Aruna mengumumkan perolehan pendanaan tambahan untuk putaran seri A senilai $30 juta atau sekitar 431 miliar Rupiah yang dipimpin Vertex Ventures. Turut bergabung sejumlah investor sebelumnya seperti Prosus Ventures, AC Ventures, East Ventures (Growth Fund), Indogen Capital, SMDV, dan SIG Venture Capital.
Investasi baru ini membawakan total pendanaan seri A yang dihimpun Aruna mencapai $65 juta atau senilai 934 miliar Rupiah. Menurut data yang kami peroleh, saat ini valuasi Aruna sudah berada di kisaran lebih dari $200 juta.
Dana segar akan dimanfaatkan untuk menggenjot ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia, sembari meningkatkan market share Aruna di pasar global. Selain itu, perusahaan akan memanfaatkan dana untuk merekrut talenta lokal dalam membangun teknologi dan infrastruktur perikanan berkelanjutan dari hulu ke hilir.
“Putaran pendanaan tambahan ini membuktikan kepercayaan investor kepada potensi Indonesia sebagai negara maritim terbesar sekaligus membuktikan kiprah Aruna sebagai pionir di sektor ini. Aruna berkomitmen untuk terus membangun dampak yang lebih luas bagi Indonesia, khususnya masyarakat pesisir,” ujar Co-Founder & CEO Aruna Farid Naufal Aslam.
Ia melanjutkan, “Ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam mendorong perekonomian yang inklusif serta berkelanjutan dengan mendorong implementasi teknologi di seluruh penjuru tanah air. Visi kami adalah menargetkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan kami berharap bisa mencapai ini dengan revolusi rantai pasok perikanan, membangun inklusi keuangan dan mendorong implementasi perikanan yang berkelanjutan,”
Pada tahun 2021, Aruna telah membangun 100 komunitas nelayan dengan lebih dari 26 ribu nelayan terdaftar. Selain itu mereka juga telah membuka 5 ribu lowongan pekerjaan di daerah rural, khususnya pesisir. Tahun lalu, mereka juga menjual hasil tangkapan nelayan sebesar 44 juta kilogram ke lebih dari 8 negara. Hingga saat ini, Aruna telah beroperasi di 27 provinsi di seluruh Indonesia.
Kencangkan model bisnis B2B dan B2C
Berdiri sejak 2016, Aruna berperan sebagai one-stop-shop dan agregator perikanan untuk mengefisienkan rantai pasok produk perikanan dari nelayan ke pasar global. Sejak 5 tahun terakhir secara bisnis Aruna mengklaim telah mengalami peningkatan hingga 400x lipat.
Layanan andalan mereka adalah penjualan produk tangkapan nelayan. Sistem Aruna memungkinkan bisnis untuk melakukan pemesanan dalam jumlah besar (B2B) — termasuk untuk tujuan ekspor ke luar neger.
Selain itu, kini mereka juga melayani pemesanan personal untuk jumlah yang lebih kecil (B2C). Selain ikan segar, Aruna juga mulai merambah produk olahan dengan memberdayakan masyarakat rural dengan agenda untuk turut meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir.
“Misi kami adalah menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang lebih baik bagi semua dengan kampanye Sea For All. Kami berkomitmen dalam membangun infrastruktur yang mendukung perikanan yang berkelanjutan, karena kami yakin bahwa profit akan dapat diraih dengan menyeimbangkan antara manusia dan juga lingkungan” ujar Co-Founder & Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty.
Startup di bidang perikanan mendapat atensi investor
Sebagai negara maritim, ukuran pangsa pasar perikanan di Indonesia memang sangat besar. Digitalisasi yang mulai terlihat matang juga menjadikan kepercayaan tersendiri bagi para investor untuk mendukung startup yang memiliki visi untuk mendemokratisasi sektor tersebut.
Awal tahun ini eFishery juga baru mendapatkan pendanaan senilai 1,2 triliun Rupiah. Seperti diketahui, eFishery mengembangkan sejumlah alat teknologi dan sistem rantai pasok digital untuk membantu pembudidaya ikan/udang meningkatkan bisnis mereka. JALA Tech juga pada November 2021 mengumumkan pendanaan 85,7 miliar Rupiah dari sejumlah impact investor. Dan satu bulan sebelumnya, DELOS mendapatkan pendanaan awal dari Arise dan MDI Ventures.