Platform peer-to-peer lending GandengTangan tahun 2021 lalu berhasil menyalurkan pinjaman hingga Rp40,5 miliar, meningkat 10x lipat dari tahun sebelumnya.
Di tahun yang sama, GandengTangan juga telah mengantongi status berizin dari OJK. Meskipun saat pandemi tahun 2020 lalu mengganggu pertumbuhan GandengTangan, namun 2021 mereka telah mencatatkan rekor angka penyaluran pinjaman sejak awal berdiri.
Perdalam kerja sama dengan bank
Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO GandengTangan Jezzie Setiawan mengungkapkan, startupnya telah menambah kerja sama strategis dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah dengan Bank Sulselbar. Kerja sama tersebut akan dilanjutkan ke tahap integrasi yang lebih mendalam; awal tahun ini platform GandengTangan akan digunakan di 32 cabang Bank Sulselbar.
“Kami telah melakukan sosialisasi untuk roll out di 32 cabang Bank Sulselbar. Harapannya dengan kerja sama strategis ini bisa memberikan kesempatan kepada UMKM untuk mendapatkan pinjaman dari bank,” kata Jezzie.
Meskipun cukup sulit proses yang harus dilalui oleh platform fintech seperti GandengTangan untuk bisa menjalin kerja sama strategis dengan bank daerah, namun peluang tersebut dinilai bisa menyasar pelaku UMKM secara langsung. Karena masih besarnya risiko bank untuk memberikan pinjaman kepada usaha mikro, menjadikan kolaborasi dengan platform fintech sangat relevan. GandengTangan juga telah berkolaborasi dengan BRI. Saat ini bersama BRI juga telah dilakukan piloting di Tasikmalaya.
GandengTangan telah memiliki 10 lender institusi termasuk bank dan perusahaan modal ventura; dan 20 ribu lender dari kalangan individu. Untuk lender individu berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sementara untuk lender institusi, kebanyakan masih di pulau Jawa dan Sulawesi Barat. GandengTangan juga saat ini telah memiliki kategori borrower dari pelaku UMKM kelas mikro hingga menegah.
“Untuk borrower tercatat saat ini sudah sekitar 25 ribu dan sudah di seluruh Indonesia. Kami berhasil menjaga NPL 3% dan TKB90 sekitar 97%,” jata Jezzie.
Komitmen menjadi platform yang aman dan terproteksi diwujudkan GandengTangan dengan memperkuat sistem manajemen risiko. Langkah yang dilakukan adalah penggunaan berbagai macam metode pengamanan pembayaran dan menerapkan model credit scoring yang lebih komprehensif.
Inovasi baru dan penggalangan dana
Secara khusus saat ini GandengTangan memiliki 3 produk unggulan. Di antaranya adalah untuk pelaku UMKM mikro yang memanfaatkan koperasi hingga platform digital sebagai mitra mereka, kemudian ada juga invoice financing, dan yang terakhir adalah menyalurkan pinjaman limit Rp250 juta dengan suku bunga 6% per tahun. Layanan ini bisa terwujud berkat dukungan PT Bahana Artha Ventura yang juga merupakan investor dari GandengTangan.
Sementara untuk skema invoice financing, UMKM dapat menjadikan invoice belum terbayar sebagai jaminan untuk mendapat pendanaan dengan limit Rp2 miliar. Usaha perorangan pun dapat mengajukan pendanaan dengan limit Rp25 juta melalui GandengTangan berkat kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro (LKM).
“Tahun ini kami fokus untuk mengembangkan sederet inovasi pendanaan agar memudahkan UMKM jalankan usahanya. Beberapa inovasi tersebut sudah kami mulai di awal tahun ini,” ucap Jezzie.
Rencana lain yang ingin dilancarkan adalah melakukan penggalangan dana untuk tahap seri A. Masih dalam proses finalisasi, GandengTangan menargetkan sudah bisa mengantongi dana segar tersebut di kuartal dua tahun ini. Nantinya pendanaan tersebut akan digunakan oleh GandengTangan untuk memperluas kolaborasi dengan mengembangkan teknologi API, agar bisa disematkan di berbagai platform.
Saat ini GandengTangan telah memiliki aplikasi khusus untuk lender. Sementara untuk borrower disediakan pilihan untuk akses melalui situs web atau melalui mitra koperasi hingga platform digital yang menjalin kerja sama strategis dengan GandengTangan.
“Jika 2021 adalah tahun bangkitnya UMKM, di tahun ini kami berharap UMKM bisa semakin berkembang. GandengTangan akan selalu siap mendampinginya mencapai kesuksesan,” tutup Jezzie.
Sepanjang tahun 2021 (hingga November), menurut statistik yang dihimpun OJK, platform fintech lending telah menyalurkan sekitar Rp77,5 triliun dananya ke sektor produktif di berbagai bidang. Layanan fintech lending memang diharapkan menjadi alternatif pembiayaan modal di tengah pertumbuhan pesat sektor UMKM di Indonesia.