Setelah melakukan rebranding dari Bank Harda pada bulan Juni 2021 lalu, Bank Allo mengalami pertumbuhan positif. Berbagai aksi strategis terus digencarkan untuk mengakselerasi bisnisnya, termasuk menjalin kemitraan dengan CT Group, Salim Group, Bukalapak, Grab, Carro dan Growtheum Capital Partners melalui rights issue yang baru saja diumumkan.
Bank Allo diakuisisi oleh CT Corp melalui perusahaan induknya di bidang jasa keuangan PT Mega Corpora pada bulan Maret 2021 lalu. Misinya akan dijadikan sebuah aplikasi bank digital. Dalam fase awalnya, aplikasi Allo akan dihubungkan dengan berbagai merchant dan layanan di ekosistem CT Corpora. Namun sampai saat ini aplikasi tersebut belum secara resmi meluncur ke publik.
Bukalapak sendiri mengakuisisi jumlah persentase saham terbanyak dalam aksi tersebut, yakni setara 11,49%. Abadi Investment sendiri merupakan entitas yang dimiliki Salim Group. Sementara H Holdings terindikasi lengan investasi yang terafiliasi dengan Grab.
“Bagi Bukalapak, melalui bisnis Mitra dan konektivitasnya dengan vertikal vertikal baru di pasar UMKM, kerja sama ini dapat mengembangkan penawarannya serta aksesibilitas kredit bagi para pelaku usaha di area rural,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Bukalapak Willix Halim.
Saat ini Bank Allo adalah bank berlisensi penuh yang menawarkan produk rekening pribadi, bisnis, dan rekening gabungan. Penambahan dana ini meningkatkan modal utama Bank Allo menjadi lebih dari Rp6 triliun dan membuat Allo menjadi salah satu bank digital dengan modal yang kuat di Indonesia.
“Kami antusias untuk meluncurkan layanan pinjaman kami di Indonesia, di mana terdapat hampir 280 juta jiwa, namun 50 persennya tidak memiliki rekening bank dan 15 persennya lagi masuk kategori underbanked dengan akses terbatas ke produk-produk pinjaman, investasi dan asuransi. Bank Allo berharap dapat menghadirkan akses yang mudah ke produk-produk finansial untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia melalui sebuah brand yang mereka ketahui dan percaya,” ujar Komisioner Bank Allo Ali Gunawan.
Traveloka juga masuk sebagai mitra strategis
Kemitraan antara sejumlah perusahaan ini juga dipandang oleh Managing Partner Growtheum Capital Partners Amit Kunal sebagai pendorong utama untuk membawa dampak positif bagi kebutuhan bisnis dan individu masyarakat Indonesia.
Kemitraan yang saling melengkapi antara perusahaan-perusahaan terpercaya seperti CT Corp dan Salim Group dengan pemain-pemain teknologi terdepan seperti Bukalapak, Carro, Grab, dan Traveloka akan memberikan Allo akses ke konsumen dan merchant dari semua kategori yang relevan yaitu retail, commerce, ride hailing, delivery, travel, dan auto.
“Kami antusias untuk bekerja sama dengan para manajemen dan pemegang saham untuk membuat produk-produk kredit sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia dan membantu mengembangkanbisnis-bisnis berkelanjutan hingga lintas siklus ekonomi dan generasi,” kata Amit.
Hal senada juga diungkapkan oleh Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi. Menurutnya pendekatan ekosistem terbuka dapat mengakselerasi digitalisasi industri finansial dan mendorong inklusi finansial di seluruh Indonesia. “Kemitraan ini akan membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia, termasuk para pelaku usaha dan bisnis-bisnis kecil dengan membantu mereka bertumbuh bersama sejalan dengan perkembangan ekonomi digital.
Sementara itu Co-Founder & CEO Traveloka Ferry Unardi menceritakan tujuan mereka dalam kerja sama ini. “Saya antusias untuk menyambut Allo di Traveloka. Sebagai superapp lifestyle, kami adalah platform independen dengan beragam penyedia kredit di Indonesia dan kami akan bekerja sama dengan Allo untuk menyesuaikan produk-produk pinjaman ini dengan kebutuhan gaya hidup dan aspirasi para pengguna kami.”
Sebagai platform, Carro mengklaim selama ini selalu berupaya melakukan inovasi dan menciptakan produk-produk sesuai kebutuhan para mitra dan konsumen. Melalui kemitraan ini dilihat sebagai kelanjutan dari perjalanan Carro dalam menyediakan pengalaman digital first yang kuat serta menggunakan big data untuk memberikan manfaat bagi para konsumen.
“Kemitraan ini akan memberikan kami akses ke produk-produk perbankan digital yang menarik untuk memenuhi kebutuhan mitra dan konsumen kami di Indonesia,” kata Co-founder & CEO Carro Aaron Tan.
Bank digital dan dukungan startup teknologi
Dukungan startup atau perusahaan teknologi terhadap realisasi bank digital terus bergulir di Indonesia. Konsep open ecosystem menjadi salah satu ciri khasnya, agar memungkinkan layanan finansial yang diusung bank tersebut dapat diintegrasikan dan menjadi sistem pendukung di platform teknologi terkait.
Strategi ini juga dinilai menjadi jalan terbaik untuk merangkul basis nasabah besar. Dengan terintegrasi di aplikasi konsumer tertentu, para bank tersebut berpotensi menjaring lebih banyak adopter — terlebih proses on-boarding juga sudah sepenuhnya dapat dilakukan secara digital. Hal ini mulai terlihat dengan acaranya penyematan proses pendaftaran bank ke aplikasi digital tertentu.
Nama Bank | Mitra Strategis (Perusahaan Teknologi) |
Allo Bank | Bukalapak, Grab, Traveloka, Carro |
Upbanx | Ekosistem Fazz Financial |
Bank Jasa Jakarta | WeLab |
Bank Sampoerna | Koinworks |
Bank Jago | Ekosistem GoTo, Bibit |
Bank Bumi Artha | Ajaib |
Bank Hijra | Alami |
Neo Commerce | Akulaku |
Bank Kesejahteraan Ekonomi | Ekosistem Sea Group |
Bank Hana | LINE |
Bank Bisnis | Kredivo |
Investasi ke bank digital oleh platform teknologi juga memiliki alasan kuat, pasalnya platform finansial akan menjadi landasan penting dalam proses bisnis mereka. Di tren awal, semua itu masih cukup terakomodasi dengan layanan e-money, namun adanya potensi perputaran uang yang lebih besar, intergasi secara langsung dengan sistem perbankan dianggap lebih menjanjikan.