodenya.

“Contoh lainnya kita akan perbanyak konten dari Thailand mulai dari film, drama serial lakorn yang tidak banyak ditawarkan di platform lain,” ujar Armando.

Armando juga menyadari bahwa keberadaan konten orisinal sebagai syarat mutlak untuk merebut hati penonton lokal. Itu sebabnya ia dan tim sedang menggandeng rumah produksi dan kreator konten. Konten orisinal yang dipersiapkan itu diperkirakan bisa rilis pada akhir tahun ini atau awal tahun depan

Jenis video yang mereka akan tawarkan pun akan beragam seperti dokumenter, fesyen, kuliner, hingga anime. Ini tak lepas dari pihak-pihak yang bekerja sama dengan TrueID untuk membesarkan jumlah tayangan mereka. Sebut saja perusahaan televisi, studio digital, hingga distributor internasional. Bahkan TrueID juga akan menyuguhkan konten berbasis teks kepada audiens, sesuatu yang jarang ditemukan dari layanan video on demand sejenis.

Tak berbayar

TrueID tidak mengenakan biaya berlangganan bagi penggunanya. Pasalnya mereka memilih model bisnis berbasis iklan. Mereka juga membuka kesempatan bagi sponsor bergabung ke dalam platformnya.

Opsi itu diambil karena dari riset yang mereka lakukan masih banyak penonton Indonesia yang belum bersedia mengeluarkan biaya berlangganan untuk menonton tayangan dari platform digital. Namun mereka juga sadar ada konten-konten tertentu yang sanggup membuat penonton rela merogoh koceknya.

“Dari sisi model bisnis ini masih memungkinkan,” imbuh Armando.

Armando tak menyebut jumlah pasti koleksi judul TrueID. Namun ia menegaskan saat ini mereka sudah menyediakan sekitar ratusan hingga ribuan judul tayangan di platform mereka.

Armando juga belum bisa menyebut kisaran jumlah penonton mereka. Hanya saja menurut keterangannya komposisi penikmat layanan TrueID didominasi oleh audiens generasi Z dan milenial, perempuan, dan mereka yang bermukim di Jakarta dan Surabaya.

Aplikasi mobile di tahun depan

Armando mengakui pihaknya masih mencari formula terbaik dalam memenuhi keinginan pasar. Salah satu yang sudah mereka sepakati adalah tidak hanya menyediakan konten tayangan berdurasi panjang seperti di layanan video on-demand lain.

“Kami yakin selera orang berbeda-beda dan kami ingin memenuhi minat mereka tersebut,” pungkas Armando.

Meski semua konten did TrueID bisa dinikmati secara gratis, saat ini layanan mereka baru bisa diakses melalui situs web saja. Mereka menargetkan tahun depan aplikasi untuk mengakses konten TrueID sudah tersedia tahun depan.

Selain mengembangkan fitur dan layanan, TrueID saat ini masih terus fokus menambah jumlah tayangan mereka, baik dengan akuisisi maupun memproduksi sendiri.