Bukalapak mengumumkan penunjukkan Willix Halim sebagai Pelaksanan Tugas (Plt) Direktur Utama Bukalapak selama masa transisi hingga ditutupnya RUPSLB

Willix Halim Ditunjuk sebagai CEO Sementara Bukalapak

Dalam hari yang sama (29/12), setelah Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama, Bukalapak mengumumkan penunjukkan Willix Halim sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama atau CEO sementara Bukalapak. Ia akan memimpin Bukalapak selama masa transisi hingga ditutupnya RUPSLB Perseroan yang meratifikasi dan mengonfirmasi pengunduran diri Rachmat Kaimuddin dan ditunjuknya Direktur Utama yang baru.

Teddy Oetomo dan Natalia Firmansyah akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.

“Selama menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, Willix akan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh serta memastikan Bukalapak terus mewujudkan misinya menciptakan A Fair Economy For All,” tulis manajemen Bukalapak dalam keterangan resmi.

Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer Bukalapak pada 2016. Di bawah posisi departemennya, Willix menangani seluruh operasional bisnis Bukalapak, product, data & design, hingga teknologi.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Senior Vice President Growth untuk Freelancer.com, salah satu startup terbesar di Australia. Willix mendapat gelar sarjana Computer Science dan Mechatronics dengan First Class Honors pada tahun 2009 dari University of Melbourne.

Manajemen Bukalapak sebelumnya menyampaikan pengunduran diri Rachmat telah diterima pada 28 Desember 2021 yang berencana ingin melanjutkan karirnya bekerja untuk pemerintah. Menurut kabar burung yang beredar, dikabarkan Rachmat akan melanjutkan karirnya sebagai salah satu deputi di bawah kepemimpinan Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Lirik Filipina

Di tengah kabar pergantian manajerial ini, Bukalapak dikabarkan tengah melirik ekspansi ke Filipina. Ditandai dengan dibukanya lowongan untuk posisi Country Manager di Filipina. Belum ada jawaban yang diberikan perwakilan perseroan saat DailySocial.id hubungi.

Sebelumnya, Bukalapak, bersama Sembrani Kiqani, dana kelolaan milik BRI Ventures, terlibat dalam pendanaan untuk Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) dengan total dana $15 juta lewat dua putaran. YGG SEA adalah DAO di bawah naungan YGG, startup pengembang game berbasis blockchain asal Filipina.

Menurut laporan e-Conomy SEA, pada tahun ini GMV yang dihasilkan dari ekonomi digital di negara tersebut diprediksi mencapai $17 miliar, naik 93% YoY. Kontributor terbesarnya datang dari bisnis e-commerce dengan pertumbuhan 132% atau senilai $12 miliar. Diprediksi dengan pertumbuhan 24% CAGR, pada 2025 mendatang, secara keseluruhan ekonomi internet kemungkinan akan mencapai nilai $40 miliar.

Di sana, pertumbuhan penetrasi internet masih memiliki ruang yang luas bahkan salah satu terendah dibandingkan negara tetangga di ASEAN, mengingat baru 68% populasi yang sudah menggunakan layanan online.

Application Information Will Show Up Here