Telkom Akses Berencana Kembangkan Koneksi Internet 10Gbps Untuk 20 Juta Hunian di Tahun 2015

Sebagai negara berkembang, Indonesia kerap dinilai menjadi salah satu negara tertinggal perihal jaringan dan kecepatan internet. Melihat kondisi tersebut, pada tanggal 7 Maret kemarin, Telkom Akses, sebagai salah satu pemilik infrastruktur jaringan internet di Indonesia, menandatangani kontrak modernisasi jaringan yang akan mempercepat sambungan internet di Indonesia.

Langkah ini merupakan gebrakan yang cukup signifikan dari Telkom Akses. Menurut berita yang dilansir pertama kali oleh The Register (11/3), jika benar terealisasi, Indonesia akan memiliki jaringan akses Internet berkecepatan tinggi yakni 10Gbps dengan melalui jaringan FTTP (kabel serat optik) dan menjangkau hingga 20 juta sambungan di tahun 2015 mendatang, atau naik lebih dari dua kali lipat pada tahun 2013 yang hanya mencapai 8,5 juta sambungan, itu pun merupakan gabungan antara berbagai macam jaringan.

Melalui situs resminya, Telkom Akses mengatakan perlunya bentuk kerja sama dengan konsorsium untuk percepatan pengadaan sambungan 10 Gigabit Capable Passive Optical Network (XGPON) bagi penetrasi broadband di Indonesia. “Hal ini guna menjamin hadirnya layanan akses internet lebih cepat hingga 10Gbps untuk downstream, dan 2,5Gbps untuk upstream,” bunyi salah keterangan yang kami kutip dari situsTelkom Akses.

Badriyanto selaku Direktur Utama Telkom Akses sempat menyatakan bahwa rencana peningkatan mutu kualitas jaringan Internet di Indonesia tak hanya memberi dampak positif terhadap perluasan jangkauan pengguna saja namun juga dapat menjadi peningkatan pertumbuhan di berbagai sisi. “Sudah saatnya rakyat Indonesia dapat menikmati internet yang cepat dan stabil karena hal tersebut juga akan berdampak langsung bagi perkenomian negara dan peningkatan taraf hidup masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

Rencana yang begitu besar tentunya juga mendatangkan biaya realisasi yang tak kalah besar. Kembali menurut pemberitaan The Register, dalam rencana ini Indonesia setidaknya membutuhkan dana proyek sebesar lebih dari US$ 100 miliar atau sekitar delapan persen dari GDP Indonesia. Gelontoran dana sebesar itu tentu tak seberapa dibandingkan dengan dampak positif yang akan didapatkan setelah proyek ini benar-benar terealisasi nantinya.

Jaringan internet yang terbatas di Indonesia merupakan masalah yang cukup klasik ditemukan dalam menumbuhkan industri digital. Dengan perkembangan yang semakin mengarah ke lingkup pertukaran informasi secara masal, jangkauan dan stabilitas koneksi internet yang dapat diandalkan menjadi tonggak utama pertumbuhan dan pergerakan ekonomi. Perlebaran jalur ini akan memudahkan hal tersebut dan menyokong berbagai kebutuhan industri terkait. Baik itu dunia komunikasi, perdagangan elektronik, maupun dunia hiburan, akan sangat diuntungkan dengan ketersediaan jalur sambungan internet yang lebih lebar dan lebih cepat.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.