Aplikasi finansial berbasis mobile BlackBerry Messenger Money (BBM Money) akhirnya diakui masih belum berhasil. Layanan hasil kolaborasi BlackBerry, PermataBank, dan perusahaan joint venture AGIT Monitise Indonesia yang beroperasi mulai awal tahun lalu ini disebutkan tidak mencapai target pelanggan dan target pendapatan. Untuk memanfaatkan modal yang sudah digelontorkan, terbuka kemungkinan untuk meningkatkan utilitas BBM Money ke platform smartphone yang lain.
Seperti dikutip dari IndoTelko, pihak Astra Graphia sebagai salah satu pemilik AGIT Monitise (pemilik lainnya adalah salah satu pemimpin dunia di segmen mobile money Monitise) menyebutkan hingga akhir tahun 2013 pendapatan yang diperoleh melalui BBM Money tidak mencapai angka satu miliar Rupiah, sementara target pelanggan aktif pun tidak tercapai.
BBM Money berhasil menarik minat 60 ribu pelanggan untuk mendaftar layanan ini dalam tiga bulan pertama dari target 100-200 ribu pengguna dan sempat memperoleh penghargaan Best Peer to Peer Programme di ajang Emerging Payments and Prepaid Awards bulan Oktober 2013.
Faktor eksklusivitas untuk BlackBerry versi lama (OS 5,6, dan 7) bisa jadi merupakan faktor utama belum melejitnya layanan yang memudahkan pengguna untuk mengirim uang ke teman yang terdaftar di BBM dan membayar berbagai tagihan langsung di smartphone BlackBerry. Kejatuhan BlackBerry yang tak terelakkan sepanjang tahun 2013 dan meroketnya kepemilikan Android di Indonesia di periode tersebut membuat utilisasi BBM Money menjadi tidak optimal.
Jika BBM sendiri sudah bersifat multiplatform, akan salah jika BBM Money sebagai layanan turunannya tetap bertahan eksklusif. Presiden Direktur Astra Graphia Herrijadi Halim dari sumber yang sama tetap optimis dengan menyebutkan, “Kita akan buka nanti untuk multi platform bisa di iOS dan Android. Tantangannya itu dalam alih teknologi dari partner. Ini potensinya besar. Kita tinggal pikirkan opsi terbaik saja untuk ke depannya.”
Pasar mobile money di Indonesia bakal semakin ketat menghadang BBM Money setelah Bank Mandiri di bulan September kemarin memberikan solusi yang serupa untuk platform iOS dan Android bertajuk Mandiri E-Cash. Dukungan bank terbesar di Indonesia tentu saja memberikan kemudahan bagi pengguna layanan E-Cash, terutama soal melakukan top up ke akun yang berada di ponsel. Tak cuma itu, CIMB Niaga juga menawarkan solusinya sendiri bernama Rekening Ponsel.
Kegagalan BBM Money di negara pilot project-nya bisa membuat BlackBerry berpikir dua kali untuk mengadaptasinya ke pasar-pasar negara lain. Modal awal operasional BBM Money disebutkan mencapai $3 juta (hampir mencapai Rp 35 miliar dengan kurs hari ini).