Hadirnya startup di Indonesia menunjukkan jika inovasi dan kreativitas sumber dayanya sangat tinggi. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak startup yang berjalan di negeri ini. Bahkan, banyak orang yang berlomba-lomba mengembangkan inovasi melalui startup.
Namun, di luar banyaknya yang menceritakan startup yang unggul dan sukses menjadi Unicorn, di belakang itu juga banyak startup yang jatuh, yang tidak bisa melampaui tantangan-tantangan di awal.
Melalui seri webinar yang yang dilakukan IDS X ITS dengan tema “Webinar Startup Teknologi MIST-ITS: Why Startups Fail? Learning the Mistake from Founders”, menjelaskan bagaimana seharusnya seorang founder startup mengambil inisiatif untuk menjadi sukses dengan cara mempelajari kesalahan apa yang mungkin selama ini banyak dilakukan oleh mereka yang gagal atau tidak sukses.
Membuat startup itu mudah, tetapi bertahannya yang sulit
Dalam webinar ini founder dan CEO DailySocial, Rama Mamuaya menjelaskan jika membuat startup teknologi itu udah, Anda hanya perlu membeli website atau membeli domain, dan memiliki kartu nama sebagai CEO di salah satu company juga hal yang tidak sulit.
Akan tetapi, hal yang paling sulit dalam membangun startup adalah mempertahankan inovasi yang dibuat dalam kurun waktu dua, lima, atau sepuluh tahun. Inilah tantangan utama seorang founder yang sebenarnya.
Rama juga menyebutkan di Indonesia bahkan secara global, hampir 90% startup tidak bisa bertahan dalam jangka waktu 3 tahun. Selain itu faktor lainnya adalah winning is harder, semua founder pasti ingin memiliki startup yang lebih maju dan lebih menang dari kompetitornya atau ingin mengalahkan kompetitornya-kompetitor tersebut dari berbagai matriks.
Sehingga, mempertahankan dan menjalankan startup berkali lipat lebih sulit daripada membuatnya.
Mengapa startup Indonesia banyak yang tidak bisa bertahan?
Ada tiga komponen penting dalam membangun sebuah startup yaitu ide, tim founder, dan juga time.
Startup bisa gagal karena founder-nya menyerah dan berhenti bekerja, hal ini biasanya disebabkan oleh habisnya uang atau energi.
“Aku rasa ini bisa menjadi akar permasalahan mereka yaitu tidak memiliki cukup pengguna,” tambah Rama.
Sebanyak 81% startup Indonesia kehabisan uang karena tidak memiliki user (pengguna) yang cukup banyak untung menggunakan aplikasi atau inovasi yang dikembangkang. Sedangkan, user yang signifikan menggunakan aplikasi adalah cara mempertahankan sebuah startup.
Gagalnya startup juga bisa disebabkan oleh ide yang belum matang, karena pengembangan startup adalah sebagai sebuah solusi untuk memecahkan masalah. Apakah masalah tersebut benar-benar ada? Jika, ada berapa persen orang yang mengalami masalah tersebut, jangan sampai masalah ini hanya dirasakan oleh foundernya saja atau masalah yang dibuat-buat.
Kemudian, masalah waktu juga bisa menjadi hal yang cukup krusial untuk mengembangkan sebuah inovasi teknologi. Memilih waktu yang tepat untuk meluncurkan sebuah inovasi adalah saat adopsi awal, di mana belum banyak persaingan dan juga di pasaran masih dalam tahap pertumbuhan.
Gagal menjadi strategi untuk sukses
Membuat sebuah bisnis yang sukses itu ada dengan banyak jalan, tidak ada satu formula atau jalur yang serupa untuk membuat bisnis bisa menjadi besar dan sukses. Namun, satu formula yang dapat dipelajari adalah mengapa founder tersebut bisa gagal.
Salah satu alasan startup luar negeri bisa sukses adalah karena mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat atau orang terdekat, tetapi belajar dari kegagalan tersebut. Ketika sudah gagal hal yang seharusnya dilakukan adalah bagaimana agar tidak gagal untuk kedua kalinya.
Sehingga, belajar dari kegagalan founder atau startup dalam membangun inovasi adalah strategi untuk menuju bisnis yang sukses.
Untuk menghindari kegagalan dalam menjalankan bisnis startup, Anda juga bisa mengambil pendidikan yang berkaitan dengan bisnis startup. Salah satunya dengan mengikuti program S1, seperti software engineering, cyber security, multimedia technology, dan program S2 Startup Teknologi yang merupakan kerja sama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan IDS Digital College, yang memiliki tujuan untuk melakukan sinergi dengan industri startup melalui kerangka inovasi teknologi dan mengembangkan sumber daya manusia, serta pola pikir startup yang inovatif.
Dosen atau pengajar di S2 Startup Teknologi juga merupakan founder, CEO, dan managing director dari berbagai startup yang ada di Indonesia seperti PT Mandiri Capital Indonesia, Somia Customer Experience, Endeavor Indonesia, dan Harukaedu. Simak selengkapnya di laman IDS Digital College berikut.