Lima Tahun Android dan Bagaimana Masa Depannya Lima Tahun Lagi?

Android resmi berumur lima tahun sejak pertama kali diluncurkannya T-Mobile G1 — yang menandai hadirnya “Google Phone” di muka bumi. Lima tahun kemudian, Android menguasai pasar smartphone dunia dengan persentase yang mencengangkan, di mana hampir 80% smartphone yang digunakan saat ini menggunakan sistem operasi yang dipioniri oleh Andy Rubin. Dalam skala yang lebih kecil, Android bisa dibilang sudah mulai mendominasi di Indonesia dengan gempuran smartphone berharga terjangkau yang dikomandani oleh Samsung dan sejumlah merk lokal berproduk OEM Cina.

Android sendiri pertama kali masuk Indonesia sekitar medio 2009. Ketika itu Android masih “balita” dan kemunculannya masih menimbulkan pertentangan, antara yang mendukung dan yang skeptis. Tentu saja tampilan dan kemampuan Android saat itu sangat jauh dari gambaran Android saat ini yang sudah mencapai versi 4.3 (dan sebentar lagi beranjak ke 4.4) dan kebanyakan diotaki oleh prosesor empat inti (quad core). Pada akhirnya, dengan membanjirnya produk-produk berbasis Android dengan kapabilitas luar biasa dan harga yang terjangkau, hegemoni BlackBerry di Indonesia yang sudah bertahan bertahun-tahun bisa juga digerogoti.

Di tahun 2008, Symbian dan BlackBerry adalah raja smartphone tapi dalam kurun waktu lima tahun keduanya bisa dibilang sudah mati, termasuk BlackBerry yang harus melakukan revolusi dengan BlackBerry 10, tak mampu bertahan dalam perkembangan teknologi yang luar biasa. Dalam lima tahun, Nokia dan BlackBerry dipaksa mengambil keputusan untuk dijual dan memperoleh pendanaan dari pihak luar supaya tidak perlu mengumumkan kebangkrutannya. Apakah lima tahun ke depan, hal serupa bisa terjadi dengan Android?

Menjawab pertanyaan di atas, jawabannya pasti bisa. Tidak ada platform mobile yang kebal terhadap fenomena ini. Kuncinya tentu saja bagaimana setiap pengembang platform mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi yang luar biasa cepatnya. Teknologi satu tahun yang lalu bisa berasa puluhan tahun tertinggal.

Google tentu tidak mau nasib anak emasnya ini memiliki takdir yang sama dengan pendahulunya dan berdasarkan arah kepemimpinan sekarang, seharusnya kejatuhan Android tidak bakal terjadi dalam waktu dekat.

Yang menjadi pertanyaan tentu saja apakah bakal ada platform baru yang bisa menyaingi kedigdayaan Android. Banyak platform mobile baru yang bermunculan, sebut saja Tizen, Sailfish ataupun Ubuntu, Firefox OS, tapi sejujurnya saya masih skeptis apakah ada di antara platform tersebut yang berpeluang menjadi pemain baru yang bisa bersaing dengan platform yang sudah mapan.

Kalaupun bisa berandai-andai, bisa saja tahun depan atau dua tahun lagi muncul suatu platform baru yang luar biasa dan menjadi kekuatan baru di dunia mobile. Toh bos Nokia ataupun BlackBerry (dahulu Research In Motion) tidak pernah membayangkan jika iOS dan Android yang masih anak bawang tiba-tiba merangsek naik dan menghancurkan kenyamanan yang selama ini dimiliki oleh mereka. Tentu saja sejauh ini itu cuma angan-angan, Jika Apple dan Google terus waspada, bisa jadi sampai 10 tahun ke depan pun para kompetitor belum tentu bisa menemukan obat ampuh untuk menangkalnya.

Kuncinya bagi saya tetap soal inovasi yang berkelanjutan dan sejauh ini Google (dan Android) masih terus memberikan komitmennya sebagai pembuat inovasi terdepan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.