Perkembangan ekosistem startup Indonesia di tahun 2020 menjadi menarik untuk disimak. Meski kondisi pandemi, dinamika pendanaan justru makin kencang hampir sepanjang tahun. DailySocial mencoba merangkum berbagai aksi strategis yang dilakukan startup lokal yang dapat membantu kita menyimpulkan apakah Covid-19 berdampak mengganggu pada pertumbuhan startup atau justru sebaliknya.
Pendanaan
Sepanjang tahun 2020, DailySocial mencatat ada 112 transaksi pendanaan oleh investor ke startup Indonesia, membukukan total dana mencapai lebih dari $3,3 miliar. Nominal tersebut didapat dari 50 transaksi pendanaan yang nominalnya diumumkan ke publik. $2,43 miliar di antaranya ditujukan untuk startup unicorn.
Ditinjau dari tahapannya, pendanaan tahap awal masih mendominasi dengan jumlah transaksi mencapai 47 kali. Untuk pendanaan awal, 11 transaksi dilakukan untuk startup dengan produk SaaS, kemudian masing-masing 5 transaksi untuk startup e-commerce dan edtech, serta masing-masing 4 transaksi untuk startup new retail dan online media.
Untuk keseluruhan transaksi, tahun ini fintech dan SaaS jadi yang paling diminati. Di lanskap fintech, ada 5 pendanaan tahap awal (seed s/d Seri A), masing-masing 2 pendanaan di Seri B, Seri C, dan corporate round, serta 6 debt funding. Total dana yang dikumpulkan adalah $413,5 juta dari 12 transaksi yang disebutkan nominalnya. LinkAja menjadi salah satu pemain yang mendapatkan pendanaan terbesar tahun lalu dengan nilai $100 juta dari Grab, Telkomsel, BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia.
Untuk SaaS, tahapan transaksi didominasi 11 seed funding, kemudian masing-masing 2 transaksi untuk Pra-Seri A, Seri A, dan Seri B. Dari 4 nilai transaksi yang dipublikasikan, lanskap ini berhasil mengumpulkan dana $18,8 juta.
Aksi korporasi
Selain menggalang dana, strategi lain yang dilakukan startup untuk meningkatkan bisnis adalah lewat konsolidasi. Tahun 2020 ada beberapa aksi korporasi yang direalisasikan dalam proses akuisisi. DailySocial mencatat ada 13 akuisisi startup yang terjadi, yaitu:
Startup | Startup yang Diakuisisi |
Farmaku | DokterSehat |
Waresix | Trukita |
Shipper | Porter, Pakde |
Afterpay | EmpatKali |
Fundastic | Invisee |
Dataxet | Sonar |
EMPG | Lamudi Indonesia |
IDN Media | Demi Istri Production |
Gojek | Moka |
Carro | Jualo |
Wahyoo | Alamat.com |
Oto.com | Carvaganza |
IATA (MNC Group) | Anterin |
Aksi korporasi yang juga menarik untuk disimak ialah IPO. Kendati beberapa startup gencar mengungkapkan rencananya untuk melantai di bursa, sepanjang 2020 ada dua IPO yang berhasil terealisasi, yakni oleh Pigijo (PGJO) dan Cashlez (CASH) melalui papan akselerasi. Per akhir tahun, Pigijo memiliki kapitalisasi pasar senilai 18,9 miliar Rupiah, sementara Cashlez 581 miliar Rupiah.
Startup kolaps
Terlepas dari banyak startup yang mendapatkan pendanaan baru tahun ini, tak sedikit juga yang harus menghentikan operasionalnya. Setidaknya ada 12 startup beroperasi di Indonesia yang harus mengakhiri bisnisnya tahun ini dengan berbagai latar belakang. Berikut ini daftarnya:
Startup | Lanskap Bisnis |
Eatsy Indonesia | Online Reservation |
QRIM Express | Logistic |
Hooq | Online Media |
Stoqo | B2B Commerce |
Airy | Hospitality |
Wowbid | E-commerce |
Freenternet | Telecommunication |
Sorabel | E-commerce |
Ciayo | Online Media |
Blanja | E-commerce |
Infokost | Hospitality |
Zomato Indonesia | Online Reservation |
Bagi beberapa startup, pembatasan sosial dan fisik yang dilakukan di masa pandemi berdampak sangat signifikan dalam menunjang unit ekonominya. Alih-alih menyerah, beberapa bangkit dengan melakukan penyesuaian model bisnis (pivot). Pertama ada Kedai Sayur yang memilih melakukan perubahan bisnis menjadi layanan pesan antar bahan makanan. Ada juga layanan marketplace penyedia jasa umrah PergiUmroh yang melakukan penyesuaian produk, tahun ini mereka merilis PergiBelanja.
Beberapa pemain besar juga lakukan penyesuaian strategi. Traveloka, ketika lockdown berjalan, mengoptimalkan layanan Xperience untuk memberikan opsi hiburan interaktif kepada pelanggannya secara daring. Begitu juga Loket. Anak perusahaan Gojek tersebut justru kini mantapkan diri jadi platform yang membantu masyarakat atau bisnis menghelat acara secara daring, seperti webinar atau konser online.
Masih dalam laju pertumbuhan
Membandingkan dengan apa yang terjadi di tahun 2019, sejauh ini kami menyimpulkan bahwa ekosistem startup di Indonesia masih on-track dalam laju pertumbuhan. Dinamika yang terjadi tentu menjadi bekal penting untuk ketahanan para pemain di dalamnya. Di sisi lain membuka kesempatan untuk lanskap bisnis tertentu berkembang, seperti healthtech, edtech, sampai dengan biotech.
Meningkatnya konsolidasi bisnis yang dilakukan pemain, dari skala kecil sampai besar juga menunjukkan tingkat kematangan di tengah fragmentasi pasar. Menjelang akhir tahun bahkan santer terdengar kabar merger antar-unicorn. Tentu ada dampak baik-buruknya. Yang jelas, setelah satu dekade berjalan, potensi tersebut semakin terlihat jelas. Potensi akan besarnya pangsa pasar digital di Indonesia.
Tahun 2021 tentu akan menjadi lebih menarik. Kita akan disuguhkan dengan upaya para startup merealisasikan misi-misinya – ada yang bertekad melantai ke bursa, memperluas ekspansi regional, hingga berambisi jadi unicorn. Tren baru di tengah masyarakat juga terbentuk, seperti minat berinvestasi, kesadaran hidup sehat, hingga makin terbiasa menggunakan layanan online untuk memenuhi berbagai kebutuhan hariannya.
–
DailySocial segera merilis Startup Report 2020, laporan komprehensif tentang perkembangan ekosistem digital dalam satu tahun terakhir dari berbagai perspektif, melibatkan stakeholder di berbagai lanskap bisnis. Daftarkan email Anda ke newsletter DailySocial untuk mendapatkan pembaruan informasi ini: https://dailysocial.id/subscribe.