Roblox Kembali Dituntut Karena Dianggap Tidak Aman bagi Anak-anak

Kesuksesan Roblox sebagai sebuah taman bermain digital bagi banyak orang termasuk anak-anak di seluruh dunia kini semakin dipertanyakan. Sebelumnya pada Agustus lalu, model bisnis Roblox dikritik karena dianggap mengeksplotiasi para kreatornya yang tidak sedikit adalah anak di bawah umur.

Kini, Roblox kembali dituntut karena dianggap membahayakan para pemain dan developer yang masih di bawah umur tersebut. Tuduhan tersebut merupakan hasil investigasi dari kanal Youtube People Make Games yang menyoroti para developer muda ini dan juga praktek jual beli item Roblox.

Dalam videonya yang berjudul “Roblox Pressured Us to Delete Our Video. So We Dug Deeper”, People Make Games melanjutkan investigasi pada para developer game yang masih dini tersebut. Roblox sendiri pada dasarnya lebih mengarah ke sebuah platform untuk mengembangkan video game ketimbang sebuah video game.

Game ini juga sangat berfokus pada anak-anak baik untuk pemain maupun para developer game di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya Roblox, para developer game Roblox ini juga semakin mengembangkan timnya.

Namun yang tidak disadari oleh Roblox Corporation adalah para developer ini tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk beroperasi layaknya tim developer game profesional. Sehingga para developer Roblox ini saling berinteraksi dan bekerja di berbagai media sosial di luar pengawasan Roblox seperti di Discord.

Hal tersebut berarti, para developer yang masih anak-anak tersebut bekerja untuk perusahaan di luar tanggung jawab Roblox dengan lingkungan dan praktek kerja yang tidak aman. Apalagi anak-anak tersebut bekerja tanpa kontrak yang jelas, sehingga kemungkinan timbulnya praktek eksploitasi kerja tanpa adanya kompensasi yang jelas.

image credit: Roblox.com

Selain itu, People Make Games juga mengklaim bahwa Roblox Collectible Market yang merupakan tempat jual-beli item Roblox bekerja layaknya judi. Karena penjual bebas memasang harga tanpa batasan untuk item-item kosmetik yang mereka jual, padahal item-item tersebut hanya bisa dibeli dengan uang asli yang dikonversi menjadi mata uang game.

Beberapa penjual bahkan berani memasang harga hingga $15.000 atau sekitar Rp215 juta. Harga tersebut mungkin kelewatan mahal untuk sebuah game yang dimainkan mayoritas oleh anak-anak berumur 12 tahun atau bahkan kurang. Lebih mengkhawatirkannya, beberapa pemain yang tidak ingin terkena potongan 30% yang dikenakan Roblox akan menjual atau membeli item tersebut dari website di luar game yang tidak resmi.

Sayangnya, meskipun kontroversi yang dihadapi Roblox tersebut cukup serius tetapi Roblox Company tidak memberikan respon terhadap isu yang disoroti oleh People Make Games ini.