Dengan KitKat dan “Project Svelte”, Dominasi Android di Pasar Smartphone Indonesia Bakal Semakin Kukuh?

Akhir Oktober lalu, Google mengumumkan Nexus 5 yang ditenagai oleh sistem operasi Android terbaru, versi 4.4 (lebih dikenal dengan kodenama KitKat). Berbeda dengan pembaruan sebelumnya, dengan KitKat Google mengumumkan Project Svelte dengan tujuan penambahan pengguna Android yang lebih masif. Kami melihat bahwa KitKat bakal mengubah pemetaan spesifikasi Android, termasuk di Indonesia yang merupakan salah satu sasaran utama Project Svelte.

Melalui Project Svelte, KitKat dioptimasi sedemikian rupa sehingga smartphone level pemula (entry level) dengan RAM 512 MB pun bisa menggunakannya. Perlu dicatat bahwa RAM merupakan salah satu komponen paling mahal untuk pembuatan smartphone dan hal ini membuat berbagai smartphone level pemula bisa mengaplikasikan sistem operasi terbaru.

Seperti yang kita ketahui, selama ini smartphone level pemula masih bertahan menggunakan Android 2.3 (Gingerbread), bahkan 2.2 (Froyo), dengan alasan keterbatasan spesifikasi teknis. Ini membuat fragmentasi Android tetap besar. Menurut Dashboards per 1 November 2013, Gingerbread dan Froyo masih menguasai 28% penggunaan Android secara global. Project Svelte berusaha mengurangi (dan berharap mengatasi) fragmentasi ini dengan mendorong implementasi KitKat untuk smartphone level pemula.

Di Indonesia sendiri, banyak produsen lokal yang sudah beralih ke Android 4.0 (Ice Cream Sandwich) dan 4.2/4.3 (Jelly Bean), tetapi jumlah pengguna (dan produk) yang masih terpaku di Gingerbread masih cukup banyak. Dengan RAM 512 MB, jika kita mengambil contoh seri Andromax yang dijual oleh Smartfren, Andromax 4.0 versi paling lama sudah memiliki RAM 512 MB dan berharga Rp 999 ribu. Bisa dibayangkan betapa antusiasnya smartphone newbie jika smartphone dengan spesifikasi serupa dijual di kisaran yang sama tetapi menggunakan versi sistem operasi Android paling baru.

Kehadiran KitKat dan dukungannya untuk smartphone level pemula bisa menjadi lampu kuning bagi Nokia dan Windows Phone yang saat ini menikmati pasar entry level dengan produk-produk terbarunya seperti Lumia 520 dan 62x. Android sekarang sudah memiliki senjata mutakhir untuk bersaing dengan kompetitornya ini.

Indonesia termasuk dalam BRIIM — Brazil, Rusia, India, Indonesia, Meksik0 — sebutan dalam kalangan internal Google untuk negara-negara dengan populasi besar, memiliki penetrasi smartphone yang belum terlalu tinggi dengan pertumbuhan Android yang pesat. Negara-negara inilah yang menjadi target utama penjualan produk-produk berbasis KitKat untuk mencapai harapan tambahan 1 miliar pengguna Android.

Memang Project Svelte tidak akan serta merta membuat device versi lama untuk bisa menggunakan KitKat, tetapi ini sinyal bahwa Google tak menginginkan lagi penggunaan Gingerbread untuk smartphone level pemula. Kehadiran KitKat untuk smartphone berharga di bawah Rp 2 juta (bahkan di bawah Rp 1 juta) nampaknya bakal sulit ditandingi oleh kompetitor-kompetitornya.

Dominasi Android di pasar smartphone Indonesia diprediksikan bakal semakin sulit digoyahkan dan BlackBerry nampaknya harus siap-siap melepas singgasananya yang nyaman — apalagi dengan kompatibilitas Android dengan BlackBerry Messenger yang selama ini menjadi andalan.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.