Startup logistik Waresix hari ini (17/12) mengumumkan akuisisinya terhadap Trukita; yakni sebuah startup yang sajikan portal marketplace untuk membantu pengguna menemukan penawaran jasa angkut barang dan truk untuk pengiriman first-mile. Akuisisi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan perusahaan, karena seperti diketahui Waresix sebelumnya hanya fokus di jasa logistik mid-mile.
Setelah aksi perusahaan ini, Waresix ingin mengakomodasi semua aspek di rantai pasokan melalui pendekatan teknologi, termasuk manajemen truk, pergudangan, transportasi multimoda, dan manajemen vendor.
Pada bulan September 2020 lalu, Waresix juga baru mengumumkan telah mengumpulkan dana hingga $100 juta atau setara 1,5 triliun Rupiah dari pendanaan digencarkan. Terakhir putaran seri B diikuti sejumlah investor termasuk EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, dan Redbadge Pacific.
“Langkah untuk melakukan akuisisi Trukita sejalan dengan strategi untuk melengkapi kemampuan kami di bidang jasa logistik mid-mile. Strategi ini memungkinkan kami untuk menggabungkan keahlian dan jaringan perusahaan untuk memperluas jangkauan layanan kami, serta menawarkan rangkaian layanan yang lebih komprehensif kepada pelanggan kami,” sambut Co-founder & CEO Waresix Andree Susanto.
Ia menambahkan, akuisisinya terhadap Trukita akan meningkatkan akses jaringan perusahaan ke lebih dari 10 ribu truk dan ratusan konsumen baru, menempatkan perusahaan ke posisi terbaiknya untuk meraih lebih banyak peluang di pasar logistik pelabuhan dan laut Indonesia yang nilainya dapat mencapai $60 miliar.
Sementara itu Co-Founder & CEO Trukita Ady Bangun mengatakan, “Trukita kini dapat memanfaatkan teknologi, serta jaringan gudang dan truk milik Waresix. Hal ini akan meningkatkan pelayanan kami kepada pelanggan secara lebih holistik, serta memperluas jangkauan layanan lebih dari sekadar first-mile logistics saja.”
Menuai untung di tengah pandemi
Sampai awal bulan Desember 2020, kami mencatat ada 8 pendanaan yang berhasil dibukukan oleh startup logistik lokal. Tentu ini menjadi angin segar bagi industri, terlebih sektor logistik memang layak diperhitungkan karena menjadi tulang punggung beragam bisnis lainnya, salah satunya e-commerce yang menyumbang GMV hingga $32 miliar untuk ekonomi digital Indonesia.
Logisly | Series A | $6,000,000 | Monk’s Hill Ventures |
Waresix | Series B | $75,000,000 | EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific |
Andalin | Seed Funding | $1,500,000 | BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital |
Webtrace | Seed Funding | Corin Capital | |
Shipper | Series A | $20,000,000 | Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures |
GudangAda | Series A | $25,400,000 | Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners |
Kargo Technologies | Series A | $31,000,000 | Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment |
Waresix | Series A | $25,500,000 | EV Growth, Jungle Ventures |
Ekosistem bisnis logistik sendiri cukup kompleks, sebelumnya sudah dibahas dalam analisis yang kami lakukan di tahun 2019. Beberapa pemain bisnis seperti Waresix pada akhirnya berpijak di lebih dari satu model bisnis – selain menyajikan layanan transportasi logistik, mereka juga mulai membantu pebisnis lakukan pengelolaan gudang untuk efisiensikan distribusi produk. Hal serupa sebenarnya juga dilakukan oleh beberapa pemain lain.
Misalnya yang dilakukan oleh startup agregator logistik Shipper, melalui akuisisinya terhadap Porter dan Pakde, mereka perluas cakupan bisnis di ranah pergudangan untuk memfasilitasi para penjual online di marketplace dan social commerce. Pemain SaaS untuk e-commerce omni-channel seperti Sirclo kini juga memiliki cakupan bisnis serupa. Tren tersebut menjadi indikasi kuat bahwa setiap pemain di ekosistem berupaya sajikan layanan end-to-end.
Tercatat di tanah air, pengeluaran untuk logistik darat diperkirakan mencapai $290 miliar pada tahun 2020. Selain dari pasar yang besar, jumlah populasi kendaraan komersial (9,6 juta unit pada 2019) telah menciptakan persaingan harga yang ketat. Namun, rasio biaya logistik terhadap PDB Indonesia masih mencapai 24%. Artinya secara ukuran, pasar ini memang masih sangat menjanjikan untuk digarap.
Berbagai inisiatif logistik juga terus digencarkan. Terbaru, Paxel bekerja sama dengan Blue Bird hadirkan PaxelBig. Yakni layanan same day delivery berkapasitas di atas 5 kg yang ditujukan untuk para pelaku UMKM memanfaatkan armada yang dimiliki Blue Bird. Para unicorn pun juga lakukan penguatan bisnis di segmen ini. Salah satunya Gojek yang akan matangkan jasa pengiriman antarkota melalui unit JX sebagai joint venture dengan JD.id.
–
Gambar header: Depositphotos.com