Komunitas Girls in Tech Tunjukkan Kesetaraan Gender Dalam Dunia Teknologi

Berbicara dari sudut pandang persepsi, dunia teknologi digital masih identik dengan dunianya laki-laki. Sayangnya, fakta juga menunjukkan bahwa dunia teknologi digital masih didominasi pria. Secara total, investasi mengucur kepada perusahaan yang dipimpin dan/atau didirikan oleh kaum pria adalah sebanyak 80 persen, sementara untuk sisi perempuan masih 20 persen. Dukungan venture capital juga masih hanya sebesar 13 persen untuk bisnis yang dipimpin kaum perempuan, dan total pekerja perempuan di sektor teknologi masih sejumah 30,8 persen.

Tetapi jangan pesimis dahulu, apalagi ini adalah bulan April yang identik sebagai ‘bulan perempuan’. Karena data juga menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir makin banyak kaum perempuan yang bekerja di sektor teknologi ini.

Selain itu, kini banyak juga organisasi yang memang bertujuan untuk mengurangi gap gender di dunia teknologi digital dengan mendorong dan memberdayakan keterlibatan perempuan dalam teknologi. Baik melalui investasi, support, mentoring, atau menyediakan wadah diskusi komunitas.

Di Indonesia salah satunya adalah Girls in Tech Indonesia (GIT ID) yang Kamis (17/4/14) lalu menyelenggarakan sebuah pertemuan mengangkat tema Fashion & Tech. Fashion yang sangat berdekatan dengan dunia perempuan, disandingkan dengan Tech yang masih didominasi oleh laki-laki. Meet up ini, juga diselenggarakan dalam rangka ikut memaknai Hari Kartini.

“Kami ingin memberi perspektif bahwa dunia teknologi dan dunia fashion bisa berkaitan erat dari berbagai sisi,” ujar Aulia ‘Ollie’ Halimatussadiah, CTO Nulisbuku.com, yang juga salah satu founders dari GIT Indonesia.

Pendekatan semacam ini memang merupakan salah satu strategi GIT untuk lebih mendekatkan perempuan kepada dunia teknologi. “Karena menurut saya perempuan banyak yang mampu untuk lebih banyak berkiprah di dunia digital, namun perempuan banyak yang takut untuk bereksperimen dan keburu merasa bahwa teknologi adalah hal yang sulit untuk dipelajari. Jika mindset itu bisa dirubah, maka jumlah Girls in Tech pasti akan terus bertambah.”

Girls In Tech sendiri adalah organisasi global yang fokus kepada perempuan dan teknologi. Organisasi ini pertama kali dirintis Februari 2007 oleh Adriana Gascoigne di Amerika Serikat, sebagai salah satu wadah untuk diskusi seputar karier, bisnis, teknologi dan juga kewirausahaan.

Girls In Tech Indonesia (GIT-ID) adalah bagian dari Girls In Tech Global, menjadi sebuah wadah atau komunitas bagi perempuan di bidang teknologi. Dengan rutin melakukan pertemuan-pertemuan untuk saling berbagi pengetahuan, tempat ngobrol dan juga tempat untuk berkembang bersama dengan bantuan teknologi.

Acara Kamis menghadirkan tiga pembicara perempuan yang mengeluti dunia fashion. Pembicara pertama, Isna Menneveux yang menceritakan awal perkenalannya dengan teknologi, saat mendukung perusahaan suaminya, sebuah situs berita tentang startup dan teknologi Frenchweb.fr. Ini yang membuatnya dekat dengan dunia fashion di Paris dan membuat fashion blog-nya sendiri MyFashionJourney.

Selanjutnya, perempuan yang tak asing lagi dalam dunia digital, Hanifa Ambadar, membagikan update dari Female Daily Network, tentang fokus mereka ke kecantikan. Seperti diketahui bahwa Hanifa sendiri sukses mengembangkan FDN yang berawal dari blog fashion, hingga kini memiliki tim yang terdiri dari 26 orang.

Ollie sebagai pembicara menceritakan tentang the power of style, bahwa fashion itu penting untuk menceritakan pesan kepada dunia. “Saya terbiasa menyiapkan pakaian yang akan saya gunakan untuk menghadiri konferensi tertentu dengan serius, seperti saat saya menghadiri La Journee de la Femme Digitale Conference di Paris beberapa waktu lalu.”

Selain bincang-bincang, acara ini juga menggelar dua buah workshop singkat yang dibawakan oleh tim dari Think.Web. Workshop seputar tips dan trik membaca Google Analytics dan juga strategi dalam memasang Facebook ads.

[Foto dokumentasi Ollie]

Leave a Reply

Your email address will not be published.