Anton Soeharyo, CEO TouchTen: Mendapatkan Investor Merupakan Perjalanan yang Sangat Panjang

Pengembang mobile games TouchTen baru-baru ini mengumumkan telah mendapat pendanaan Seri B yang dipimpin  oleh CyberAgent Venture, perusahaan investasi dari Jepang. Anton Soeharyo, CEO TouchTen, menceritakan kepada DailySocialnbeberapa waktu lalu tentang perjalanan perusahaan ini selama dua tahun sebelum mendapatkan pendanaan. Berikut petikan wawancaranya:

T: Apa yang mereka lihat (Cyber Agent Venture) dari TouchTen?

J: Mereka melihat TouchTen, pertama karena perusahaan ini dapat bersaing secara global. Alasan selanjutnya mereka melihat potensi di pasar regional Asia Tenggara terutama Indonesia sebagai  pasar yang besar. Mereka berharap dengan pendanaan yang diberikan dan mentorship, kami dapat menjadi game publishing platform di Indonesia.

T: Sudah berapa banyak game yang kalian punya?

J: 17 game. 10 dari 17 game tersebut merupakan game gratis. Enam dari sepuluh game tersebut juga berhasil masuk sepuluh besar di Amerika Serikat.

T: Untuk berapa lama bertahan di sepuluh besar?

A: Tahannya sih naik turun yah. Selalu ada marketing push untuk membuat itu bertahan, setelah itu jika tidak melakukan apa-apa rankingnya akan turun.

T: Banyak orang sering membicarakan soal investasi. Sepanjang pengamatan DailySocial Kebanyakan investor Jepang hanya menargetkan dua jenis perusahaan, e-commerce dan game, apakah kenyataan seperti itu?

J: Bisa dikatakan untuk kasus di Indonesia tidak banyak yang mau berinvestasi diperusahaan game, kebanyakan e-commerce. Menurut saya justru e-commerce semua. Menurut saya hal tersebut sangat masuk akal karena bagi mereka tingkat risikonya kecil. Sebab biar bagaimanapun, nantinya akan banyak orang yang memenuhi kebutuhannya dengan belanja online. Untuk game sendiri, banyak dari mereka yang tertarik secara global dengan penjualan yang besar. Akan tetapi untuk Indonesia belum terbukti sebagai pasar yang matang.

T: Itu sebabnya TouchTen menjual ke pasar global bukan lokal?

J: Ya. Itu juga yang menyebabkan dibutuhkan waktu dua tahun untuk melakukan pendekatan kepada Cyber Agent Venture sebelum akhirnya mereka setuju. Dua tahun merupakan waktu yang  panjang, sebab sebenarnya kami sempat ditolak beberapa kali oleh mereka. Dan setelah itu ada masa vakum selama lima hingga enam bulan kami tidak saling berhubungan. Saya masih berharap akan lolos, tetapi ternyata tidak.

T: Lalu apa yang terjadi?

J: Setelah  enam bulan mereka melakukan evaluasi kembali, dan mereka mengatakan kenapa kita tak mencoba sesuatu yang lain. Mereka menolak kami awalnya karena saat itu kami hanya fokus pada membuat game. Menurut mereka hal tersebut bukan masalah, namun mereka percaya bahwa kami bisa melakukan lebih dari itu. Jadi, kali kedua kami bicara, saya menawarkan publishing plattform. Membawa game Indonesia ke luar negeri dan game luar ke dalam.

T: Bukankah hal tersebut pernah disampaikan di Binus beberapa waktu lalu bersama dengan Pak Andi (Boediman)?

J: Ya saya memang mungkin sedikit memberi bocoran pada saat itu. Yang ingin saya lakukan adalah ingin membangun ekosistem. Namun tak harus menjadi “big brother” (bagi game developer). Saya ingin membagi ilmu cara memasarkan produk secara global bagi yang ingin bergabung. Kami tidak mengatakan semua orang harus bergabung dengan kami karena kami hebat.  Jika Anda suka dengan kami dan sistem yang kami tawarkan silakan bergabung. Jika tidak, Anda tetap bisa melakukannya sendiri dan kami doakan semoga berhasil, karena kami tahu di luar sana hutan belantara. Banyak game developer Indonesia yang belum sampai ke luar negeri dan saya ingin tingkatkan itu. Bisa dibilang kasarnya banyak amatir daripada pro dibanding dengan para developer di luar negeri. Saya ingin semua orang bisa menghasilkan uang dari bidang ini dan mudah-mudahan dengan publishing platform saya dapat mewujudkan hal tersebut. Itu adalah idealisme utama dari ini.

T: Itukah sebabnya Cyber Agent Venture akhirnya bilang iya?

J: Ya. Setelah dua tahun dan itu bukan iya yang mudah.

T: Bagaimana hubungan TouchTen dengan  Ideosource?

J: Ideoasource masih tetap investor kami.  Seperti yang kalian tahu Ideosource merupakan investor Series A, jadi bagian mereka sekarang lebih kecil. Saya senang  sebab  Ideosource adalah investor yang  ideal bagi startup. Karena mereka tidak turut campur banyak soal operasional. Mereka ada jika dibutuhkan, jika kami punya pertanyaan, mereka menjawab. Menurut saya keputusan bergabung dengan Pak Andi, Pak Edward, dan Pak Andreas adalah keputusan terbaik. Tak ada komplain sejauh ini.

T: Ada lagi yang ingin dibagi kepada kami dan pembaca DailySocial?

J: Untuk saya, ini adalah perjalanan yang panjang, empat tahun mengelola TouchTen dan dua tahun melakukan pencarian dana. Ini merupakan kemenangan kecil bagi saya pribadi, sebab saya percaya bahwa Indonesia lebih dari yang orang pikir. Indonesia tidak sekadar copycat, atau sebatas negara konsumen. Dengan deal ini, kami rasa kami adalah perusahaan game yang pertama yang mendapatkan investasi dari luar. Buat saya artinya Indonesia sudah mulai diakui.

Leave a Reply

Your email address will not be published.