Pendanaan JALA Tech 2021

JALA Tech Umumkan Perolehan Pendanaan 85,7 Miliar Rupiah

Startup pengembang perangkat teknologi akuakultur JALA Tech mengumumkan perolehan pendanaan senilai $6 juta atau setara 85,7 miliar Rupiah. Sejumlah pemodal ventura yang fokus pada impact investment dari beberapa negara terlibat dalam putaran ini, di antaranya The Meloy Fund (dikelola Deliberate Capital dari Amerika Serikat), Real Tech Fund (dari Jepang), dan Mirova (dari Prancis).

Sebelumnya JALA juga telah didukung sejumlah investor, termasuk Hatch Blue dan 500 Startups sejak tahun 2019 lalu.

Dalam keterangan resminya, Co-Founder & CEO JALA Tech Liris Maduningtyas mengatakan, “Kami senang menerima pendanaan baru ini, yang akan berperan penting dalam membantu kami mencapai tujuan dalam mengembangkan cara baru untuk meningkatkan industri dan dampaknya terhadap masyarakat.”

Seperti diketahui, JALA mengembangkan teknologi berupa perangkat keras dan lunak untuk membantu petambak meningkatkan produksinya. Beberapa di antaranya alat pengukur kualitas air, pembuat gelembung mikro, aplikasi pencatatan bisnis hingga analisis. Perangkat-perangkat tersebut dapat terhubung dan dioperasikan melalui aplikasi dengan kapabilitas Internet of Things (IoT) yang dimiliki.

Salah satu target pasar produk JALA adalah petambak udang. Disampaikan, Indonesia satu dari 5 produsen udang terbesar di dunia bersama Tiongkok, Ekuador, India, dan Vietnam. Sampai saat ini, banyak masalah yang terkait dengan budidaya udang masih belum terselesaikan, seperti polusi yang disebabkan oleh pelepasan limbah pertanian di sungai dan laut, wabah penyakit dan kematian, rantai nilai yang tidak efisien, nilai tambah yang rendah bagi petani, dan ketertelusuran produk yang terbatas, dan transparansi.

“JALA bertujuan untuk berkontribusi dalam memecahkan beberapa masalah ini untuk membuat rantai nilai udang lebih berkelanjutan, transparan, efisien, dan adil,” ungkapnya.

Lancarkan ekspansi regional

Sebelumnya pada pertengahan tahun 2020 lalu, JALA telah memantapkan niatnya untuk masuk ke pasar regional. Diawali dengan membuka kantor cabang di Thailand. Disampaikan Liris, sejak tahun 2019 perusahaan sudah ekspansi bisnis ke Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Ekuador. Tapi itu masih sebatas ada kesepakatan bisnis antara perusahaan dengan klien B2B maupun B2C di negara tersebut.

Per Juli 2020 perusahaan menyampaikan, pengguna solusi JALA kini sudah mencapai lebih dari 6 ribu petambak dan lebih dari 100 perangkat hardware IoT dipakai.

Tentu prestasi ini menjadi angin segar untuk industri budidaya lokal. Dengan adanya inovasi berbasis teknologi dan digital, diharapkan potensi yang ada dapat terdorong lebih optimal. Selain JALA, inovasi di bidang pertambakan juga telah dihadirkan startup lain, salah satunya eFishery dengan produk andalannya pakan ikan otomatis. Dengan dukungan investor yang cukup baik, eFishery kini juga masuk ke bisnis pendanaan dan online grocery dengan harapan dapat memberikan solusi dari hulu ke hilir.

Application Information Will Show Up Here