Saat ini Michael Saputra adalah COO PasarPolis, salah satu startup insurtech terdepan di Indonesia

Michael Saputra: Kesuksesan dan Kegagalan Membangun Startup adalah Bagian Perjalanan Karier

Setelah mengalami pasang surut perjalanan karier, Michael Saputra yang sempat menjadi pendiri startup layanan pengantaran makanan Klik-Eat dan startup bahan makanan siap saji Black Garlic kini menjadi COO di PasarPolis.

Telah memiliki pengalaman berkecimpung di dunia startup Indonesia sejak tahun 2012, Michael enggan untuk (kembali) membangun startup baru dan lebih memilih bekerja di startup mapan seperti PasarPolis.

Ia berbagi kisah kesuksesan dan kegagalan yang dijalaninya selama menjadi berada di industri.

Tidak puas bekerja di korporasi

Michael Saputra bersama tim Black Garlic / DailySocial

Di awal kembali dari studi di Amerika Serikat, ia sempat bekerja di ekosistem korporasi. Suasana dan rutinitas yang ada ternyata tidak cukup sesuai dengan passion seorang Michael. Bersama temannya, Willy Haryanto, dan Co-Founder lainnya, di awal tahun 2012 ia mendirikan Klik-Eat.

Klik-Eat merupakan layanan pengantaran makanan yang mencoba memberikan solusi bagi mereka yang tidak ingin terjebak kemacetan, tapi tetap bisa merasakan nikmatnya makanan dari restoran-restoran favorit.

“Pengalaman saya saat mulai membangun Klik-Eat dulu adalah bagaimana perusahaan bisa scale-up. Memang masih sangat terbatas sumber daya dan ekosistem yang dimiliki dulu, namun kami mampu menjalankan bisnis,” kata Michael.

Selain bisnis inti pengantaran makanan, Klik-Eat juga melebarkan sayapnya dengan merilis layanan katering online Papa Bento. Salah satu penghargaan yang diperoleh Klik-Eat adalah menjadi wakil Indonesia di ajang Echelon 2012. Klik-Eat melayani pengantaran di kawasan Jakarta, Tangerang, dan Bandung.

Kesuksesan Kik-Eat dilirik perusahaan asal Jepang. Di tahun 2014, layanan pengantaran makanan terbesar di Jepang, Yume no Machi Souzou Iinkai (selanjutnya disebut Yume no Machi) mengumumkan peningkatan kepemilikan saham layanan pengantaran Klik-Eat dari 19% menjadi mayoritas (di atas 50%).

Klik-Eat kemdian berubah nama menjadi foodspot dan dipegang langsung oleh tim dari Jepang. Michael Saputra dan Willy Haryanto, dua co-founder yang masih bertahan, meninggalkan perusahaan dan mendirikan startup baru bernama Black Garlic.

Hampir serupa dengan Klik-Eat, Black Garlic menawarkan produk dan bahan makanan siap saji yang diantar langsung oleh tim internal. Mereka bekerja sama dengan tim William Wongso Kuliner — dengan Olivia Wongso menjadi Chief Product Officer perusahaan.

Masih barunya konsep online catering saat itu menyulitkan Black Garlic untuk berkembang dan diterima masyarakat. Pada akhirnya perusahaan harus menutup layanan pada tahun 2017.

“Saya tidak pernah memiliki rasa penyesalan dengan ditutupnya Black Garlic. [..] Nampaknya apa yang kami tawarkan masih terlalu early. Berbeda mungkin jika kami hadir saat ini, ketika situasi dan kondisi [ekosistem pengantaran makanan] telah mendukung,” kata Michael.

Setelah Black Garlic, Michael bergabung di platform car sharing dengan sistem otomatis khusus untuk warga Jakarta, Hipcar. Didirikan oleh Leo Tanady, Hipcar hadir di tahun 2015 sebagai layanan transportasi car sharing pertama di Indonesia. Sebagai COO, Michael melihat layanan yang ditawarkan Hipcar berpotensi menjadi besar.

“Sejak dulu passion saya selalu di ruang teknologi. Saya melihat dengan Hipcar bisa diciptakan sesuatu yang bagus dengan konsep rental mobil memanfaatkan orang lain. Saat itu saya percaya konsep tersebut dan memutuskan untuk berabung dengan Hipcar,” kata Michael.

Setelah dua tahun bergabung dengan Hipcar, Michael memutuskan untuk bergabung dengan Xiaomi Indonesia sebagai Head of Operation. Hanya bekerja di sana selama 6 bulan, Michael kembali ke industri startup dan bergabung ke startup insurtech PasarPolis.

Tidak tertarik menjadi investor

COO Michael Saputra dengan CEO PasarPolis Cleosent Randing / Source

Setelah berkiprah mengembangkan dua startup, saat ini Michael belum memiliki keinginan membangun startup baru. Pengalaman yang dimiliki saat ini dicurahkan untuk mengembangkan PasarPolis. Ia ingin membesarkan perusahaan dan menjadikannya profitable.

“Saya buka tipe orang yang gemar melakukan side project. Ketika saya terlibat dalam satu hal, saya akan fokus 100%. Idealnya memang harus seperti itu agar bisa sukses, yaitu fokus di satu area,” tutup Michael.

Posisinya sebagai COO PasarPolis saat ini diharapkan bisa melengkapi jajaran C-level lainnya di perusahaan. Michael memberikan apresiasi ke pendiri dan CEO PasarPolis, Cleosent Randing. Menurutnya, sangat sulit membangun startup bersama co-founder, apalagi mendirikan startup secara independen. Diperlukan motivasi dan visi yang kuat untuk bisa membangun dan bertahan.

Ketika kebanyakan serial entrepreneur banyak yang “pindah kuadran” menjadi investor, Michael menyatakan tidak tertarik mengikuti langkah tersebut. Memosisikan dirinya sebagai builder, bukan sebagai visionary, Michael lebih tertarik membangun startup menjadi perusahaan yang besar dan tumbuh secara positif. Namun demikian, dirinya terus membuka wawasan terhadap teknologi dan tren yang baru, serta terus menyimak apa yang menjadi perhatian investor saat ini.

“Jika ditanya apakah saya tertarik untuk menjadi full time investor, jawabannya tidak. Bukan menjadi passion saya sebagai investor, saya lebih tertarik kepada operasional dan tidak terlalu menyukai untuk memprediksi the next big thing,” kata Michael.

Menurutnya, proses mendirikan startup dahulu dan sekarang sangat berbeda. Sebelum ekosistem startup berkembang seperti saat ini, fokus bisnis adalah bagaimana bisa menghadirkan platform yang bisa menjual produk dari offline ke online. Sementara saat ini makin banyak startup yang ingin menyelesaikan solusi yang niche dan spesifik untuk masyarakat luas.

Apa yang dilakukan pendiri startup saat ini semakin besar tantangan dan risikonya dibandingkan tahun 2012 lalu.

“Dari sisi investor saya juga melihat makin banyak investor yang masuk menawarkan kapital yang besar kepada startup. The money and the stake sudah berbeda dari investor saat dulu,” kata Michael.

About Yenny Yusra

Curiosity has always been a part of my life. With my love for technology with all digital entrepreneur aspects and related ecosystems, I hope to be able to provide relevant and insightful information for tech enthusiasts out there.